Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Varian Omicron Akan Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
3 Februari 2022 13:10 WIB
Tulisan dari wafit hidayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum 2 tahun lalu, ditemukan masalah baru Covid19 di penghujung tahun 2019 di Wuhan, varian baru Omicron. Virus Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan langsung membuat khawatir banyak negara tentang meningkatnya jumlah infeksi Covid-19. Varian itu baru ditemukan di Indonesia pada Rabu, 15 Desember 2021, pertama kali Omicron terlihat di petugas kebersihan wisma atlet.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sedang memantau penyebaran kasus varian baru omicron ini. Peningkatan kasus Omicron bukan lagi karena perjalanan para migran yang kembali dari luar negeri, tetapi penularan telah terjadi di dalam negeri. Varian ini juga dikenal memiliki kecepatan deployment yang lebih cepat dibandingkan varian delta. Pemerintah tidak ingin perubahan omicron tembaga menghambat pemulihan ekonomi awal tahun ini.
Sejauh ini, jumlah kasus harian di Indonesia mencapai 3,3 juta dengan jumlah kematian 8.000 sejak pandemi 2020. Dibandingkan negara lain, angka ini lebih baik. Bukan berarti pemerintah mengabaikan ancaman yang ditimbulkan oleh Omicron. Kinerja pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun terancam setelah munculnya variasi omicron. Keberadaannya kemungkinan akan mengganggu rencana pertumbuhan ekonomi untuk kedua kalinya.
Pelaku pasar juga mulai khawatir karena makin menyebarnya varian Omicron di AS, dengan peningkatan lebih dari 156.000 kasus. Omicron sendiri telah ditemukan di 43 negara bagian AS dan 90 negara di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Dampak jangka pendek dari omicron pada perekonomian akan tergantung pada apakah pemerintah meningkatkan jumlah kasus. Belajar dari varian Delta yang terjadi pada Juli lalu, peningkatan kasus yang pesat membuat pemerintah membatasi aktivitas pergerakan masyarakat. Tentunya dengan terbatasnya aktivitas mobilitas masyarakat, maka aktivitas ekonomi juga akan terbatas.
Menurut saya, pemerintah harus memiliki kebijakan untuk mempercepat pelaksanaan program imunisasi tambahan. Dan upaya adaptasi dari pandemi ke kebijakan dan alat kalibrasi yang fleksibel dan fleksibel harus digunakan. Setiap negara sekarang harus terus bekerja sama untuk melakukan penelitian untuk mengungkap pengembangan varian yang lebih potensial dan untuk menemukan vaksin dan perawatan yang lebih baik.
Untuk mengantisipasi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I akibat varian Omicron, pemerintah harus cepat melakukan langkah-langkah yang memprediksi penyebaran varian Omicron. Karena itu, dampaknya tidak akan terasa hingga setidaknya Maret.
ADVERTISEMENT