Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Alumni Daqu Bandung Jadi Imam di New York
1 Maret 2024 7:52 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Yusuf Mansur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya gembira sekali ketika mendengar satu alumni Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an (Daqu) Bandung menjadi Imam di Masjid Al-Hikmah, New York. Saya meneteskan air mata ketika membaca pesan yang masuk dari Pengasuh Daqu Bandung yang mengabarkan informasi tersebut. Perlahan alumni Daqu berkiprah di dunia internasional. Juga banyak yang tengah menempuh pendidikan baik di dalam dan luar negeri. Hebatnya, para alumni Daqu tersebut tidak hanya melanjutkan di studi keislaman, tapi juga di ilmu-ilmu umum seperti kedokteran dan lainnya. Bener dah, hidup bersama Al-Qur’an itu akan membawa keberkahan. Maka saya selalu ingatkan ke siapa saja untuk selalu dijaga kedekatan dengan Al-Qur’an. Jangan dilepas. Apalagi bentar lagi Ramadan datang.
ADVERTISEMENT
Kembali ke alumni Bandung yang sekarang jadi imam di New York, berikut kisah selengkapnya.
----
Ibrahim Abdul Jabbar, biasa dipanggil Ibad, alumni Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung, sukses terpilih mengikuti Program “English for Ulama” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Sejak 8 September 2023 lalu, Ibad resmi berkhidmat di Masjid Al-Hikmah, New York, Amerika Serikat. Anak pertama dari enam bersaudara kelahiran 6 maret 1997 asal Semarang ini akan menjalani program tersebut hingga 1 Maret 2024.
Ibad menjadi satu dari dua orang yang terpilih dalam program tersebut. Selain menjadi Imam shalat fardhu, Ibad juga bertugas mendakwahkan Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil' Alamin, penuh kasih sayang terhadap sesama manusia, dan alam semesta serta mengajar mengaji anak-anak.
ADVERTISEMENT
Program “English for Ulama” ini merupakan Kerjasama Pemprov Jawa Barat dengan British Council serta Minhaj Welfare Foundation. Tujuan program ini sebagaimana Perda Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren yang salah satu tujuannya untuk menguatkan pesantren baik dari segi kelembagaan, kurikulum dan sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan capaian tersebut, Pemprov Jawa Barat memfasilitasi ulama terpilih dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, salah satunya dengan bekerja sama dengan British Council. Hal ini dimaksudkan agar ulama Jawa Barat terampil dalam berkomunikasi, terutama dalam konteks menyampaikan pesan keagamaan.
Proses Mengikuti Program “English for Ulama”
Meski berdomisili di Semarang, Jawa Tengah, Ibad bisa mengikuti program “English for Ulama” karena ia merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ibad juga seorang tamatan santri Pesantren Daqu Bandung. Ibad menempuh Tingkat pendidikan S1 dan S2 Ilmu Al-Qur’an UIN Sunan Gunung Djati. Lewat wasilah Al-Qur’an juga Ibad berhasil mendakwahkan kalamullah di AS.
Seleksi Program English Ulama yang diikuti Ibad tergolong tidak mudah. Ada ratusan ulama di Jawa Barat lulusan atau aktif di berbagai Pondok Pesantren yang juga mengikuti seleksi ini. “Setelah melalui proses seleksi berkas dan juga tes lisan yang dilakukan bersama penguji yang terdiri dari jajaran MUI, dosen, dan juga staf Gubernur Jawa Barat, Alhamdulillah, saya terpilih,” tutur Ibad.
Membimbing Anak Muda Amerika Memeluk Islam
Ibad bercerita pengalamannya saat berkhidmat di masjid Al-Ikhlas, New York. Seperti disebutkan, Ibad tak hanya menjadi imam, namun juga mengajar baca Al-Qur’an para jamaah. Ibad gembira bukan kepalang. Pasalnya, ia bisa menerapkan hadis Rasulullah SAW tentang menyebarkan ilmu yang ia punya.
ADVERTISEMENT
“Seminggu sekali rutin memberikan kajian rutin dalam bahasa Indonesia dan juga mengajarkan Al-Qur’an dan Islam dalam bahasa Inggris,” jelas Ibad.
Selama di New York, Ibad mengaku banyak pengalaman menarik dan ilmu yang didapat. Salah satu yang berbekas di benaknya adalah kala dirinya membimbing beberapa anak muda untuk menjadi mualaf.
“Alhamdulillah, kami di sini juga pernah membimbing anak-anak muda menjadi mualaf dan mempelajari Islam bersama kami,” kata Ibad menuturkan.
Sebelum terbang ke Negeri Paman Sam, Ibad sempat merasakan kekhawatiran terkait lingkungan tempat tinggal di sana. Seperti diketahui, Amerika Serikat merupakan negara liberal dengan jumlah kaum muslim yang tergolong sedikit alias minoritas. Namun, kata Ibad, Alhamdulillah, Allah SWT memberikan kemudahan padanya untuk beradaptasi di lingkungan baru di negara orang tersebut.
