Konten dari Pengguna

Maurizio Sarri dan Deretan Pelatih yang Justru Dipecat Sehabis Juara

10 Agustus 2020 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sarri Out? Foto: AFP/Marco Bertorello
zoom-in-whitePerbesar
Sarri Out? Foto: AFP/Marco Bertorello
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Maurizio Sarri membawa Juventus menjadi kampiun Serie A musim ini ternyata tak cukup membuat manajemen puas. Performa tim yang dinilai naik turun, hingga tak mampu berbuat banyak di kompetisi lainnya, membuat seruan #SarriOut ramai digaungkan.
ADVERTISEMENT
Puncaknya, saat I Bianconeri tersingkir di babak 16 besar Liga Champions, eks Pelatih Chelsea tersebut langsung dilengserkan dari kursi kepelatihan. Sebagai gantinya, La Vecchia Signora menunjuk legenda sepak bola Italia, Andrea Pirlo, untuk mengisi pos tersebut.
Well, Sarri nyatanya tak sendiri. Sebelumnya, ada deretan Pelatih top yang sudah lebih dulu merasakan kejamnya industri sepak bola: dipecat sehabis juara.
Dikutip dari berbagai sumber, kali ini kami bakal menyajikan deretan Pelatih yang justru dipecat sehabis membawa timnya juara. Sila disimak.
Fabio Capello (Real Madrid)
Pelatih asal Italia, Fabio Capello. (Foto: Wikimedia Commons)
Real Madrid pernah mengalami panceklik gelar liga di rentan tahun 2004 sampai 2006. Sebagai solusinya, manajemen Los Blancos memulangkan Fabio Capello untuk mengarungi musim kompetisi 2006/2007.
Capello sendiri bukanlah sosok yang asing bagi Madrid. Dirinya pernah membawa Los Merengues menjuarai La Liga tepat 10 musim sebelumnya--1996/97.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, Pelatih asal Italia tersebut akhirnya benar-benar menjadi solusi buat Madrid. Ia lagi-lagi sukses memenangi gelar La Liga di musim pertamanya.
Naas, manajemen klub kala itu tak puas dengan performanya. Gaya bermainnya juya dinilai kerap membosankan. Puncaknya, ketika Madrid tersingkir di babak 16 besar Liga Champions, Capello pun langsung dicopot dari jabatannya.
Roberto Di Matteo (Chelsea)
Roberto Di Matteo memeluk Gianfranco Zola dalam sebuah sesi latihan Chelsea jelang final Piala FA 1997. Foto: AFP
Setelah memecat Andre Villas-Boas pada Maret 2012, Chelsea menunjuk Asisten Pelatih, Roberto Di Matteo, untuk melanjutkan tongkat estafet kepelatihan.
Di Matteo dipatok target untuk membawa The Blues finis di empat besar. Meski akhirnya gagal mencapai target yang telah ditentukan--finis di urutan ke 6, torehan Di Matteo bersama Chelsea justru melebihi target tersebut: juara Liga Champions musim 2011/12.
ADVERTISEMENT
Dengan hasil tersebut, Chelsea berhak atas satu tiket ke Liga Champions musim depan. Di Matteo pun akhirnya diberi status permanen oleh manajemen.
Sayang, mantan Pelatih West Bromwich Albion tersebuk gagal mempertahankan performa timnya. Chelsea justru tampil buruk di musim berikutnya. Pada akhirnya, Di Matteo benar-benar kehilangan jabatannya pada bulan September.
Jose Mourinho (Chelsea)
Jose Mourinho emosi. Foto: Reuters/Andrew Couldirdge
Di tahun 2013, Jose Mourinho kembali menerima pinangan Chelsea. Pelatih asal Portugal tersebut pun langsung 'tancap gas' dengan tim yang pernah ia tangani sebelumnya di tahun 2004 sampai 2007.
Di musim pertamanya kembali, Mourinho sukses membawa 'Biru London' finis di urutan ketiga. Semusim setelahnya, Mou benar-benar membawa The Blues menjuarai Liga Inggris.
Berkat pencapaiannya, Mourinho dipercaya akan langgeng bersama Chelsea. Namun, karena permasalahan internal klub, Mourinho akhirnya dipecat di bulan Desember.
ADVERTISEMENT
Louis Van Gaal (Bayern Muenchen)
Louis Van Gaal melambaikan tangan. Foto: Jordan Mansfield/Getty Images
Prestasi Van Gaal di tahun 2010 sebenarnya cukup apik. Selain berhasil memenangi gelar Bundesliga, Pelatih berpaspor Belanda tersebut juga sukses membawa Die Roten menjuarai dua kompetisi domestik lainnya: DFB-Pokal dan DFL-Supercup.
Di samping itu, eks Pelatih Barcelona tersebut juga berhasil membawa Bayern Muenchen menjadi runner up Liga Champions.
Namun, karena berselisih dengan petinggi klub, Van Gaal akhirnya dibebastugaskan di musim berikutnya.
Ernesto Valverde (Barcelona)
Ernesto Valverde di markas latihan Barcelona. Foto: Reuters/Albert Gea
Datang ke Camp Nou di tahun 2017, Valverde sebenarnya tidak gagal-gagal amat dalam menangani tim Catalunya tersebut. Bahkan, eks Pelatih Valencia sukses membawa Blaugrana merengkuh titel La Liga dalam dua musim beruntun: 2017/18 dan 2018/19.
Well, prestasi Barcelona di kompetisi domestik memang sudah menjadi hal yang biasa. Valverde sejatinya dituntut untuk merengkuh gelar di tingkat yang lebih tinggi, Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Terlebih, setelah terakhir kali menjuarai Liga Champions di musim 2014/15, sang rival, Real Madrid, justru merengkuh titel tersebut tiga musim berturut-turut.
Kegagalan Valverde di kompetisi terelit Benua Biru tersebutlah yang menjadi pangkal pemecatannya di awal tahun 2020. Ia akhirnya digantikan oleh eks Pelatih Real Betis, Quique Setien.
Naas, keputusan tersebut justru menjadi boomerang bagi Blaugrana. Ya, selain konflik yang terjadi di internal tim, kini Lionel Messi cs. kudu merelakan trofi La Liga jatuh ke tangan Real Madrid.