Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Panduan Menggunakan Instagram Untuk UKM
15 Agustus 2023 16:27 WIB
Tulisan dari Yoshua Markus Mariwu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasca pandemi sampai dengan sekarang, penggunaan Instagram bagi usaha kecil dan menengah (UKM) terus mengalami peningkatan signifikan.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan ini meliputi pergeseran perilaku konsumen, peningkatan fokus pada pemasaran digital, dan aksesibilitas teknologi yang semakin baik.
Namun berdasarkan pantauan Saya, masih banyak UKM yang menggunakan Instagram dengan tidak tepat.
Memanfaatkan Instagram untuk usaha bisa sangat efektif untuk membangun brand awareness, berinteraksi dengan pelanggan, menjadikannya sebagai fanbase, dan meningkatkan penjualan secara langsung atau tidak langsung.
Berikut adalah beberapa langkah terbaik untuk menggunakan Instagram untuk usaha:
1. Optimalkan Profil Bisnis Kamu
Gunakan foto profil yang jelas dan relevan dengan bisnis Kamu.
Tuliskan deskripsi singkat yang menjelaskan tentang bisnis Kamu dan nilai yang Kamu tawarkan.
Sertakan tautan ke situs web atau halaman produk Kamu.
2. Media Sosial dibuat Bukan Untuk Berjualan, Tapi Untuk Hiburan
Pastikan Kamu membuat konten yang - meskipun merupakan sebuah penawaran, tapi harus dikemas dalam bentuk hiburan.
3. Konsistensi Posting
Tidak perlu posting setiap hari, seminggu dua kali juga tidak masalah yang penting terjadwal
ADVERTISEMENT
4. Gunakan Hashtag dengan Bijak
Gunakan hashtag yang relevan dengan konten Kamu untuk meningkatkan jangkauan.
Jangan gunakan hashtag yang sama untuk semua konten Kamu.
Dalam Pedoman komunitas Instagram sudah jelas tertulis kalau memposting komentar atau konten berulang tidak diperbolehkan dan bisa menyebabkan akun Kamu terkena sanksi atau penalized
Bagaimana Cara Memilih Hashtag?
Dilansir dari akun @creators (akun milik Instagram), menggunakan hashtag sebanyak-banyaknya tidak akan membantu sebuah konten menjangkau lebih banyak orang.
Instagram justru menganjurkan hanya menggunakan 3-5 hashtag yang terdiri dari:
ADVERTISEMENT
Terkait hashtag, Saya pun masih tergoda untuk menggunakan hashtag lebih dari 5 untuk akun Saya sendiri, tapi tidak untuk klien.
5. Instagram Ingin Seperti Tiktok
Manfaatkan fitur Instagram Stories sewajarnya. Jangan membuat pengikutmu ngeri karena melihat titik-titik di atas story sangking banyaknya yang Kamu upload. Dan jangan lupa; media sosial bukan untuk berjualan.
Semua pengguna Instagram pada akhirnya harus mengunakan IGTV lebih sering ketimbang sekedar mengupload foto. Ini dikarenakan kehadiran Tiktok yang bisa dibilang sebagai 'Game Changer.'
Positifnya, dengan adanya IGTV Kamu bisa lebih bebas lagi dalam berkreasi.
Kamu bisa membuat video yang menghibur, atau lebih bagus lagi informatif sekaligus menghibur sekaligus jualan.
6. Kolaborasi Dengan Influencer, Tapi Bijak Memilih Influencer
Pertimbangkan untuk bekerja sama dengan influencer yang relevan dengan bidang Kamu untuk meningkatkan visibilitas merekmu.
ADVERTISEMENT
Pastikan influencer memiliki pengikut yang sesuai dengan target pasar Kamu, dan pastikan setidaknya 75 persen dari total pengikutnya adalah akun asli, bukan hasil beli followers yang ujung-ujungnya akun bot, akun tidak aktif, atau akun mencurigakan yang hanya memiliki 1-5 post atau tidak ada sama sekali, dan jumlah mengikutinya jauh lebih banyak dari pengikutnya.
Untuk mendapatkan insight yang mendalam dari sebuah akun membutuhkan aplikasi yang harganya tidak murah, mubazir apabila digunakan hanya sesekali.
Oleh karena itu carilah agen pemasaran digital yang menyediakan jasa analisa akun media sosial.
Dengan memiliki insight akun si influencer, Kamu bisa lebih bijak lagi menimbang-nimbang harga yang ditawarkan oleh si influencer.
Berkolaborasi Dengan Nano atau Micro Influencer Bisa Menjadi Alternatif
Keuntungan berkolaborasi dengan nano atau micro influencer - walaupun pengikutnya tidak bisa dibilang banyak, tapi memiliki hubungan yang erat. Contohnya keluarga, teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, dan mungkin para mantan. Ini menyebabkan engagement rate mereka lebih tinggi dari influencer besar.
