Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Peran Ibu dalam Membentuk Karakter Anak
20 Oktober 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 30 November 2024 19:01 WIB
Tulisan dari Yasmin Salim Syamlan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah umum diketahui, pendidikan bermula dari keluarga. Orangtua, terutama ibu, berperan penting dalam perkembangan seorang anak, bahkan hingga ke karakternya. Peran ibu dalam membentuk karakter anak juga cukup besar. Mengingat ibu adalah guru pertama yang memperkenalkan anak kepada dunia, tak bisa dimungkiri bahwa ibu adalah inspirasi utama bagi anak. Lantas, seperti apa pentingnya peran ibu dalam pembentuk karakter anak? Simak dalam pembahasan berikut ini, yuk!
ADVERTISEMENT
Kepribadian dan karakter anak dibentuk oleh orang-orang yang dekat dengan mereka dan pengaruh dari lingkungan tempat ia dibesarkan. Oleh karena itu, ibu memiliki peran yang sangat penting di sini. Usia dini merupakan usia yang bisa dibilang sebagai usia yang sangat kritis dalam pembentukan karakter seseorang. Rentang usia antara 0-6 tahun, otak anak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia ini, otak anak dapat menerima dan menyerap berbagai macam informasi. Sayangnya, mereka masih menghiraukan baik dan buruknya. Inilah masa perkembangan fisik, mental, maupun spiritual dalam diri seorang anak akan mulai terbentuk. Pengalaman yang dimiliki oleh seorang anak pada saat awal kehidupannya, baik tahun pertama maupun bulan yang pertama dalam hidupnya sangat menentukan karakter anak kelak.
ADVERTISEMENT
Apakah anak ini nantinya akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan bagaimana cara mereka menunjukkan semangat yang tinggi untuk belajar dan hasil dalam pekerjaannya, ini semua sangat bergantung pada lingkungan, terutama dari sang ibu. Pada usia ini peran ibu sangat diperlukan guna untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi diri anak tersebut. Ibu akan menanamkan nilai-nilai moral, akhlak, agama, dan lain sebagainya. Jika pendidikan karakter tidak diberikan oleh ibu kepada anak sejak usia dini, jelas nantinya akan terlihat suatu perbedaan antara anak yang telah diberikan pendidikan karakter dengan baik dan tidak sama sekali.
Cara Membentuk Karakter Anak Yang Baik
Ada beberapa cara yang bisa ibu lakukan untuk membentuk karakter anak yang baik, antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Tidak Membandingkan Anak
Ingat, setiap anak berbeda satu sama lain. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan, dan sebagai orangtua, ibu harus memerhatikan keduanya. Bukan cuma fokus ke kekurangan anak saja. Sebagai contoh, ada anak yang memiliki kelebihan di kecerdasan intelektual dan ada anak yang memiliki kelebihan di bidang kecerdasan emosional. Ibu tak boleh membandingkannya, karena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk untuk anak.
2. Biarkan Anak Bermain
Bermain ternyata bukan hal yang buruk, bahkan bisa membentuk karakter anak dengan baik. Bermain juga dapat membuat anak belajar menemukan karakter dalam dirinya. Ada beberapa manfaat bermain untuk anak, seperti melatih kemampuan sosial, melatih kemampuan motorik halus dan motorik kasar, serta membangun karakter anak. Lebih lanjut, ketika anak bermain, ia juga akan belajar cara membuat sesuatu dan kemampuan memecahkan masalah.
ADVERTISEMENT
3. Memberikan Contoh
Cara membentuk karakter anak yang lain adalah dengan memberikan contoh yang baik. Anak pada usia dini suka mengikuti perilaku, perkataan dan sikap orang tuanya. Oleh karena itu, ibu bisa memberikan contoh yang baik agar anak bisa meniru atau mengikuti perilaku yang baik.
4. Biarkan Anak Menjadi Dirinya Sendiri
Selain berbagai tips tadi, cara membangun karakter anak adalah membiarkannya menjadi dirinya sendiri. Pasalnya, Ibu bisa saja secara tidak sengaja memaksakan impian dan kehendak pribadinya kepada anak-anaknya.
Jika hal ini terjadi, anak malah tidak akan bisa memiliki karakternya sendiri. Oleh karena itu, ibu sebaiknya tidak memaksakan kehendak dan impian ibu kepada anak.