Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sebuah Catatan Menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2024
10 November 2024 14:25 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari wahyu andrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2024 diperingati setiap tanggal 12 November. Tahun ini, Hari Kesehatan Nasional (HKN) memasuki usia yang ke-60 dan mengangkat tema, "Gerak Bersama, Sehat Bersama". Tema ini memiliki makna mendalam dan relevan dengan kondisi saat ini. Tema ini mengajak masyarakat untuk melibatkan diri dalam berbagai aktivitas fisik yang bermanfaat bagi kesehatan guna mencapai tujuan bersama, yaitu mewujudkan Indonesia yang sehat, meliputi sehat fisik, mental, dan sosial. Hari Kesehatan Nasional (HKN) adalah peringatan tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, baik secara individu maupun masyarakat. Peringatan ini juga menjadi ajang untuk mengapresiasi para tenaga kesehatan dan tenaga medis yang telah berdedikasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Hari Kesehatan Nasional (HKN) pertama kali diperingati pada tanggal 12 November 1964. Tanggal ini dipilih sebagai momentum untuk mengenang program pemberantasan penyakit malaria yang digalakkan oleh Pemerintah pada saat itu. Pada tahun 1959, Pemerintah Indonesia membentuk Dinas Pembasmian Malaria untuk mengatasi masalah kesehatan yang serius akibat penyakit malaria. Upaya ini dilakukan secara besar-besaran dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan USAID. Puncak dari program pemberantasan malaria ini ditandai dengan penyemprotan insektisida DDT secara simbolis oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta.
Hari Kesehatan Nasional (HKN) merupakan momen penting untuk merefleksikan pencapaian yang telah diraih dalam bidang kesehatan, sekaligus menjadi momentum untuk meningkatkan komitmen dalam mewujudkan masyarakat yang sehat. Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai dalam bidang kesehatan, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi Indonesia. Tidak semua masyarakat memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, pulau-pulau kecil, atau daerah perbatasan seringkali mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan yang memadai. Keterbatasan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan transportasi umum menyulitkan masyarakat untuk mengakses fasilitas kesehatan. Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi menjadi beban bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Meskipun sudah ada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), masih banyak masyarakat yang belum terdaftar atau mengalami kesulitan dalam memanfaatkannya. Distribusi tenaga kesehatan dan tenaga medis yang tidak merata juga menjadi permasalahan. Tenaga kesehatan dan tenaga medis cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar, sementara daerah pedesaan dan daerah terpencil kekurangan tenaga kesehatan serta tenaga medis. Hal ini menyebabkan tidak meratanya kualitas pelayanan kesehatan karena tergantung pada kompetensi dan jumlah tenaga kesehatan serta tenaga medis yang tersedia. Ketimpangan akses pelayanan kesehatan berdampak buruk bagi masyarakat. Tingkat kematian ibu dan anak, serta angka kematian akibat penyakit menular dan tidak menular cenderung lebih tinggi di daerah dengan akses pelayanan kesehatan yang terbatas. Ketidakmampuan mengakses layanan kesehatan yang memadai dapat menurunkan kualitas hidup masyarakat. Untuk mengatasi ketimpangan akses pelayanan kesehatan, diperlukan berbagai upaya. Penguatan sistem rujukan merupakan hal utama yang harus dilakukan. Penguatan sistem rujukan ini ditunjang oleh peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dan Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan. Untuk mengatasi kendala biaya berobat, maka harus diperluas cakupan dan peningkatan kualitas Program Jaminan Kesehatan Nasional.
ADVERTISEMENT
Meskipun telah terjadi perbaikan dalam layanan kesehatan, angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Beberapa faktor menjadi penyebab tingginya angka kematian ini. Banyak ibu hamil tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas ke fasilitas pelayanan kesehatan. Jarak yang jauh dan kurangnya transportasi yang memadai menjadi kendala besar. Kualitas pelayanan kesehatan yang belum merata, terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil, juga menjadi faktor penyebab. Dari segi sosial budaya, pernikahan pada usia dini meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan. Beberapa praktik kesehatan tradisional yang tidak aman masih dilakukan oleh sebagian masyarakat. Dari segi kesehatan, gizi buruk pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan. Preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab utama kematian ibu hamil. Menurunkan angka kematian ibu dan anak merupakan tantangan besar yang membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak.
