Konten dari Pengguna

Fenomena Urbanisme Hijau : Kebangkitan Kota Ramah Lingkungan di Amerika Latin

Yesica Angelia
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Kristen Indonesia
27 Oktober 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yesica Angelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandangan panorama udara kota Belo Horizonte, ibu kota negara bagian Minas Gerais, Brasil | Sumber : Istock Photo.com
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan panorama udara kota Belo Horizonte, ibu kota negara bagian Minas Gerais, Brasil | Sumber : Istock Photo.com
ADVERTISEMENT
Kawasan perkotaan di seluruh dunia mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat, sehingga menimbulkan tantangan baru terhadap kebijakan lingkungan dan kualitas hidup. Salah satu solusi yang semakin mendapat perhatian adalah konsep urbanisme hijau, atau perencanaan kota yang berfokus pada keberlanjutan dan keramahan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Di Amerika Latin, fenomena ini semakin nyata seiring dengan bermunculannya kota-kota yang menerapkan inisiatif ramah lingkungan dan berupaya menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Urbanisme hijau merupakan sebuah konsep yang menekankan keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan, berfokus pada efisiensi penggunaan lahan, peningkatan ruang terbuka hijau, pengelolaan sumber daya air, energi bersih, dan pengurangan polusi.
Di Amerika Latin, beberapa kota telah memelopori konsep ini, seperti Medellin, Kolombia yang berhasil menerapkan sistem transportasi umum ramah lingkungan seperti Metrocable, yang tidak hanya memudahkan masyarakat mengakses pusat kota, namun juga mengurangi polusi udara.
Pemandangan udara Meksiko | Sumber : Istock Photo.com
Curitiba, Brazil telah memperkenalkan konsep perencanaan kota berkelanjutan sejak tahun 1970an dan merupakan salah satu kota pertama di dunia yang memperkenalkan sistem bus rapid transit (BRT) untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi.
ADVERTISEMENT
Di Mexico City, pemerintah menciptakan taman kota terbesar di Amerika Latin, Parque Chapultepec untuk menyediakan ruang bagi masyarakat untuk berkumpul, berolahraga, dan menikmati alam. Inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas udara, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan mental penduduk kota yang hidup di tengah kemacetan dan hiruk pikuk kota besar.
Munculnya kota-kota hijau di Amerika Latin telah membawa beragam dampak positif bagi masyarakat. Lebih banyak ruang hijau meningkatkan kualitas udara dan mengurangi risiko penyakit pernapasan.
Selain itu, penerapan sistem transportasi umum yang efisien mengurangi polusi udara dan kemacetan, sehingga menghilangkan kebutuhan penduduk kota untuk menghabiskan waktu berjam-jam di jalan. Oleh karena itu, urbanisme hijau tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan fisik, namun juga meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial warganya.
ADVERTISEMENT
Tetapi meskipun pembangunan kota ramah lingkungan menawarkan banyak manfaat, namun juga mempunyai banyak tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah terbatasnya pendanaan, terutama di negara-negara berkembang, di mana anggaran sering kali dialokasikan untuk prioritas lain.
Selain itu, mengubah kota menjadi lebih hijau memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, yang tidak selalu mudah untuk dicapai. Tantangan lainnya adalah resistensi budaya dan kebiasaan masyarakat yang terbiasa dengan pola gaya hidup tertentu, seperti ketergantungan pada mobil pribadi. Oleh karena itu, kampanye pendidikan dan kesadaran diperlukan untuk membantu masyarakat memahami manfaat urbanisme hijau dan mendukung penerapannya.