Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Transformasi Pendidikan: Menghargai Guru sebagai Pendidik dan Penggerak
25 November 2024 12:11 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Widya Rizky Pratiwi (MPBI Universitas Terbuka) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari Guru yang kita peringati hari ini, 25 November 2024, memberikan momen refleksi tentang pentingnya peran guru dalam pendidikan Indonesia, khususnya di era transformasi digital. Sebagai pendidik dan penggerak perubahan, guru memainkan peran vital dalam membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan global. Namun, tantangan yang dihadapi guru semakin kompleks, mulai dari tuntutan integrasi teknologi hingga menghadapi dinamika sosial yang memengaruhi otonomi dan motivasi mereka.
ADVERTISEMENT
Guru sebagai Motor Transformasi Pendidikan di Era Digital
Transformasi pendidikan di era digital telah mengubah cara belajar mengajar secara fundamental. Guru tidak lagi sekadar berperan sebagai penyampai ilmu, tetapi juga menjadi fasilitator pembelajaran yang interaktif dan berbasis teknologi. Dalam perannya ini, guru diharapkan mampu membimbing siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Tantangan ini semakin nyata ketika pandemi COVID-19 mempercepat digitalisasi pendidikan, memaksa guru untuk belajar menggunakan platform digital seperti Learning Management Systems (LMS) dan berbagai aplikasi pembelajaran daring.
Namun, peran ini membawa beban ganda bagi guru. Mereka harus menyiapkan materi pembelajaran interaktif yang berbasis teknologi, memastikan semua siswa memahami konsep yang diajarkan, dan mendukung siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran daring. Selain itu, guru juga menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab membentuk karakter siswa agar siap menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan. Sayangnya, di tengah peran yang semakin kompleks ini, apresiasi terhadap guru belum sepenuhnya maksimal. Guru sering kali masih dipandang hanya sebagai tenaga pengajar, bukan sebagai penggerak transformasi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Transformasi pendidikan juga menuntut adanya kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua. Namun, meningkatnya ekspektasi terhadap guru dari pihak orang tua menjadi tantangan baru. Guru diharapkan tidak hanya mengajar, tetapi juga memenuhi berbagai kebutuhan individu siswa, baik dari sisi akademik maupun karakter. Dalam beberapa kasus, ketidakterpenuhinya ekspektasi ini memicu konflik antara guru dan orang tua, yang dapat berdampak pada atmosfer pendidikan secara keseluruhan.
Fenomena Pelaporan Guru oleh Orang Tua: Realitas yang Memprihatinkan
Salah satu tantangan sosial yang mencuat dalam dunia pendidikan adalah fenomena pelaporan guru oleh orang tua siswa. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus pelaporan terhadap guru menjadi sorotan publik, mencerminkan adanya kesenjangan persepsi tentang peran dan tanggung jawab guru. Kasus-kasus ini sering kali berawal dari ketidaksepahaman antara guru dan orang tua terkait metode pengajaran atau tindakan disiplin yang diterapkan di sekolah. Contohnya, seorang guru di Jawa Timur dilaporkan ke pihak berwajib karena mendisiplinkan siswa yang melanggar aturan sekolah. Kasus seperti ini tidak hanya mencederai martabat profesi guru, tetapi juga menciptakan rasa takut di kalangan pendidik lainnya.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini menunjukkan kurangnya komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua. Di satu sisi, orang tua menginginkan pendidikan yang ideal untuk anak-anak mereka, tetapi di sisi lain, guru memiliki keterbatasan dalam menghadapi tuntutan yang terlalu tinggi. Ketidakseimbangan ini diperparah dengan kurangnya literasi sebagian orang tua tentang tugas dan tanggung jawab guru. Guru tidak hanya bertugas mendidik secara akademik, tetapi juga membangun karakter siswa melalui proses pembelajaran, termasuk penerapan kedisiplinan.
Dampak dari fenomena ini sangat signifikan. Banyak guru merasa kehilangan rasa aman dalam menjalankan tugas mereka, yang pada akhirnya menurunkan motivasi dan semangat mereka untuk mendidik. Selain itu, otonomi guru dalam mendidik juga terancam. Guru menjadi ragu-ragu dalam menerapkan metode pengajaran atau disiplin, khawatir menghadapi pelaporan atau sanksi dari pihak luar. Situasi ini merugikan ekosistem pendidikan secara keseluruhan, karena siswa kehilangan sosok guru yang tegas dan inspiratif.
ADVERTISEMENT
Membangun Kolaborasi untuk Mengapresiasi dan Mendukung Guru
Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi guru, terutama terkait fenomena pelaporan oleh orang tua, diperlukan pendekatan berbasis kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat. Kerja sama ini bertujuan untuk menyelaraskan harapan dan menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung peran guru sebagai pendidik dan penggerak. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan adalah membangun komunikasi yang terbuka dan saling menghormati. Sekolah perlu memfasilitasi forum diskusi rutin antara guru dan orang tua untuk membahas perkembangan siswa sekaligus menyelesaikan potensi konflik secara konstruktif.
Selain itu, literasi pendidikan bagi orang tua juga sangat penting. Orang tua perlu memahami tugas dan tantangan yang dihadapi guru, sehingga mereka dapat memberikan dukungan yang lebih baik. Pemerintah dan masyarakat juga memiliki peran strategis dalam menciptakan kebijakan yang melindungi guru dari tindakan hukum yang tidak relevan. Pembentukan badan mediasi di tingkat sekolah untuk menyelesaikan konflik antara guru dan orang tua dapat menjadi salah satu solusi yang efektif.
ADVERTISEMENT
Peningkatan apresiasi terhadap guru juga harus menjadi prioritas. Apresiasi ini dapat berupa penghargaan atas dedikasi mereka, baik secara material maupun non-material. Program seperti "Guru Inspiratif" atau "Penghargaan Guru Berdedikasi" dapat memotivasi guru untuk terus memberikan yang terbaik. Selain itu, pelatihan profesional yang relevan dengan perkembangan zaman juga penting untuk mendukung guru menghadapi tantangan transformasi pendidikan.
Hari Guru ini adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan kembali betapa pentingnya peran guru dalam membangun masa depan bangsa. Guru bukan hanya pendidik, tetapi juga penggerak perubahan yang memastikan pendidikan tetap relevan di tengah perubahan zaman. Dengan memberikan apresiasi yang layak, memperkuat perlindungan hukum, dan membangun kolaborasi yang baik antara semua pihak dalam ekosistem pendidikan, kita dapat memastikan guru tetap menjadi motor utama dalam transformasi pendidikan. Sebab, tanpa guru yang dihormati dan didukung, pendidikan tidak akan mampu menjadi pilar utama kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT