Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenali Emotional Eating dan Cara Pencegahannya!
1 Desember 2024 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Davina Wanda Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
tengah kehidupan yang penuh tekanan, stres, dan rasa cemas, banyak orang yang mencari cara untuk mengelola perasaan. Salah satu cara yang dilakukan adalah emotional eating. Lalu, apa itu emotional eating?
ADVERTISEMENT
Emotional eating atau emosi makan adalah kecenderungan makan yang dilakukan oleh seseorang untuk merespon perasaan dan emosi. Kebiasaan ini dilakukan bukan didasari oleh kebutuhan fisik yang butuh akan makanan, namun hanya sebagai cara untuk merespon perasaan negatif yang muncul. Seseorang dengan keadaan emotional eating, cenderung memilih makanan tinggi kalori, gula dan lemak sebagai solusi untuk meredakan perasaan tertentu seperti stres, cemas, sedih, hingga emosi. Biasanya, emotional eating dilakukan tanpa kesadaran penuh dan dapat mengakibatkan makan berlebih atau binge eating.
Berikut adalah tanda-tanda emotional eating:
1. Makan Tanpa Rasa Lapar
Ciri utama emotional eating adalah makan meskipun perut tidak merasa lapar. Ketika dalam keadaan emosi yang tidak stabil seseorang cenderung ingin makan banyak meski dalam keadaan perut masih kenyang setelah makan.
ADVERTISEMENT
2. Memilih Makanan yang Tidak Sehat
Saat dalam keadaan emosi, banyak orang memilih makanan yang tinggi gula, lemak dan kalori. Seperti cokelat, permen, atau makanan cepat saji. Karena makanan tersebut dapat merangsang pelepasan dopamin tubuh yang dapat memberikan kenyamanan sementara.
3. Makan Berlebih (Binge Eating)
Makan dengan jumlah yang berlebih juga merupakan ciri dari emotional eating. Seseorang dengan kondisi emosi tidak stabil akan terus makan meski sudah dalam keadaan kenyang, karena dalam keadaan emosi yang tidak stabil seseorang akan kehilangan kontrol atas pola makannya.
4. Makan Sebagai Cara Mengatasi Perasaan Negatif
Ketika seseorang mengalami perasaan stres, sedih, cemas, dan emosi, emotional eating sering kali menjadi respon. Karena banyak orang berpikir bahwa makan dapat meredakan atau melupakan perasaan negatif tersebut.
ADVERTISEMENT
5. Perasaan Bersalah Setelah Makan
Setelah makan berlebih, seseorang yang mengalami emotional eating akan merasa bersalah dan kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak dapat mengontrol pola makan. Selain itu, setelah makanan yang dikonsumsi habis, perasaan negatif dapat muncul kembali.
Agar tidak terkena emotional eating, berikut cara untuk mengatasi emotional eating:
1. Mengenali Penyebab Emosi
Langkah pertama untuk mengatasi emotional eating adalah dengan mengenali emosi dan situasi yang memicu keinginan untuk makan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara merefleksikan diri dan mengidentifikasi pemicu utama.
2. Mencari Kegiatan Alternatif untuk Mengatasi Emosi
Ketika keadaan emosi kita tidak stabil, kita dapat mengalihkan rasa ingin makan pada aktivitas lain seperti olahraga, meditasi, atau melakukan hal positif lainnya.
ADVERTISEMENT
3. Berkonsultasi pada Psikolog
Jika emotional eating ini terjadi dengan perasaan emosi, stres dan cemas yang berlebih, dapat dianjurkan untuk mengunjungi konselor atau psikolog agar dapat teratasi dengan baik.
4. Melatih Diri untuk Mindfull Eating
Makan dengan penuh kesadaran dapat mengurangi emotional eating. Dengan makan secara perlahan, menikmati makanan, berhenti makan ketika kenyang, mengonsumsi makanan yang sehat dan teratur, dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh juga membantu mengurangi lapar yang mungkin juga berkaitan dengan emotional eating.