Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Normal Menyukai Pacuan Kuda, Tetapi Tidak Mengikuti Praktik Taruhannya?
31 Oktober 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Yuslanda Dandy Vichenza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pacuan kuda adalah salah satu olahraga tertua yang mengutamakan keterampilan seseorang dalam menunggang, mengendarai, berlari atau melompat menggunakan kuda. Berkuda atau sering di sebut Equestrian tidak hanya melatih keseimbangan, dan koordinasi tubuh saja, tetapi juga bisa melatih kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Berikut sejarah tentang pacuan kuda, pacuan kuda berasal dari jaman Yunani kuno, di mana pacuan kuda menjadi salah satu bagian dari Olimpiade. Dari sana olahraga pacuan kuda menyebar dan berkembang ke seluruh dunia. Olahraga ini menyebar ke negara-negara tetangga seperti Persia, Cina, dan akhirnya ke Timur Tengah dan Afrika Utara, yang menonjolkan popularitas dan pengaruhnya yang luas.
Pacuan kuda yang terorganisir, pertama kali diadakan di Inggris. Pacuan kuda itu bernama Pacuan kuda King’s Plate yang diperkenalkan oleh Charles II dan merupakan salah satu pacuan kuda pertama yang dikenal dimana pemenangnya diberi hadiah. Pacuan kuda ini juga melahirkan aturan-aturan pacuan kuda yang tercatat, bahkan banyak di antaranya yang masih digunakan sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Ada dua jenis pacuan kuda, yaitu flat race (pacuan kuda datar) dan Steeplechase (balapan rintang), masing-masing mempunyai kelas dan jenis pacuan yang berbeda. Steeplechase adalah lomba yang melibatkan rintangan bagi kuda dan joki untuk melompat. Rintangan ini dapat berupa rintangan kecil yang dikenal sebagai rintangan atau rintangan besar yang dikenal sebagai pagar, sedangkan pacuan kuda datar adalah lomba lari dimana tidak ada rintangan apapun di jalur balap.
Pacuan kuda modern secara luas dianggap dimulai pada abad ke-18. Pacuan kuda modern pertama kali diperkenalkan di Inggris dan diberi nama St. Leger, yang dimulai pada tahun 1776. Kemudian diikuti Oaks pada tahun 1779 dan Derby pada tahun 1780. Semua Thoroughbred jika dilihat dari asal-usulnya berasal dari tiga kuda jantan, yaitu Byerley Turk (1680-an), Darley Arabian (1704), dan Godolphin Arabian (1729)
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1836 Prancis mengikuti jejak Inggris dengan meresmikan Prix du Jockey Club, Grand Prix de Paris pada tahun 1863, dan Prix l’Arc de Triomphe pada 1920. Salah satu negara terakhir yang mengikuti jejak tetangga mereka adalah Amerika Serikat dengan memperkenalkan Belmont Stakes pada tahun 1867, Preakness Stakes pada tahun 1873, dan Kentucky Derby pada tahun 1875. Perlombaan ini kemudian dikenal sebagai balapan Triple Crown (Tiga Mahkota) dan hanya 13 kuda yang menempati posisi pertama di ketiganya untuk menyelesaikan sapu bersih kemenangan.
Di benua Asia sendiri Pacuan kuda juga sangat diminati banyak orang, contohnya di negara Jepang dengan kuda-kuda kuat dari negara mereka. Pada awal berkembangnya Pacuan kuda di Jepang, Jepang mengadopsi pendekatan terpadu untuk pembiakan dan balap kuda ras murni. Deep Impact, Narita Brian, Orfevre, Gentildonna, dan Almond Eye adalah beberapa kuda pacu di Jepang yang terkenal kuat pada masanya.
ADVERTISEMENT
Taruhan pada Pacuan kuda merupakan praktik yang telah lama dikaitkan dengan olahraga ini. Bagi sebagian banyak peserta, maupun penonton hal itu merupakan satu-satunya kenapa mereka menghadiri perlombaan pacuan kuda. Penggemar dapat bertaruh pada sejumlah hasil yang berbeda seperti kuda mana yang akan melewati garis finis pertama, kedua, dan ketiga, dan taruhan akumulator di mana beberapa taruhan dipasang pada waktu tertentu. Jadi, apakah normal kalau seseorang hanya datang untuk menonton dan tidak ikut bertaruh di perlombaan tersebut? Tentu saja normal, Menonton pacuan kuda tanpa ikut taruhan adalah hal yang sepenuhnya normal. Banyak orang menikmati balapan untuk aspek-aspek lain, seperti kecepatan kuda, keterampilan joki, dan suasana kompetisinya.
Jadi menyukai pacuan kuda tanpa ikut bertaruh adalah hal yang normal. Bahkan, di negara Indonesia dan beberapa negara yang tidak melegalkan perjudian banyak penonton yang tidak bertaruh dalam perlombaan tersebut.
ADVERTISEMENT