Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pacaran Bertahun-tahun Bukan Sebuah Prestasi
25 Agustus 2022 14:18 WIB
Tulisan dari Yaser Fahrizal Damar Utama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Entah kamu sebagai pelaku atau sebagai penonton, yang pasti fenomena pacaran bertahun-tahun ini banyak terjadi di sekitar kita. Apalagi kalau kamu sering berselancar di TikTok atau Instagram Reels, kamu pasti pernah setidaknya satu kali melihat konten tentang ini, entah yang ujungnya bersama di pelaminan atau jadi antrian di prasmanan.
ADVERTISEMENT
Untuk kasus yang berakhir di pelaminan sebaiknya tidak kita bahas terlalu jauh, karena ya itu mainstream dan tidak terlalu menarik diteliti. Kasus yang berakhir jadi antrian di prasmanan ini yang menarik untuk dijadikan bahan bahasan.
Biasanya orang yang sudah punya hubungan lama lalu kandas, dia akan banyak membagikan cerita kesedihannya ke semua orang yang dia temui. Puisi-puisi bernada tangisan dan rengekan-rengekan itu berserakan di Twitter dan Instastory. Seolah seluruh dunia perlu tahu momentum perpisahan dua hati ini.
Sampai sini tidak ada yang aneh, ya meskipun sedikit lebay anggap saja ini menjadi bagian dari cara dia mengekspresikan kesedihan. Keanehannya baru muncul ketika dia sudah mulai beranjak dan mau untuk membuka hatinya untuk orang baru, meski sebenarnya dia pun tidak yakin seberapa sanggup ia membiarkan orang lain mengisi kekosongan itu.
ADVERTISEMENT
Dia akan menceritakan lagi berulang kali kisah cinta panjang yang berujung kandas itu ke orang yang diproyeksikan untuk menjadi pasangan barunya (kita sebut saja orang ini “doi”). Dia harap kisah ini akan membuat doi melihat bahwa dia adalah orang yang setia, mampu mempertahankan hubungan dan mengerti pasangannya. Dia merasa menjadi “seorang profesional” dalam bidang hubungan percintaan.
Padahal, percayalah bahwa yang doi pikirkan bukan, “Oh, iya yah dia bisa mempertahankan hubungan sebegitu lama, mungkin dia cocok jadi pasanganku”. TIDAK SAMA SEKALI.
Justru yang akan muncul adalah pertanyaan, “Pacaran selama itu kok bisa putus?”, “Gimana nanti kalo dia jadi pacar aku, emangnya dia bisa ngelupain mantannya itu? Pasti kalo ada masalah sedikit bakal dibandingin bandingin terus ini mah sama mantannya.”
ADVERTISEMENT
Ingat, pacaran lama kemudian putus begitu saja bukanlah sebuah prestasi yang bisa dijadikan portofolio untuk menjadi daya tawar untuk mengajak orang lain memulai hubungan baru denganmu.
Kita analogikan dengan orang yang sedang melamar pekerjaan. Dia memiliki pengalaman kerja yang baik bertahun-tahun di perusahaan ternama. Dia menceritakan bagaimana loyalitasnya untuk perusahaan. Dia rela lembur, bekerja di hari libur dan sebagainya.
Namun ketika ditanya alasan dia keluar dari perusahaan yang lama, dia tidak bisa menjawabnya, karena dia tahu bahwa itu akan membuat dia terlihat salah. Bahkan dia tidak bisa menunjukan surat keterangan bahwa dia perusahaan tersebut, karena perusahaannya sudah memasukan namanya ke daftar hitam karyawan.
Dia akan berusaha untuk menyalahkan sistem perusahaan yang tidak ramah kepada karyawan, pimpinan yang menyebalkan dan segala hal lain yang penting menunjukan bagaimana toxic-nya perusahaan tersebut. Apakah kisah ini dapat membuat ia dilirik dan di pertimbangkan oleh perusahan baru tempat dia melamar pekerjaan? TENTU TIDAK.
ADVERTISEMENT
Jika kamu adalah orang yang mengalami kasus seperti ini, betul bahwa semua orang tahu ini bukanlah hal yang mudah. Patah hati bukan iklan youtube yang bisa kita lewati dalam waktu 5 detik, perlu waktu panjang untuk membuatmu pulih. Namun jangan larut di dalamnya, apalagi kamu ingin memulai hubungan dengan orang baru.
Kamu harus sadar bahwa mantan mu dengan orang baru ini adalah orang yang berbeda dan akan membawa cerita yang berbeda juga. Betul bahwa masa lalu adalah pembelajaran, tapi tidak perlu kamu tunjukan bagaimana masa lalu mu kepada orang yang akan jadi masa depan mu, cukup tunjukan hasil dari pembelajaran kamu atas masa lalu itu.
Dan jika kamu sekarang sedang dalam fase perpisahan dari hubungan panjang yang biasanya memang memiliki frekuensi putus nyambung yang cukup banyak. Jangan buru-buru mengambil kesimpulan bahwa kamu butuh orang baru. Kasihanilah orang barunya jika harus menghadapi kamu yang terluka padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu dan pasangan -mantan lebih tepatnya- hanya butuh ruang masing-masing untuk saling mengevaluasi dan merasakan seberapa penting peran pasangan dalam kehidupan kamu sehingga dapat kamu hargai lebih jika nantinya kembali ada.
Dan seandainya kembali ke orang yang sama menjadi pilihan yang kamu ambil, jangan pernah kembali ke dalam hubungan yang sama. Jika kamu kembali ke dalam hubungan yang sama dan kamu memainkan peran yang sama, maka jangan heran jika putus nyambung itu akan terus-terus berulang seperti sebuah loop.
Ubahlah cara berhubungannya atau jika memang memungkinkan dan memiliki kesiapan dan keyakinan yang kuat, mungkin naik ke jenjang yang satu tingkat lebih tinggi adalah sebuah pilihan, pernikahan misalnya.