Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Dinamika Profesi Perawat dalam Lintasan Sejarah
31 Oktober 2024 18:22 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari wahyu andrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Profesi perawat memiliki akar sejarah yang panjang dan berliku, seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Perawat telah berperan penting dalam memberikan perawatan kesehatan sejak zaman kuno, yang perjalanannya sejarahnya meliputi peradaban Mesir Kuno, peradaban Yunani Kuno, dan masa Kekaisaran Romawi.
ADVERTISEMENT
Meskipun istilah "perawat" seperti yang kita kenal sekarang belum ada pada masa Mesir Kuno, tetapi peran penyembuhan dan perawatan kesehatan sangat penting. Mereka yang menjalankan tugas ini seringkali disebut sebagai ahli pengobatan atau penyembuh. Para penyembuh Mesir Kuno sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang anatomi manusia, penyakit, dan pengobatan. Mereka mempelajari berbagai jenis tanaman obat, teknik pembalutan luka, dan bahkan melakukan beberapa jenis operasi sederhana. Pengobatan di Mesir Kuno sangat erat kaitannya dengan kepercayaan spiritual. Para penyembuh seringkali dianggap sebagai perantara antara dunia manusia dan dunia roh. Mereka menggunakan mantra, amule, dan ritual keagamaan dalam proses penyembuhan. Profesi penyembuh memiliki status sosial yang cukup tinggi, terutama mereka yang bekerja di istana atau kuil. Namun, ada juga penyembuh yang bekerja di kalangan masyarakat umum. Baik pria maupun wanita dapat menjadi penyembuh. Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa ada wanita yang sangat terkenal sebagai ahli pengobatan. Meskipun telah ribuan tahun berlalu, pengetahuan medis yang dimiliki oleh para penyembuh Mesir Kuno masih relevan hingga saat ini. Beberapa teknik pengobatan yang mereka gunakan, seperti penggunaan tanaman obat dan pembalutan luka, masih digunakan dalam pengobatan modern. Profesi penyembuh di Mesir Kuno tidak hanya sebatas memberikan perawatan medis, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan sosial yang kuat. Mereka adalah sosok yang dihormati dan berperan penting dalam masyarakat Mesir Kuno. Warisan mereka terus menginspirasi perkembangan ilmu kedokteran hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak ada istilah "perawat" yang spesifik seperti yang kita kenal sekarang, tetapi praktik perawatan kesehatan di Yunani Kuno sudah cukup maju. Peran ini seringkali dijalankan oleh orang-orang yang terkait dengan kuil-kuil dewa penyembuh. Kepercayaan pada dewa penyembuh, terutama Asclepius, sangat kuat. Kuil-kuil dewa ini berfungsi sebagai pusat pengobatan dan tempat orang sakit datang untuk mencari kesembuhan. Para penyembuh Yunani Kuno sangat menguasai pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan obat dan khasiatnya. Mereka menggunakan tanaman-tanaman ini untuk membuat ramuan obat. Pengobatan di Yunani Kuno lebih banyak bergantung pada observasi terhadap gejala penyakit dan pengalaman empiris. Orang Yunani Kuno sudah mengenal pentingnya kebersihan. Mereka percaya bahwa kebersihan tubuh dapat mencegah penyakit. Jika dibandingkan dengan Mesir Kuno, praktik pengobatan di Yunani Kuno lebih menekankan pada aspek rasional dan ilmiah, meskipun masih sangat dipengaruhi oleh kepercayaan agama. Sementara di Mesir Kuno, pengobatan lebih terintegrasi dengan kepercayaan spiritual dan mistis. Profesi penyembuh di Yunani Kuno memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat. Mereka tidak hanya memberikan perawatan medis, tetapi juga memberikan harapan dan kenyamanan bagi orang sakit. Warisan mereka terus hidup hingga saat ini dan menjadi dasar perkembangan ilmu kedokteran modern.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak ada istilah "perawat" yang spesifik seperti yang kita kenal sekarang, tetapi peran perawatan kesehatan di Kekaisaran Romawi sudah cukup maju, terutama di kota-kota besar seperti Roma. Peran ini seringkali dijalankan oleh berbagai macam individu, mulai dari budak hingga orang bebas. Orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan di Romawi memiliki latar belakang yang beragam. Ada yang budak yang terlatih, mantan budak yang dibebaskan, dan juga orang bebas yang memilih profesi ini. Keterampilan yang dimiliki pun beragam, mulai dari merawat luka, memberikan obat-obatan, hingga membantu proses persalinan. Budaya Romawi sangat dipengaruhi oleh budaya Yunani, termasuk dalam hal pengobatan. Banyak praktik pengobatan Romawi yang berasal dari Yunani. Jika dibandingkan dengan Yunani Kuno, praktik pengobatan di Romawi lebih terorganisir dan terpusat. Romawi membangun rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang lebih besar dan lebih kompleks. Profesi perawatan di Kekaisaran Romawi memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat. Meskipun kondisi kerja mereka seringkali sulit, namun mereka memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan ilmu kedokteran.
