Konten dari Pengguna

Dua Wajah Birokrasi: Antara Pelayanan Prima dan Belenggu Kusut

Virgano TS
Mahasiswa Hukum Keluarga UIN Syarirf Hidayatullah Jakarta
24 September 2024 14:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Virgano TS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Birokrasi Kusut. Foto: https://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Birokrasi Kusut. Foto: https://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
Apabila kita mengutip dari KBBI, “Birokrasi” merupakan sistem pemerintahan yang mana tugasnya dijalankan oleh pegawai pemerintah yang memiliki jabatan serta berpegang pada hierarki jenjang jabatan. Sedarmayanti seorang Dosen Universitas Dr. Soetomo serta ahli dalam bidang ilmu administrasi mengatakan, “Birokrasi” ialah organisasi yang mempunyai jenjang, yang mana setiap jenjang ditempati oleh pejabat yang sumber wewenangnya diatur dalam peraturan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan kita tak terlepas dalam hal birokrasi, pastinya banyak kegiatan, pekerjaan, dan lain sebagainya dilakukan melalui birokrasi terlebih dahulu. Pada realita ini tak jarang ada kontroversi dari sebuah birokrasi, ada yang merasa birokrasi menjadi sebuah upaya yang terstruktur dan memuat nilai positif didalamnya dengan memudahkan masyarakat dalam mempertemukan keinginan masyarakat kepada negara, akan tetapi dilain sisi birokrasi pula memiliki penilaian negatif dikarenakan mempersulit manusia serta menjadi alat pejabat yang mengikat masyarakat.
Dalam hal ini perdebatan tentang birokrasi masih relevan sampai saat ini di sebuah negara. Perdebatan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu, ada perbedaan pendapat antara kaum Hegelian dan Weberian yang bertentangan dengan kaum Bureu Pathology tentang birokrasi.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan Hegelian dan Weberian, mereka memandang birokrasi adalah hal yang baik serta rasional, Hegel mengibaratkan sebuah birokrasi adalah sebuah jembatan yang mana hal ini menghubungkan antara Masyarakat dan Negara. Birokrasi mempunyai urgensi yang sangat vital untuk mengakomodir kepentingan umum yang diinginkan masyarakat, mengingat setiap individu manusia memiliki kepentingan dan keinginan yang berbeda-beda apabila diurus sendiri oleh warga negaranya dipastikan terjadi kekacuan, karena setiap warga negara memiliki dan memperjuangkan kepentingan subyektifnya yang kontra dengan kepentingan orang lain.
Ilustrasi Birokrasi. Foto: https://pixabay.com/
Berbeda dengan pandangan Bureu Pathology, mereka memandang birokrasi adalah hal yang buruk dan berantakan. Karl Max adalah tokoh dari salah satu kaum bureu pathology mengatakan birokrasi ialah alat yang digunakan oleh kaum kelas atas atau orang yang memiliki kekuasaan, yakni kaum kapitalis dan borjuis untuk mengeksploitir atau menindas kelas proletar. Dalam hal ini birokrasi ibarat sebuah parasit yang keberadaannya menempel pada kaum kapitalis atau kelas yang berkuasa dalam hal ini digunakan untuk memaksakan kehendaknya kepada orang yang diikat olehnya, terlepas hal itu baik atau buruk. Maka dari itu Birokrasi sering dikaitkan dengan kerja yang lambat, prosedurnya berbelit-belit, serta peraturannya terkadang aneh.
ADVERTISEMENT
Pada hakikatnya apabila kita memandang secara netral (value free) tidak terkait dengan pengertian baik dan buruk, maka bisa kita katakan eksistensi dari birokrasi itu sendiri adalah menitikberatkan pada pekerjaan pemerintahan yang diatur secara terorganisasi dengan formal, berjenjang, serta kompleks mengikuti peraturan yang berlaku disebuah negara tersebut.