Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Masa Depan Akuntan: AI sebagai Pengganti atau Pendukung?
12 Oktober 2024 17:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari SRI WAHYUNI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan (AI), telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor industri, termasuk akuntansi. Dalam beberapa tahun terakhir, AI menjadi alat penting dalam aplikasi bisnis, seperti analisis prediktif, pengolahan data, dan pelaporan keuangan otomatis (Brynjolfsson & McAfee, 2014).
ADVERTISEMENT
Kesiapan teknologi dan pembelajaran organisasi berperan penting dalam adopsi teknologi baru, termasuk AI, yang meningkatkan efisiensi operasional perusahaan melalui integrasi digital (Ruslaini & Rizal, 2022). Ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi adalah kunci sukses dalam mengadopsi inovasi digital, termasuk AI dalam akuntansi (Amelia et al., 2024).
Namun, muncul diskusi tentang apakah AI dapat menggantikan akuntan manusia. Penelitian menunjukkan bahwa AI mampu mengotomatisasi tugas rutin yang biasa dilakukan akuntan konvensional (Davenport & Kirby, 2016). Meskipun demikian, akuntansi juga melibatkan interpretasi, etika, dan pengambilan keputusan yang masih memerlukan penilaian manusia (Richards & Jones, 2019).
ADVERTISEMENT
Keputusan akuntan sering kali membutuhkan pertimbangan etis yang kompleks, yang tidak dapat diselesaikan oleh AI. AI lebih efektif sebagai alat pendukung keputusan, bukan sebagai pengganti manusia (Kokina & Davenport, 2017).
Kolaborasi antara AI dan akuntan manusia menciptakan nilai tambah dengan menggabungkan teknologi AI dan keterampilan interpretasi manusia. Masa depan akuntansi digital tergantung pada kolaborasi ini, di mana akuntan perlu mengembangkan keterampilan baru di era digital sambil tetap menjadi pengambil keputusan strategis dan penjaga integritas keuangan.
Untuk meningkatkan kualitas diri di era AI, akuntan perlu terus mengembangkan keterampilan yang tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh teknologi.
Berikut beberapa saran bagi akuntan untuk beradaptasi dan memanfaatkan AI:
Penguasaan Teknologi AI:
Akuntan harus memahami cara kerja AI dan bagaimana teknologi ini dapat diaplikasikan dalam analisis data, pelaporan keuangan, dan proses akuntansi lainnya. Penguasaan perangkat lunak berbasis AI dapat meningkatkan kemampuan operasional dan efisiensi.
ADVERTISEMENT
Peningkatan Kemampuan Analitis:
Meskipun AI dapat memproses data dalam jumlah besar, akuntan perlu mengasah keterampilan analitis untuk memahami dan menginterpretasikan hasil yang diberikan oleh AI. Pemahaman mendalam tentang konteks bisnis dan regulasi akan membuat mereka mampu memberikan wawasan yang bernilai.
Fokus pada Keputusan Strategis dan Etis:
Tugas-tugas rutin mungkin dapat diotomatisasi oleh AI, tetapi keputusan strategis dan etis tetap membutuhkan sentuhan manusia. Akuntan harus meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan yang melibatkan pertimbangan moral, etika, dan kebijakan perusahaan.
Pembelajaran Berkelanjutan:
Teknologi terus berkembang, sehingga akuntan harus berkomitmen pada pembelajaran seumur hidup. Mengikuti pelatihan, seminar, atau sertifikasi terkait teknologi akuntansi modern, termasuk AI, akan menjaga relevansi mereka dalam industri.
Kemampuan Kolaborasi:
Bekerja sama dengan tim teknologi dan data scientist akan menjadi penting bagi akuntan di masa depan. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk menjembatani antara teknologi dan strategi bisnis akan menjadi nilai tambah yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, akuntan dapat memaksimalkan potensi AI sekaligus mempertahankan peran sentral mereka dalam pengambilan keputusan dan menjaga integritas keuangan perusahaan. Hal ini memungkinkan akuntan untuk tetap relevan di era digital, menggabungkan keahlian teknologi dengan pengetahuan mendalam tentang prinsip-prinsip akuntansi. Selain itu, akuntan juga dapat memastikan bahwa implementasi AI dilakukan secara etis, menjaga transparansi, akurasi, serta kepercayaan dalam laporan keuangan dan proses audit.