ADVERTISEMENT
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik. Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Pada tahun 2021, diperkirakan ada sekitar 19,5 juta penderita diabetes di Indonesia, dan angka ini diproyeksikan akan terus meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Data dari Kementerian Kesehatan RI juga menunjukkan angka yang cukup signifikan mengenai jumlah penderita diabetes di Indonesia. Beberapa tantangan muncul dalam penanggulangan diabetes. Mengubah perilaku masyarakat dalam hal pola makan dan aktivitas fisik membutuhkan waktu yang lama dan upaya yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya pencegahan diabetes.
ADVERTISEMENT
Selain diabetes, Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia adalah hipertensi. Penyakit ini sering disebut sebagai "pembunuh senyap" karena banyak penderita tidak merasakan gejala apapun hingga terjadi komplikasi serius. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan kebutaan. Penderita hipertensi seringkali mengalami penurunan produktivitas akibat komplikasi penyakit. Dari segi pembiayaan kesehatan, biaya pengobatan hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkannya dapat membebani keuangan keluarga dan negara.
Penyakit Tidak Menular (PTM) lainya yang menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia adalah penyakit jantung dan stroke. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Ada berbagai jenis penyakit jantung, tetapi yang paling umum adalah penyakit jantung koroner. Sedangkan, stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus atau terganggu. Hal ini menyebabkan sel-sel otak mati dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada fungsi tubuh, bahkan kematian. Semakin cepat stroke ditangani, semakin besar kemungkinan untuk memulihkan fungsi yang hilang.
ADVERTISEMENT
Selain Penyakit Tidak Menular (PTM), permasalahan kesehatan yang masih dihadapi oleh negara Indonesia adalah stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Anak yang mengalami stunting akan memiliki tinggi badan lebih rendah dibandingkan anak seusianya. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga dapat berdampak pada perkembangan otak, imunitas tubuh, dan potensi anak di masa depan.
Regulasi di bidang kesehatan memiliki peran yang penting dalam menjamin kualitas pelayanan kesehatan, melindungi masyarakat, dan mendorong perkembangan sektor kesehatan. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang seringkali dihadapi dalam implementasinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan yang cepat seringkali membuat regulasi yang ada menjadi tidak relevan atau ketinggalan zaman. Munculnya penyakit baru, perubahan pola penyakit, dan perkembangan teknologi medis yang pesat membutuhkan adaptasi regulasi yang lebih cepat. Implementasi regulasi berpotensi terhambat karena kurangnya koordinasi antar sektor. Sektor kesehatan berinteraksi dengan berbagai sektor lain seperti pertanian, lingkungan, dan sosial ekonomi. Kurangnya koordinasi antar sektor dapat menghambat efektivitas implementasi regulasi kesehatan. Misalnya, regulasi terkait pangan bergizi sulit diimplementasikan jika tidak didukung oleh regulasi terkait pertanian dan perdagangan. Keterbatasan sumber daya manusia, anggaran, dan infrastruktur kesehatan juga dapat menghambat pelaksanaan regulasi. Tenaga kesehatan dan tenaga medis yang kurang jumlahnya serta tidak merata persebarannya, fasilitas kesehatan yang terbatas, serta anggaran yang minim membuat sulit untuk menerapkan standar pelayanan kesehatan yang proporsional. Hambatan birokrasi dapat menjadi kendala dalam penerapan regulasi kesehatan. Birokrasi yang rumit dan panjang dapat menghambat proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program kesehatan. Seringnya terjadi perubahan kebijakan di bidang kesehatan dapat menimbulkan ketidakpastian dan mengganggu kontinuitas program. Permasalahan dalam regulasi kesehatan merupakan tantangan yang kompleks dan memerlukan solusi yang komprehensif serta adaptif.
ADVERTISEMENT
Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2024 menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mencapai tujuan kesehatan nasional. Baik Pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta memiliki peran yang sama penting dalam mewujudkan masyarakat yang sehat. Peringatan ini juga menggarisbawahi pentingnya memperkuat layanan kesehatan primer, seperti puskesmas, untuk memberikan akses kesehatan yang lebih merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Hari Kesehatan Nasional (HKN) mendorong upaya pencegahan penyakit melalui gaya hidup sehat, deteksi dini, dan imunisasi.
Dengan semangat Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2024, diharapkan masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Selain itu, diharapkan Pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan memberikan akses yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.
ADVERTISEMENT