ADVERTISEMENT
Keuntungan yang kedua adalah harga yang jauh lebih murah. Biaya berkolaborasi dengan 1 influencer besar mungkin setara dengan biaya berkolaborasi dengan ratusan nano atau micro influencer. Gak percaya? Cek aja di situs-situs penyedia jasa nano/micro influencer
7. Namanya Media Sosial, Masa Tidak Berinteraksi?
Engagment itu bukan 1 arah, tapi 2 arah. Pengikutmu sudah benar memberikan komentar, tapi Kamu tidak membalas komentar mereka. Dalam hal ini Kamulah yang menggagalkan interaksi.
Emang sih kelihatan keren kalau kontenmu banyak mendapatkan komentar dan like. Dan lebih keren lagi kalau Kamu membiarkan komentar-komentar itu begitu saja, biar kelihatan ngartis gitu.
Perlu diingat! Walaupun Kamu memiliki 2000 pengikut, apakah Instagram akan memunculkan setiap konten terbarumu di linimasa 2000 pengikutmu? Jawabannya TIDAK SEMUA!
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi ini adalah, semakin sering Kamu membalas komentar-komentar pengikutmu, maka konten-konten terbarumu berikutnya akan lebih sering dimunculkan di linimasa mereka, dan menjangkau lebih banyak pengikutmu yang lain. Jadi jangan sia-siakan komentar karena itu adalah jalan bagi kontemu yang berikutnya masuk di lini masa mereka.
8. Hati-hati Dengan Lomba dan Giveaway
Mengadakan lomba dan giveaway dengan persyaratan peserta harus mengikuti akunmu justru akan membuat akunmu cidera karena diikuti oleh akun-akun bodong.
Akui saja, gengsi juga kalau dilihat oleh teman dan keluarga kalau kita sedang berburu giveaway. Sialnya mereka mengikuti kita di Instagram. Jalan ninjanya bagaimana? Selalu ada second account yang bisa dan hanya kita gunakan untuk berburu giveaway. Biar lebih dipercaya, jangan lupa beli followers untuk second account-nya.
ADVERTISEMENT
Jagi bagaimana cara mengatasinya? Apabila persyaratan lomba atau giveaway adalah harus mengikuti akunmu, maka akunmu harus dalam keadaan terkunci.
Setiap ada permintaan pengikut baru harus kamu periksa profilnya, dan tentukan berdasarkan nalarmu apakah akun tersebut akun real atau akun bodong. Jangan lupa buka kembali apabila lomba atau giveaway sudah selesai
Memang sih melelahkan, tapi layak untuk dilakukan. Masalahnya, jumlah pengikutmu menentukan tinggi-rendahnya engagement rate akunmu.
Kalau dalam sebuah post kamu mendapatkan 50 komentar dan 50 like, dan kamu memiliki 1000 pengikut, maka engagement rate untuk post tersebut adalah (50+50)/1000 x 100 = 10 persen engagement rate.
Setelah mengadakan giveaway jumlah pengikutmu bertambah menjadi 1500. Kamu mendapatkan tambahan 500 pengikut baru yang semuanya adalah akun bodong.
ADVERTISEMENT
Karena lomba atau giveaway sudah selesai, 500 akun ini tidak digunakan lagi untuk sementara. Mereka tidak memberikan like, apalagi komentar.
Lalu Kamu menggunggah konten baru, dan mendapatkan 50 like dan 50 komentar. Berapa engagement rate yang Kamu dapat kali ini? Langsung jatuh ke 6.6 persen. Itu baru 500 akun bodong, belum 1000, 2000, atau 10.000 akun bodong.
Sekarang Kamu tahu kalau akun mati, akun bot, atau second account adalah beban. Itulah kenapa mereka yang beli followers harus selalu beli komentar dan like supaya post mereka tidak sepi. Karena akun mati tidak bisa berkomentar.
9. Analisis dan Penyesuaian
Gunakan alat analitik Instagram untuk melacak kinerja postingan Kamu.
Identifikasi jenis konten yang paling efektif dan frekuensi posting yang tepat.
ADVERTISEMENT
10. Iklan Berbayar
Ingat di atas Saya jelaskan kalau media sosial dibuat bukan untuk berjualan? Nah, kalau urusannya sudah Instagram Ads, baru kita ngomong soal jualan. Atau Kamu juga bisa gunakan iklan untuk meningkatkan awareness.
Apapun tujuan iklan yang Kamu pilih, pilih target audiens dengan benar, dan sesuaikan anggaran.
Penutup
Ingatlah bahwa kesuksesan dalam menggunakan Instagram untuk bisnis memerlukan waktu dan konsistensi.
Teruslah belajar dari analitik Kamu, dan respons pengikut Kamu untuk mengoptimalkan strategi Kamu seiring berjalannya waktu.
Jangan berharap penjualanmu mengalami peningkatan hanya dengan menggunakan Instagram. Masih ada beberapa tahap atau perjalanan yang harus dilalui oleh seseorang sampai orang tersebut memutuskan untuk membeli produk atau layanan yang Kamu tawarkan. Ini melibatkan lebih dari 1 platform dan alat yang juga harus dipelajari sembari dipergunakan.
Saya sarankan untuk mengikuti kursus Sales Funnels seharga 100-300 ribu rupiah yang bisa didapatkan di situs-situs penyedia kursus online terpercaya.
ADVERTISEMENT