Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Singkong Beku: Strategi Penguatan Ekonomi melalui Pemberdayaan Pangan Lokal
30 November 2022 6:55 WIB
Diperbarui 11 Desember 2022 8:35 WIB
Tulisan dari Yosi Rahmadani Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Masalah utama yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah kebutuhan beras masih tinggi untuk kebutuhan dalam negeri dan harus didatangkan dari luar negeri. Ketahanan pangan merupakan salah satu program pemerintah untuk mengatasi penurunan produktivitas pertanian dengan melakukan diversifikasi pangan.
ADVERTISEMENT
Indonesia diberkahi oleh Allah dengan tanah subur yang sebenarnya dapat memiliki produktivitas tinggi dengan berbagai jenis tanaman, baik dalam bahan pangan, hasil perkebunan dan banyak tanaman lainnya yang seringkali diantara kita menganggap tidak ada manfaatnya. Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini tidak ada yang sia-sia, seperti yang terdapat dalam Quran surat Ali Imran ayat 191, yang berbunyi :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Kesuburan tanah di Indonesia tidak merata antar daerah satu dengan lainnya. Beberapa daerah memiliki tanah yang subur untuk ditanami padi, dan beberapa daerah lain lebih cocok untuk budidaya gandum, kedelai, tanaman kacang-kacangan lainnya, dan untuk sayuran. Keberagaman ini merupakan berkah dan anugerah Allah yang diberikan kepada Indonesia. Sehingga dengan manajemen dan pengelolaan yang efektif seharusnya Indonesia tidak perlu mengimpor dari luar. Hasil dalam negeri seharusnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain pengurangan konsumsi beras sebagai pangan pokok, diversifikasi konsumsi pangan juga dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal guna meningkatkan ketahanan pangan, yang salah satunya dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi beraneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang untuk membentuk sumber daya manusia yang sehat, aktif dan produktif.
Tujuan diversifikasi pangan adalah mendorong masyarakat untuk memvariasikan makanan utama yang dimakannya sehingga tidak hanya terpaku pada satu jenis saja. Karena konsep diversifikasi hanya terbatas pada makanan pokok saja, maka diversifikasi konsumsi pangan dimaknai sebagai pengurangan konsumsi beras, yang diimbangi dengan penambahan konsumsi bahan selain beras. Pada dasarnya diversifikasi pangan mencakup tiga lingkup pengertian yang saling terkait, yaitu diversifikasi konsumsi pangan, diversifikasi ketersediaan pangan, dan diversifikasi produksi pangan. Diversifikasi pangan juga diuntungkan dengan mendapatkan nutrisi dari sumber pangan yang lebih bervariasi dan seimbang.
ADVERTISEMENT
Konsep diversifikasi pangan sejalan dengan prinsip ekologi yang ketiga, yaitu. materi, tenaga, waktu dan keanekaragaman, termasuk sumber daya alam. Artinya sumber daya alam tersebut tidak berasal dari manusia, tetapi dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dengan adanya keanekaragaman sumber daya alam, maka masyarakat Indonesia dapat melakukan diversifikasi pangan, salah satunya dengan mengonsumsi tanaman singkong, jagung ataupun gandum yang dapat menggantikan beras sebagai bahan pangan utama.
Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam yang berlimpah salah satunya dari jenis umbi-umbian seperti singkong. Singkong merupakan bahan pangan paling murah yang mempunyai banyak sumber kalori. Singkong berpotensi dijadikan sebagai pakan pokok pengganti nasi dari beras. Di dalam kandungan singkong juga terdapat banyak karbohidrat, dan singkong pun mengandung gizi seperti zat besi, vitamin c, protein, kalsium, fosfor, kalori, lemak, dan vitamin B1. Maka dari itu sangat baik masyarakat untuk mengonsumsi singkong dikarenakan adanya berbagai kandungan gizi.
ADVERTISEMENT
Singkong/Ubi kayu (Manihot utilissima atau Manihot esculenta crantz) merupakan bahan pangan lokal alternatif penghasil karbohidrat selain beras dan jagung. Potensi singkong yang melimpah dan mudah didapat menjadikan singkong sebagai bahan pangan pilihan di segala sektor usia. Provinsi penghasil singkong utama di Indonesia antara lain Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
singkong beku adalah produk pangan olahan hasil inovasi dengan memanfaatkan implementasi teknologi untuk mengoptimalisasi kesegaran singkong dan memperpanjang umur simpannya sehingga dapat memenuhi standar mutu negara tujuan ekspor. Keunggulan olahan singkong beku adalah warna putih, tekstur lembut dan ukuran seragam.
Berdasarkan data Trademap 2020, Indonesia mengekspor 16.529 ton produk singkong beku (HS 071410) senilai US$9,7 juta, naik dari 4.829 ton senilai US$4,1 juta tahun lalu. Dari segi nilai, kenaikannya mencapai 135 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa produk umbi-umbian yang berasal dari Indonesia ini memiliki potensi besar di pasar dunia. Hal ini mengakibatkan potensi ekspor olahan singkong meluas ke beberapa negara yang mengkonsumsi karbohidrat sebagai sumber pangan utamanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk mengembangkan potensi olahan ubi kayu adalah dengan memberdayakan ubi kayu melalui usaha/industri pengolahan yang berkelanjutan untuk menciptakan diversifikasi produk dengan melibatkan masyarakat, komunitas, serta petani lokal untuk mendorong dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk meningkatkan potensi ekonomi singkong beku perlu juga dilakukan upaya untuk membangun brand image agar produk ini lebih dikenal masyarakat serta memudahkan pemasaran dan diperlukan pengemasan yang baik untuk menjaga kualitas produksi agar dapat bersaing di pasar global.