Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Islam Menjaga Kehormatan Perempuan
24 Oktober 2023 19:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Vindy W Maramis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bicara soal perempuan , salah satu makhluk ciptaan Allah yang memiliki kodrat kelemahlembutan fisik dan perasaan. Atas hal ini maka Allah telah mensyariatkan hukum-hukum seputar wanita beserta penjagaannya. Bahkan dalam Al-Qur'an Allah secara khusus menurunkan surah An-Nisa yang artinya wanita. Dalam salah satu ayat yang artinya:
ADVERTISEMENT
Yang dimaksud dengan pemimpin dalam ayat tersebut ialah segala sesuatu yang memang dilebihkan Allah pada kaum laki-laki, sebagaimana fungsi dan kewajibannya yakni yang melindungi, menjaga, mendidik, dan menafkahi (suami).
Namun, bila melihat fakta yang menimpa kaum perempuan pada saat ini sungguh memilukan. Maraknya kasus pelecehan seksual , eksploitasi, kekerasan, sampai pembunuhan, seolah kaum perempuan yang lemah dan lembut bukan lagi untuk dilindungi melainkan direndahkan dan diperlakukan semena-mena. Hingga kemudian mucullah istilah femisida.
Menurut hasil Sidang Umum Dewan HAM PBB, femisida merupakan pembunuhan terhadap perempuan yang didorong oleh kebencian, dendam, penaklukan, penguasaan, penikmatan, dan pandangan terhadap perempuan sebagai kepemilikan sehingga boleh berbuat sesuka hatinya.
Kasus femisida ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat. Biasanya dilakukan oleh kekasih atau mantan kekasih. Salah satu contoh kasusnya seperti kasus Ronald Tannur yang melakukan kekerasan yang mengakibatkan kematian kepada kekasihnya DS.
ADVERTISEMENT
Hal ini tak lepas dari kebebasan yang difasilitasi oleh demokrasi. Dalam demokrasi manusia diberi kebebasan berperilaku dan dilindungi oleh HAM (Hak Asasi Manusia). Ketika manusia bebas berperilaku dengan mengatasnamakan HAM dan demokrasi maka tatanan kehidupan yang karut-marutlah yang akan terjadi seperti saat ini.
Perilaku buruk dan menyelisihi norma pun tak dapat dicegah. Jelas dalam Islam Allah telah melarang melakukan aktivitas yang mendekati zina, salah satunya aktivitas berpacaran.
Bahkan, Islam juga telah mensyariatkan kepada kaum perempuan untuk mentutup aurat secara sempurna dengan memakai kerudung dan jilbab (gamis), serta kewajiban menundukkan pandangan bagi kaum laki-laki dan menjaga kemaluan.
Semua itu agar interaksi antara laki-laki dan perempuan terlindungi dan saling menjaga kehormatan. Namun kembali lagi, hal-hal semacam ini apabila disampaikan akan dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu HAM.
ADVERTISEMENT
Padahal ketika Islam diimplementasikan dalam kehidupan manusia secara sempurna, maka ia akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Ini sesuatu yang pasti karena merupakan janji dari Allah Swt. Yang artinya setiap syariat yang diturunkan Allah akan mendatangkan kebaikan.
Seperti pada masa kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin oleh Khalifah Muhammad bin Harun Ar-Rasyid atau yang masyhur dengan julukan Al Mu'tashim Billah. Ia juga dikenal dengan ketegasannya dalam melindungi kaum perempuan.
Kisahnya tercatat dalam sejarah hingga saat ini. Yaitu ketika seorang budak muslimah dilecehkan orang Romawi. Pada saat perempuan tersebut berbelanja di pasar, bagian bawah pakaiannya dikaitkan ke paku oleh orang Romawi, sehingga terlihat sebagian auratnya ketika ia berdiri.
Lalu, perempuan tersebut berteriak meminta tolong sambil memanggil nama sang khalifah, “Waa Mu’tashimaah!” yang artinya “Di mana engkau wahai Mu’tashim (tolonglah aku)!”
ADVERTISEMENT
Ketika Al Mu'tashim mendengar berita tersebut, beliau segera menurunkan puluhan ribu pasukannya untuk menyerbu Ammuriah (yang berada di wilayah Turki saat ini).
Sebagian ada yang meriwayatkan bahwa tentara berbaris dengan sangat panjang dan tidak putus dari gerbang istana khalifah di Baghdad hingga Ammuriah (Turki). Kejadian ini juga yang menjadi cikal bakal penaklukan kota Ammuriah dari kekuasaan Romawi.
Kemudian Al Mu'tashim menemui perempuan tersebut dan bertanya, “Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?” Sang wanita mengangguk dan terharu.
Ini hanyalah salah satu contoh yang dalam sejarah kekuasaan Islam. Begitulah perempuan dalam Islam. Keberadaan kaum perempuan adalah untuk dimuliakan, dihormati dan dilindungi sebagaimana yang diperintahkan Allah.
Allahua'lam.