Konten dari Pengguna

Menghancurkan Masa Depan Anak Dengan Ucapan

Vira Tamara
Saya merupakan mahasiswa Sastra Indonesia, di Universitas Pamulang yang sedang gemar menulis.
30 November 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vira Tamara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Satu Ucapan Merusak Kehidupan

ADVERTISEMENT
Pelecehan emosional atau psikologi terhadap anak-anak merupakan salah satu bentuk kekerasaan yang tidak melibatkan fisik namum memiliki efek jangka panjang. Kekerasaan ini menimbulkan luka dan trauma yang mendalam bagi korbannya, tidak jarang pelaku kekerasaan ini tidak menyadari tindakannya yang dapat membuat kehidupan seseorang berubah. Kekerasaan ini berupa penghinaan, mengabaikan, merendahkan kemampuan, serta mempermalukan anak secara terus-menerus. Mengabaikan dan merendahkan anak dapat merusak kepercayaan diri dan perkembangan emosional. Anak yang merasa diabaikan dan direndahkan cenderung lebih tidak percaya diri atas kemampuannya dan sering kali merasa tidak berharga.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Devon Safeguarding Children Partnership pelecehan emosional terhadap anak yang melibatkan tindakan merendahkan, mengabaikan serta mempermalukan anak secara terus-menerus dapat menimbulkan masalah bagi perkembangan emosional mereka. Kata-kata yang sering kita anggap remeh dan terkesan tidak penting justru malah sangat terekam jelas didalam otak mereka, sering kali kita lupa bahwa sangat penting memberikan apresiasi terhadap hasil yang dicapai oleh mereka. Bahkan tak jarang korban pelecehan emosional sering mengalami trauma yang lebih lama, korban yang mengalami tindakan tersebut sering merasa kesulitan dalam membangun hubungan dan merasa kurang percaya diri atas kemampuannya bahkan sering merasa tidak punya ambisi dalam hidupnya. Dampak dari pelecehan ini bisa merusak kesehatan mental seperti depresi yang bahkan bisa bertahan hingga dewasa.
ADVERTISEMENT
Menganggap remeh pelecehan emosional sama saja mendorong kehidupan seseorang menuju kehancuran. Pelaku pelecehan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat seperti keluarga, kerabat, dan pengasuh anak. Menurut Child Crime Prevention & Safety Center korban pelecehan emosional ini biasanya dilakukan atau terjadi dikalangan keluarga yang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga dengan orang tua tunggal, kasus perceraian, dan keluarga yang memiliki riwayat penyalahgunaan zat terlarang, hal ini pun dapat terjadi dikalangan keluarga yang baik ketika orang tersebut sedang mengalami stres. Walaupun kejahatan ini tidak melibatkan fisik dan lebih sulit diidentifikasi namun pelecehan ini memiliki dampak yang cukup serius dan berjangka panjang bila tidak diberikan perhatian khusus. Maka dari itu kita harus lebih meningkatkan kesadaran akan pelecehan emosional yang dapat merusak kehidupan seseorang. Kejahatan pelecehan bukan hanya yang terlihat saja namun pelecehan yang tidak terlihat memiliki dampak yang sama seriusnya. Salah satu cara mencegah pelecehan emosional anak ialah dengan cara lebih pandai mengelola emosi ketika sedang berhadapan dengan anak, memberika apresiasi sekecil apapun usaha anak, memperbanyak literasi terhadap pelecehan emosional anak, dan menciptakan lingkungan yang baik.
ADVERTISEMENT
Membiarkan hal ini berlarut-larut akan menjadi masalah yang sangat besar dikemudian hari, dampak dari kejadian ini pun sangat berpengaruh terhadap masa depan anak. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, ada 15.011 korban kekerasan anak yang terjadi di Indonesia dan dari data tersebut sekitar 3.693 mengalami kekerasaan psikis dan angka ini masih bisa bertambah setiap harinya. Melihat masih banyaknya kekerasaan yang dilakukan terhadap anak di Indonesia membuktikan bahwa rakyat Indonesia belum sepenuhnya memahami kekerasaan yang dilakukan terhadap anak dapat meninggalkan dampak-dampak yang sangat fatal bagi masa depan anak, terlebih lagi masih adanya data yang menunjukan kekerasaan yang dilakukan terhadap perkembangan mental anak. Maka dari itu sudah saatnya kita sekarang terbuka dan lebih memahami bentuk-bentuk kekerasaan dan belajar mengelola emosi ketika berhadapan dengan anak, agar terciptanya lingkungan yang nyaman bagi pertumbuhan masa depan anak.
sumber foto: freepik/Ilustrasi gambar pelecehan anak lewat ucapan