Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Slogan: "Mulutmu Harimaumu" jadi "Jarimu Harimaumu"
15 Desember 2020 8:15 WIB
Tulisan dari widiyantipaujiah18 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan perkembangan zaman, era media sosial juga berkembang pesat, membuat acara menjadi lebih efektif. Dulu, banyak orang menggunakan pepatah “Mulutmu harimaumu”, namun sekarang kata ini telah diubah menjadi “Jari-jarimu adalah macanmu”. Apalagi dalam situasi pandemi ini, setiap orang pasti berada di rumah, dan mereka harus lebih aktif menggunakan media sosial untuk bekerja, bersekolah, atau bahkan hanya untuk hiburan dan menghilangkan masalah di rumah.
ADVERTISEMENT
Pepatah “jarimu, macanmu” benar dan mengingatkan orang untuk lebih berhati-hati saat berbicara. Jangan sampai kata-kata kotor lepas dari jari kita, karena itu akan menunjukkan sifat negatif seseorang. Sejumlah orang dipenjara karena membuat komentar negatif di bagian komentar di media sosial, dan hanya karena postingan dan komentar di media sosial akhirnya berurusan dengan polisi karena perilaku jari.
Media sosial memang merupakan media online yang memberikan kemudahan bagi orang untuk berpartisipasi, berbagi dan membuat hal-hal seperti blog, forum, dan dunia maya. Media sosial juga biasanya digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap penggunanya, namun seringkali mereka mengabaikan etika dalam media sosial, sehingga menjadi bumerang dengan memposting sesuatu untuk dirinya sendiri.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membagikan postingan di media sosial. Pertama-tama Anda harus berhati-hati saat memposting konten. Anda harus memahami konten yang akan diposting agar tidak menyinggung orang lain atau hal-hal yang berkaitan dengan ras, agama, suku, dan keyakinan ras.
ADVERTISEMENT
Kedua, gunakan kalimat yang sopan dan sopan serta jangan menyinggung orang lain. Karena jika menggunakan kalimat kasar seperti itu pasti akan menimbulkan rasa iri atau dendam pada diri orang lain.
Psikolog Tika Bisono berpendapat bahwa ketika berbicara atau berkomentar di dunia maya, Anda harus berhati-hati saat berbicara, karena apa yang Anda ucapkan akan berdampak besar. Apalagi jika banyak teman di publik figur atau media sosial. Apa yang Anda katakan juga akan memengaruhi perusahaan, citra, dan status sosialnya.
Anda harus bijak dan pintar dalam menggunakan media sosial yang sebenarnya mudah. Anda hanya perlu MIKIR sebelum memposting sesuatu di media sosial.
M-Menghargai. Pastikan terlebih dahulu bahwa konten yang ingin Anda posting tidak menyinggung orang lain, dan jika Anda benar-benar ingin mengkritik dan mengkritik dengan sopan dan sopan, tidak perlu menghina.
ADVERTISEMENT
I-Inspirasi. Di media sosial banyak terdapat postingan tanpa arah dan tujuan yang jelas, kebanyakan hanya postingan perasaan atau perasaan marah. Oleh karena itu, kami berharap konten yang dipublikasikan dapat memberikan hal-hal yang menginspirasi dan bermanfaat bagi yang melihatnya, yang mantap
K-kredibel. Sebelum memposting konten, sebaiknya pastikan bahwa informasi yang ingin Anda sampaikan benar atau tidak, sehingga orang lain yang melihat informasi tersebut tidak akan berbohong atau bingung dengan pencemaran nama baik.
I-Imbang. Informasi yang ingin Anda berikan melalui rilis harus dikomunikasikan sebagaimana adanya, tidak berlebihan atau dilemahkan.
R-Rasional. Sebelum berbagi postingan, alasan ini sangat penting, postingan tersebut harus bermakna agar postingan tersebut dapat mengedukasi orang lain yang melihat postingan tersebut, dan orang tersebut dapat membaca informasi dalam postingan dengan benar.
ADVERTISEMENT
Banyak orang masuk penjara karena kiriman atau komentar mereka yang mengungkapkan kebencian atau penindasan terhadap orang lain. Hal ini dikarenakan adanya kebebasan berekspresi, namun masih terdapat batasan dalam kebebasan tersebut. Karena dalam batasan tersebut, orang lain tetap memiliki hak, dan sesama manusia biologis harus saling menghormati.
Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan media sosial, jangan sampai “jari-jari” Anda mengarahkan kami ke jeruji besi hanya persoalan berkomentar atau mempublikasikan sesuatu yang tidak boleh dilihat atau bahkan diterima seseorang. Ingatlah karena jarimu adalah harimaumu!!