Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
KBK 1975: Revitalisasi Pendidikan Berorientasi Karakter dan Kreativitas
28 Januari 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Widya Rizky Pratiwi (MPBI Universitas Terbuka) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada awal dekade 1970-an, Indonesia memasuki babak baru dalam sejarah pendidikannya dengan pengenalan Kurikulum Berorientasi Pengembangan (KBK) pada tahun 1975. Momentum ini menciptakan getaran yang melanda seluruh sistem pendidikan, membuka pintu bagi transformasi yang mendalam. Sebelumnya, pendidikan Indonesia terjebak dalam model transfer pengetahuan yang kaku, membutuhkan perubahan sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin dinamis.
ADVERTISEMENT
KBK muncul sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak untuk menghasilkan generasi yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga kreatif, mandiri, dan inovatif. Dalam semarak semangat kebangkitan nasionalisme, KBK bukan sekadar menjadi perubahan struktural tetapi sebuah manifesto revolusioner yang menggiring pendidikan menuju tujuan baru.
Perubahan paradigma ini melihat pendidikan bukan lagi sebagai akumulasi informasi semata, melainkan sebagai proses pembentukan karakter yang memajukan kreativitas dan kemampuan berpikir mandiri. KBK menempatkan siswa sebagai fokus utama, menggeser peran mereka dari penerima pasif menjadi agen aktif dalam proses pembelajaran.
Manifesto revolusioner KBK membawa semangat kebangkitan nasionalisme ke dalam pendidikan. Pendidikan tidak hanya menjadi perubahan struktural dalam kelas, tetapi juga menjadi alat untuk membangun identitas nasional melalui pembentukan karakter yang kuat dan berkarakter nasionalis.
ADVERTISEMENT
KBK bukan hanya mengubah cara pembelajaran di kelas, tetapi juga merancang transformasi struktural dalam sistem pendidikan. Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan. Mereka menjadi panduan yang membantu siswa menemukan potensi mereka sendiri. Keterlibatan aktif siswa menjadi kunci, menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan merangsang.
Pemberdayaan siswa dalam KBK menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat. Bahasa, sejarah, dan nilai-nilai budaya menjadi elemen kunci dalam pembentukan identitas nasional yang tidak hanya cakap dalam ilmu pengetahuan tetapi juga terakar pada warisan budaya bangsa.
KBK tidak hanya tentang perubahan saat ini, tetapi juga membuka pintu menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif. Semangat revolusioner ini terus menjadi pendorong dalam merancang sistem pendidikan yang dapat merespons dinamika masyarakat dan perkembangan global. Dengan KBK, Indonesia melacak transformasi menuju pendidikan yang lebih memasyarakat dan relevan dengan kebutuhan zaman.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Adaptasi
Meskipun KBK membawa semangat revolusi ke dalam dunia pendidikan Indonesia, gemerlapnya revolusi ini juga disertai dengan sejumlah tantangan yang menguji daya tahan sistem. Salah satu ranjau yang dihadapi adalah di bidang penilaian. KBK mendorong penilaian yang melibatkan lebih banyak aspek potensi dan keterampilan siswa, yang mungkin tidak selalu terukur secara konvensional. Inovasi diperlukan untuk mengatasi hambatan ini dan mengembangkan metode penilaian yang adil dan inklusif.
Selain itu, keseragaman dalam implementasi KBK di berbagai sekolah menjadi perhatian serius. Setiap sekolah memiliki tantangan dan kebutuhan uniknya sendiri, dan keberagaman ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam pengalaman pendidikan siswa. Solusi inovatif dan pendekatan yang dapat disesuaikan perlu dikembangkan untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan manfaat maksimal dari pendekatan KBK.
ADVERTISEMENT
Perubahan Menuju Pendidikan yang Lebih Baik
Namun, di tengah tantangan tersebut, KBK tetap menjadi pionir dalam perjalanan pendidikan Indonesia. Ketangguhan sistem ini terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan dan merespon masukan dari berbagai pemangku kepentingan. KBK bukanlah suatu titik tetap, melainkan suatu perjalanan evolusi pendidikan yang terus berkembang.
Dalam perjalanan ini, KBK terus melakukan revisi dan pembaruan, menggali potensi dan memperbaiki kelemahan. Peningkatan berkelanjutan menjadi kunci dalam menjaga relevansi KBK dalam mengarahkan siswa menuju pembelajaran yang lebih bermakna. Upaya terus menerus dilakukan untuk menghadapi dinamika dunia modern dan menyesuaikan kurikulum agar tetap bersinergi dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan global.
KBK bukan sekadar suatu model pendidikan; ia menciptakan iklim di mana siswa diajak untuk berpikir kritis, bertindak mandiri, dan berkembang sebagai individu yang unik. Pendidikan di bawah KBK bukanlah suatu tujuan tetapi suatu perjalanan yang terus berkembang, memberikan siswa bekal untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan dan peluang.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, KBK menjadi cermin perubahan pendidikan Indonesia, bukan tanpa hambatan tetapi dengan semangat untuk memberikan pendidikan yang lebih baik kepada generasi mendatang. Melalui upaya adaptasi dan transformasi berkelanjutan, KBK membawa harapan untuk membimbing siswa Indonesia ke arah pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan dengan dunia modern yang terus berubah.