Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kamar Mandi dan Kematian Jutaan Manusia
16 Agustus 2023 18:23 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Yaser Fahrizal Damar Utama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kamar mandi adalah tempat yang setiap hari kita kunjungi untuk membersihkan diri, ternyata disadari atau tidak menjadi salah satu tempat dengan kasus kematian yang tinggi. Jangan salah paham, tulisan ini bukan dibuat untuk menjadi pembelaan bagi kamu yang malas mandi ya.
ADVERTISEMENT
Aku yakin kamu pasti pernah mendengar kabar kematian seseorang di kamar mandi, dan itu sering kali terjadi di sekitar kita. Biasanya yang paling sering, kematian ini terjadi pada orang lanjut usia.
Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyebutkan 235 ribu orang di Amerika Serikat dilarikan ke UGD setiap tahun akibat kecelakaan di kamar mandi, itu berarti ada sekitar 640 kasus setiap hari.
Data dari National Institute on Aging, satu dari tiga orang yang berusia lebih dari 65 tahun telah mengalami kecelakaan di kamar mandi dan 80% dari kecelakaan tersebut adalah tergelincir akibat lantai yang basah. 75 persen kecelakaan terjadi di area shower, itu di amerika, jika di Indonesia yang biasanya menggunakan gayung itu bisa disamakan dengan area di sekitar bak mandi tempat kita membasahi badan kita dan 25 persen kecelakaan lainnya terjadi di area kloset.
ADVERTISEMENT
Jangan salah risiko kecelakaan di kamar mandi tidak hanya berlaku untuk orang lanjut usia. Sebuah studi yang dilansir dari Sciencedaily.com, berbagai kecelakaan yang dialami anak-anak, 80% di antaranya terjadi di kamar mandi. Data dari rumah sakit yang menjadi rujukan dari studi tersebut menyatakan bahwa kecelakaan paling banyak terjadi akibat anak tergelincir saat mandi.
Kecelakaan ini biasanya terjadi dalam durasi yang sangat cepat sehingga orang tua si anak tidak dapat menghentikan terjadinya insiden kecelakaan. Berbagai jenis kecelakaan di kamar mandi dapat mengakibatkan cidera kaki, gegar otak hingga kematian.
Ada sebuah essay menarik dari Jared Diamond yang dipublish di New York Time berjudul That Daily Shower Can Be a Killer. Dalam tulisan tersebut Jared mengkalkulasikan kemungkinan ia mati di kamar mandi jika dia tidak berhati hati ketika mandi.
ADVERTISEMENT
Kurang lebih begini ilustrasinya. Dia seorang laki-laki berusia 75 tahun, jika diasumsikan harapan hidupnya adalah 90 tahun maka dia masih punya waktu sekitar 15 tahun. Dan jika dia mandi setiap hari maka dalam 15 tahun dia akan mandi sebanyak 5.475 kali.
Jika kasus kematian di kamar mandi akibat tidak berhati-hati diasumsikan 1 berbanding 1000, maka ada kemungkinan dia berpotensi mati sebanyak 5 setengah kali sebelum dia mencapai umur 90 tahun. Jadi Jared berkata untuk bisa mencapai umur 90 tahun setidaknya dia harus melakukan berbagai mitigasi untuk terhindar dari kecelakaan ketika mandi sehingga risiko kematian di kamar mandinya dapat berkurang hingga setidaknya 1 berbanding 5475.
Iya betul, risiko kematian di kamar mandi dapat dihindari dengan melakukan mitigasi, mulai dari desain kamar mandi ketika kita membangun rumah, memisahkan area kering dan basah di kamar mandi, menyediakan pegangan di sekitar kloset, tidak menyimpan banyak barang di area kamar mandi yang sempit dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Apa yang kita pelajari dari sini? Artinya kita harus lebih waspada atas setiap kegiatan apa pun yang kita lakukan setiap harinya. Kecelakan yang berasal dari luar kontrol kita memang sulit untuk kita cegah, tetapi kecelakaan yang berasal akibat tindakan kita dan berada dalam kontrol kita sangat mungkin dicegah.
Masih dari essay yang sama,ada lagi cerita menarik dari Jared, yaitu ketika Jared masuk ke hutan belantara di Papua Nugini bersama rombongan orang orang pribumi di sana dan hari mulai gelap, mereka memutuskan untuk berkemah di dalam hutan.
Jared memilih lokasi di bawah pohon raksasa yang sudah mati, karena menurutnya tempat itu bisa lebih aman dan lebih hangat karena lokasinya yang rimbun, lalu orang-orang pribumi di sana melarangnya. Mereka bilang, jangan tidur di bawah pohon yang sudah mati, pohon itu bisa roboh menimpamu kapan saja. Lebih baik tidur di area yang lapang tanpa ada pepohonan di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Jared menolak pendapat orang-orang pribumi ini, karena dia melihat pohon raksasa yang sudah mati itu tampak sangat kokoh dan sepertinya perlu waktu puluhan tahun hingga pohon ini roboh. Jika pun pohon ini roboh, mungkin kemungkinannya hanya 1 berbanding seribu.
Namun setelah berhari hari berbulan Jared tinggal di Papua Nugini, dia baru sadar bahwa hampir setiap malam dia mendengar pohon tua yang roboh di dalam hutan. Dari sini dia belajar bahwa menjauhi hal yang memiliki risiko sekalipun risikonya 1 berbanding 1000 tetaplah bermanfaat untuk memperpanjang kemungkinan bertahan hidup.
Hal semacam ini mungkin bagi masyarakat modern disebut sebagai hyper paranoia atau ketakutan berlebih terhadap sesuatu yang memiliki risiko sangat kecil. tapi justru Jared menyebut ini sebagai constructive paranoia atau ketakutan yang konstruktif karena dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Sama seperti kasus kecelakaan di kamar mandi, meskipun kemungkinannya sangat kecil, bukan hal yang buruk untuk waspada dan memitigasi segala kemungkinan kecelakaan. Kita semua takut akan kecelakaan-kecelakaan besar yang muncul akibat sesuatu yang tidak bisa kita kontrol seperti kecelakaan pesawat, gempa bumi, tsunami dan sebagainya tapi kita seringkali luput untuk mengantisipasi kecelakaan-kecelakan yang berada dalam kontrol kita karena kemungkinannya sangat kecil tapi dapat berdampak sangat besar ketika kita tidak siap dan tidak memitigasinya.
Jadi apa yang kita dapat hari ini? “Jangan malas mandi dan berhati-hatilah ketika kamu mandi.”