ADVERTISEMENT
Florence Nightingale adalah sosok yang sangat penting dalam sejarah keperawatan modern. Beliau sering disebut sebagai "Bidadari Berlampu" (The Lady with the Lamp) karena dedikasinya dalam merawat para prajurit yang terluka selama Perang Krimea. Selama Perang Krimea (1853-1856), Florence Nightingale memimpin tim perawat di sebuah rumah sakit di Scutari, Turki. Di sana, Beliau menemukan kondisi yang sangat buruk dan tingkat kematian yang tinggi akibat infeksi dan kurangnya sanitasi. Berkat kerja keras dan dedikasinya, Florence Nightingale berhasil menurunkan angka kematian secara signifikan dengan melakukan reformasi dalam perawatan kesehatan. Beliau memperkenalkan konsep kebersihan yang lebih baik, sistem pencatatan yang lebih akurat, serta pentingnya pendidikan bagi perawat. Setelah Perang Krimea, Florence Nightingale mendirikan Sekolah Keperawatan Nightingale di St. Thomas' Hospital, London. Sekolah ini menjadi model bagi sekolah-sekolah keperawatan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Florence Nightingale menekankan pentingnya kebersihan dalam perawatan pasien. Beliau memperkenalkan praktik-praktik seperti mencuci tangan secara teratur, membersihkan lingkungan rumah sakit, dan menyediakan ventilasi yang baik. Florence Nightingale percaya bahwa perawat harus memiliki pendidikan yang baik. Beliau mengembangkan kurikulum keperawatan yang komprehensif dan menekankan pentingnya pengetahuan medis dan keterampilan perawatan. Florence Nightingale menggunakan data statistik untuk menganalisis kondisi kesehatan pasien dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Beliau adalah salah satu pelopor penggunaan statistik dalam bidang kesehatan. Florence Nightingale mengubah cara pandang terhadap perawatan kesehatan. Berkat dedikasinya, profesi keperawatan menjadi lebih dihargai dan diakui. Warisannya masih sangat terasa hingga saat ini, dan Beliau terus menjadi inspirasi bagi para perawat di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Sejarah keperawatan di Indonesia memiliki akar yang panjang dan erat kaitannya dengan perkembangan sistem kesehatan di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, profesi perawat di Indonesia sudah mulai dikenal, meski dengan bentuk dan peran yang berbeda dengan masa kini. Istilah yang sering digunakan saat itu adalah velpleger untuk menyebut perawat. Sebagian besar velpleger adalah orang pribumi Indonesia yang dilatih untuk memberikan perawatan dasar kepada pasien. Pendidikan yang diberikan kepada velpleger umumnya terbatas dan lebih fokus pada keterampilan praktis daripada teori keperawatan. Velpleger bekerja di bawah pengawasan tenaga medis (dokter) Belanda dan menjalankan tugas sesuai dengan perintah yang diberikannya. Peran velpleger lebih sebagai pendukung tenaga medis (dokter) Belanda daripada sebagai tenaga kesehatan mandiri. Tugas utama velpleger adalah merawat pasien, termasuk memberikan makanan, membersihkan luka, dan membantu pasien dalam aktivitas sehari-hari. Velpleger membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan dan prosedur medis sederhana. Beberapa velpleger juga berperan dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Profesi perawat di Indonesia pada masa penjajahan Belanda memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan, meskipun dalam kondisi yang terbatas. Mereka bekerja keras dalam kondisi yang sulit untuk membantu masyarakat. Warisan mereka menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan keperawatan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Masa penjajahan Jepang merupakan periode yang sangat sulit bagi dunia kesehatan di Indonesia, termasuk bagi profesi perawat. Banyak perubahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh para perawat saat itu. Kekurangan tenaga medis dan perawat menjadi masalah besar akibat perang dan adanya perpindahan penduduk. Banyak sekolah perawat yang terpaksa ditutup