Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Dunia Medis Sedang Tidak Baik-baik Saja
17 April 2025 20:34 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Vindy W Maramis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dunia medis sedang tidak baik-baik saja. Kalau selama ini biasanya kita akan mendapati kasus kriminalitas yang dilakukan oleh Rumah Sakit, nakes, ataupun dokter hanya seputar malpraktek, salah memberi dosis obat ataupun salah diagnosa, kali ini kita dihebohkan dengan munculnya kasus pencabulan. Terkuaknya kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh dokter anestesi PPDS Unpad di RS Hasan Sadikin Bandung telah mencoreng marwah dunia medis.
ADVERTISEMENT
Cara sang dokter menjebak korban menjadi part paling mengerikan, bak film-film psikopat. Dengan alibi mengambil sampel darah korban yang tengah menunggu sang ayah yang sedang kritis di ruang operasi, sang dokter pun meluncurkan aksinya dengan melakukan serangkaian tindakan yang sistematis, membawa korban ke gedung baru yang masih sepi, kemudian menyuntikkan aestesi lalu memperkosa si korban. Nahas, korban kehilangan kesuciannya sekaligus kehilangan ayah juga.
Kasus ini masih hangat, namun lagi-lagi kita disuguhkan dengan berita serupa baru-baru ini viral di jejaring media sosial, yakni pelecehan terhadap ibu hamil yang dilakukan oleh dokter kandungan di Garut.
Dua kasus ini telah membuat masyarakat was-was dan memiliki trust issue terhadap tenaga kesehatan, terutama terhadap dokter. Profesi mulia itu kini telah menjadi momok tersendiri bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Krisis moral kini semakin menjadi-jadi. Dari segala lini mengalami kerusakan moral. Aturan dan hukum yang ada ternyata gagal menanggulangi krisis moral ini.
Hukum dalam demokrasi tidak mampu memberi efek jera terhadap pelaku kejahatan seksual, sehingga kasus-kasus pencabulan, pelecehan, perzinahan hingga pemerkosaan bukannya berkurang malah semakin menjamur.
Asas sekulerisme yang menjadi pilar dalam demokrasi telah menimbulkan efek domino dalam kehidupan, baik kehidupan individu, kehidupan bermasyarakat hingga kehidupan bermasyarakat.
Memisahkan peranan agama dalam kehidupan (sekulerisme) sama saja dengan melanggengkan kerusakan dan kemerosotan moral manusia itu sendiri.
Salah satu dampaknya dalam dunia kesehatan ialah adanya stereotip serupa yang mengganggap bahwa ilmu medis dan sains tidak boleh dikaitkan dengan agama. Sehingga pada akhirnya terciptalah dokter-dokter yang kering ruhiyah-nya. Ilmu yang didapat tidak bisa dikaitkan dengan hakikat penciptaannya, yaitu segala sesuatu diciptakan oleh Allah dengan tujuan, termasuk ilmu tentang medis dan sains.
ADVERTISEMENT
Bahkan dalam Al-Qur’an sendiri terdapat banyak sekali ilmu terkait medis dan sains. Namun akibat paham sekulerisme, orang-orang yang concern dengan ilmu ini tidak memiliki bounderis yang jelas terhadap fungsi dan tujuan ilmu tersebut, yakni semestinya untuk memberi manfaat dan menyembuhkan orang lain, justru menjadi senjata untuk melakukan kejahatan seksual.
Disamping itu, minimnya peranan negara juga memperparah kondisi ini. Kasus kejahatan seksual tidak pernah diberi hukuman yang keras dan memberi efek jera, bahkan kini tanpa adanya kekuatan massa, sulit bagi korban untuk mendapat keadilan. Istilahnya no viral no justice. Belum lagi konten-konten asusila dan berbau pornografi tidak pernah benar-benar secara serius dihapus oleh pemerintah. Link dan konten-konten tersebut masih bertebaran dan bahkan bebas diakses oleh siapa saja dan kapan saja.
ADVERTISEMENT
Islam sendiri sebagai agama sekaligus ideologi yang memiliki seperangkat aturan hidup yang lengkap dan sempurna telah memberikan solusi atas kerusakan moral yang terjadi pada manusia.
Dahulu, kehidupan masyarakat Mekkah amatlah jahiliah. Moral masyarakat Mekkah pada saat itu begitu rusak, perzinahan, perbudakan, dan pemerkosaan merupakan hal yang biasa. Kemudian Allah turunkan Islam melalui Rasul-Nya, Muhammad SAW. Aturan-aturan Islam turun bukan sekedar memperbaiki kehidupan masyarakat Mekkah, namun untuk memperbaiki kehidupan manusia secara umum.
Akidah yang lurus dan benar bukan hanya diimplementasikan dalam diri setiap individu, namun juga dimanifestasikan dalam sebuah sistem negara. Ini merupakan simpul yang saling berkaitan dalam mejaga kehidupan manusia. Negara berbasis aqidah Islam akan menciptakan mansuia-manusia yang takut kepada Tuhan, amanah dan professional di bidangnya. Pemimpin negara yang memperhatikan moral masyarakatnya, memberikan pendidikan yang berkualitas, fasilitas yang layak dan lain sebagainya. Begitu pula dengan tenaga professional seperti dokter, mereka yang berprofesi sebagai dokter akan senantiasa mengamalkan ilmunya atas dasar keimanan, yaitu menjadi sebaik-baik manusia yang banyak memberi manfaat pada manusia lain.
ADVERTISEMENT
Allahua’lam.