Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ancaman tak Terlihat dari Pengembangan AI
1 Desember 2024 18:48 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari William Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan, yang dapat disebut sebagai artificial intelligence (AI), telah maju dengan drastis selama beberapa tahun terakhir. Sejak rilis dari chatbot Chat GPT di akhir tahun 2022, seluruh dunia mulai mengarahkan perhatian mereka terhadap AI serta memanfaatkannya sebagai alat yang dapat memudahkan berbagai aspek dari hidup digital kami. Namun, ada banyak dampak dari penggunaan AI yang terlihat sebagai negatif. Kekuatan, kecepatan, dan kecerdasan teknologi AI telah mengambil alih tugas dari bermacam-macam teknologi lainnya dan bahkan menyebabkan kehilangan pekerjaan banyak orang di industri teknologi. Serta itu, proses pengembangan AI sering menimbulkan berbagai masalah etis yang susah untuk diperbaiki.
ADVERTISEMENT
Dampak AI dalam Pendidikan
Salah satu contoh korban terburuk dari popularisasi AI adalah Chegg, yaitu suatu layanan asisten pendidikan online yang berbasis di Amerika Serikat. Selama pandemi, Chegg berkembang sebagai sumber pengetahuan yang aksesibel bagi banyak murid yang terpaksa untuk tinggal di rumah tanpa kesempatan untuk bertemu guru-guru mereka secara langsung. Tetapi kesuksesan Chegg hanya bersifat sementara. Pada awal 2022, regulasi karantina diringankan di berbagai bagian dunia, mengurangi keperluan untuk Chegg sebagai sumber jawaban bagi para murid yang membutuhkannya. Meskipun ini, mereka tetap bertahan dengan nilai pasar yang dapat diterima, tetapi Chat GPT serta banyak lain AI generatif mulai muncul satu-satu tanpa memberikan Chegg kemampuan untuk bersaing dengan kekuatan kecerdasan buatan.
Dalam dunia teknologi pendidikan yang cepat berubah di waktu kami, model bisnis Chegg tidak bisa bertahan lagi. Tidak ada lagi keperluan untuk membayar biaya langganan untuk mendapatkan pengetahuan berkualitas dari internet. Meskipun ini adalah bukti dari kemajuan lanskap teknologi pendidikan, terlihat dari kasus ini bahwa ada beberapa hal yang perlu dikorbankan untuk kemajuan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kemajuan dari teknologi kecerdasan buatan ini sering menganjurkan gaya hidup malas bagi siswa-siswi di semua umur, terutama untuk tugas yang memerlukan penulisan. Kemudahan untuk mengakses alat-alat AI yang dapat melakukan berbagai fungsi seperti mencari informasi serta sumbernya, menulis konten, dan memeriksa tata bahasa mempromosikan kehidupan hedonistik dimana murid-murid tidak perlu berusaha sama sekali untuk menyelesaikan tugas. Bahkan sudah ada alat gratis untuk menulis kembali karya tulisan AI agar tampak lebih manusiawi yang dapat menghalangi algoritma pengecek tulisan AI.
Kemampuan AI untuk Menghasilkan Karya
Kemampuan AI untuk menghasilkan karya seperti gambar visual, musik, serta tulisan secara instan juga cenderung menghapuskan kebutuhan perusahaan untuk mempekerjakan seniman. Selain itu, banyak seniman menyuarakan pendapat mereka bahwa analisis karya seni yang diperlukan oleh AI generatif melanggar hak cipta mereka, sehingga mengakibatkan banyak sengketa mengenai isu etikal dari penggunaan AI untuk menghasilkan karya seni.
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan lebih cenderung untuk memilih AI dibanding mempekerjakan seniman manusia karena AI dapat menghasilkan produk jadi dalam rangka waktu yang sangat cepat. Namun, hasil karya AI sering mengandung kesalahan serta kekurangan dalam segi kreativitas dan emosi. Ini secara keseluruhan mengurangi kualitas produk akhir dari perusahaan-perusahaan yang memilih untuk menggunakan AI dengan tujuan mengurangi biaya produksi. Karena ini, sayangnya, tidak ada yang bermanfaat dari kebiasaan baru ini selain perusahaan-perusahaan serakah.
AI dalam Industri dan Ekonomi
Dampak dari revolusi AI ini, selain menyakiti seniman, juga terasa di banyak bidang lainnya di dunia yang terus bermodernisasi ini, terutama dengan kehilangan pekerjaan di berbagai bidang oleh karena AI. Dalam beberapa tahun terakhir, pekerjaan yang melibatkan tugas yang rutin dan berulang telah digantikan oleh AI yang dapat melakukan tugas tersebut dengan lebih cepat dan konsisten. Beberapa contoh dari tugas-tugas sederhana ini dapat ditemukan di bidang manufaktur, layanan pelanggan, atau logistik, dimana AI telah membuktikan dirinya sebagai pengganti yang lebih murah dan efisien untuk masa depan. Fenomena ini juga contoh bahwa ada banyak yang perlu dikorbankan untuk kemajuan. Memang sudah berita lama bahwa AI dapat melakukan tugas repetitif lebih baik dari pada manusia, tapi apakah ini pilihan yang benar untuk kebaikan masyarakat? Tugas yang AI sering menggantikan merupakan pekerjaan tingkat rendah yang diperlukan oleh warga yang kurang beruntung, seperti manufaktur. Jika pelatihan ulang untuk pekerja dengan keterampilan rendah tidak dilakukan dengan benar, baik oleh perusahaan atau pemerintah, pengembangan teknologi ini hanya akan mengurangi kesejahteraan masyarakat serta menjebak mereka dalam siklus kemiskinan. Masalah ini memang tampak dibesar-besarkan, tetapi ini adalah masalah yang nyata di ekonomi kami dan akan tambah parah jika perusahaan-perusahaan dan pemerintah memutuskan untuk mengabaikannya.
Kesimpulan
Kami harus lebih sadar akan dampak AI bagi hidup kita. Penemuan dari kecerdasan buatan ini adalah salah satu terobosan terbesar di dunia teknologi pada masa ini, tapi selalu ada harga yang perlu dibayar. AI dapat menjadi alat yang sangat berguna, tetapi seringkali juga menjadi musuh kemanusiaan kita sendiri. Kami harus mempelajari cara menggunakan teknologi ini dengan disiplin dan bertanggung jawab, terutama perusahaan-perusahaan yang hanya melihat keuntungan pribadi.
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah memberikan beberapa contoh korban dari kemajuan, tetapi ada banyak contoh lainnya yang tidak selalu dilihat. Dampak negatif di atas menunjukkan perlunya pelatihan ulang dan kebijakan yang adil agar masyarakat dapat beradaptasi dengan revolusi AI. Jika dunia kami memilih untuk menggunakan alat AI ini tanpa mempertimbangkan kebaikan masyarakat, akan ada korban lebih dari kerakusan kami sendiri.