atau kegiatan belajar mengajarnya terganggu. Pada masa ini, perawat bekerja dalam kondisi yang sangat sulit, dengan fasilitas yang terbatas dan seringkali kekurangan peralatan medis. Selain tugas perawatan, banyak perawat yang juga harus melakukan tugas-tugas non-medis, seperti membantu pekerjaan administrasi atau bahkan tugas militer. Akibatnya adalah, perkembangan profesi keperawatan mengalami kemunduran yang signifikan. Tidak ada standar yang jelas mengenai pendidikan dan praktik keperawatan. Hal ini menyebabkan banyak perawat yang kehilangan motivasi karena kondisi kerja yang sulit dan kurangnya dukungan. Meskipun masa penjajahan Jepang merupakan masa yang sulit bagi profesi keperawatan, namun pengalaman ini telah memberikan pelajaran berharga. Di antaranya adalah pentingnya ketahanan dan adaptasi dalam menghadapi situasi yang sulit. Masa penjajahan Jepang merupakan periode yang gelap bagi dunia kesehatan di Indonesia, termasuk profesi keperawatan. Namun, semangat pengabdian para perawat dalam membantu sesama tetap menyala, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit. Pengalaman ini menjadi bagian penting dari sejarah keperawatan di Indonesia dan menjadi pelajaran berharga bagi generasi penerus.
ADVERTISEMENT
Pada masa sekarang, profesi perawat di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perawat tidak hanya berperan sebagai pemberi perawatan dasar, tetapi juga memiliki peran yang lebih kompleks dalam sistem kesehatan. Perawat memberikan perawatan langsung kepada pasien, mulai dari perawatan dasar hingga perawatan yang lebih kompleks. Perawat memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga mereka. Selain itu, perawat terlibat dalam penelitian untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam pengelolaan fasilitas pelayanan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai manajer dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Profesi perawat di Indonesia memang memiliki peran yang sangat penting dalam sistem kesehatan. Namun, seperti halnya profesi lainnya, perawat juga menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan. Beban kerja perawat relatif tinggi, dengan jam kerja yang panjang dan tidak menentu, terutama di rumah sakit. Peningkatan jumlah pasien seringkali tidak sebanding rasionya dengan jumlah perawat. Beban kerja yang tinggi, interaksi dengan pasien yang sakit, dan tuntutan untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dapat menyebabkan stres kerja pada perawat. Stres kerja yang berkepanjangan dapat menyebabkan burnout, yaitu kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang parah. Dari segi kesejahteraan, gaji perawat di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan profesi lainnya yang setara. Hal ini dapat menurunkan motivasi kerja dan menyebabkan perawat mencari pekerjaan di sektor lain. Dari aspek sosial kemasyarakatan, profesi perawat belum selalu mendapatkan pengakuan yang semestinya dari masyarakat. Seringkali, peran perawat dianggap hanya sebagai pembantu dokter.
ADVERTISEMENT
Mempertimbangkan berbagai hal tersebut, maka Pemerintah dan pihak terkait perlu meningkatkan gaji serta tunjangan bagi perawat. Untuk mendukung kinerja perawat, maka fasilitas pelayanan kesehatan perlu dilengkapi dengan peralatan medis dan kesehatan yang memadai serta infrastruktur yang baik. Untuk meningkatkan kompetensi perawat, maka pendidikan dan pelatihan bagi perawat perlu dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan. Perlu adanya program-program yang mendukung kesejahteraan perawat, seperti program konseling dan relaksasi agar terwujud perawat yang profesional. Profesi perawat di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Namun, dengan upaya bersama dari Pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat, dan para perawat sendiri, masalah-masalah tersebut dapat diatasi dan profesi keperawatan dapat berkembang menjadi semakin profesional.