ADVERTISEMENT
“Yang saya rasakan disini, Alhamdulillah, bahagia, karena semua berdampingan dalam damai dan juga kerukunan. Setiap orang berhak mengekspresikan kebebasannya dalam menjalankan agama,” jelas Ibad.
Ibad kini bisa berbangga karena ia berhasil mewujudkan mimpi sang bunda yang ingin anaknya menjadi seorang peghafal Qur’an dan ulama. Terlebih, Ibad bukan hanya menyiarkan Agama Islam di tanah air, namun juga membumikan ajaran Allah SWT di belahan dunia lain.
“Harapan dan doa dari ibu tercinta yang kemudian membuat saya memiliki cita-cita untuk menjadi imam,” kisah Ibad.
Imam di Kantor Paytren dan Memperoleh Sanad Al-Qur’an di Mekkah
Sejatinya ini bukan pengalaman pertama Ibad menjadi seorang imam masjid. Ibad pernah menjadi Imam di Masjid Al Mansur di Kantor Paytren yang ada di Kota Bandung. Untuk menjadi seorang Imam Masjid, Ibad juga punya ilmu yang mumpuni. Selain menghafal Qur’an, Ibad juga memiliki ijazah sanad.
ADVERTISEMENT
Ibad bahkan memperoleh ijazah sanad bacaan Qur’an tersebut langsung di pusat ilmu Islam di Kota Mekkah, Arab Saudi. Pada 2019, selama 23 hari Ibad menyetorkan hafalan Qur’annya ke Syeikh Muhammad Makki Hidayatullah, ulama Al-Qur’an dari Kota Mekkah.
“Tahun 2019 dulu ambil sanad di Mekkah dengan Syeikh Muhammad Makki Hidayatullah bersama dengan Abdullah Syaddad. Ambil sanad qiroaah hafsh 'an 'ashim. Di Mekkah kurang lebih 23 hari,” jelas Ibad.
Sebagai informasi, perawi qira’at Imam ‘Ashim yang masyhur sendiri diketahui ada dua. Keduanya tanpa perantara karena belajar Al-Qur’an langsung kepada Imam ‘Ashim, yakni Syu‘bah dan Hafsh.
Diceritakan bahwa beliau belajar Al-Qur’an kepada Imam ‘Ashim lima ayat-lima ayat, layaknya anak-anak yang belajar Al-Qur’an. Hal itu terus berlangsung bertahun-tahun hingga kelak beliau terkenal sebagai murid yang paling memahami bacaannya Imam ‘Ashim.
ADVERTISEMENT
Sanad Al-Qur’an riwayat Hafs qira’at Imam ‘Ashim dari Haramain masuk ke Nusantara mulai dari Makkah hingga Madinah (Saudi Arabia), lanjut ke Kufah - Baghdad (Iraq). Selanjutnya, masuk ke Aleppo (Syiria), lanjut ke Mesir hingga Cordova, lanjut ke Valencia (Andalusia/ Spanyol), kemudian ke Kairo, Dimyath (Mesir), dan ke Haramain (Saudi Arabia) hingga Nusantara.
Masuk Pesantren Daqu Bandung
Ibad mengaku, pengalaman berharganya ini tak terlepas dari peran pondoknya, Pesantren Daqu Bandung. Di sini, Ibad menimba banyak ilmu yang saat ini sedang ia implementasikan.
Ibad resmi menjadi santri Pesantren Daqu Bandung pada 2011. Ia masuk di Tingkat Sekolah Menengah Atas atau SMA. “Saya memilih Pesantren Daqu Bandung sebagai tempat yang tepat untuk menjaga hafalan dan memperdalam Al-Qur’an,” jelas Ibad tentang alasannya mondok di Pesantren Daqu Bandung.
ADVERTISEMENT
Peranan orang tuanya yang terus memotivasi Ibad untuk mondok juga jadi bahan bakar dirinya dalam menuntut ilmu. Ibad mengaku kalau memang ia tertarik untuk mondok sejak lulus SMP. Setelah memilah-milah, Pesantren Daqu Bandung dirasa yang paling pas untuk menggapai mimpinya dan kedua orang tua.
“Keinginan datang dari diri sendiri dan motivasi kedua orang tua. Agar kelak bisa menjadi pribadi yang bermanfaat di kemudian hari dan juga menjadi bekal di akhirat kelak,” papar Ibad.
Pada akhirnya, kedisiplinan yang tinggi di pondok membuat Ibad menjadi pribadi yang tahan banting. Ia tak mudah roboh diterjang badai tantangan. Apalagi, kata Ibad, para asatidz atau ustadz-ustadz (pengajar) di Pesantren Daqu Bandung begitu tawadhu dalam mengajar. Hal ini jadi contoh yang komprehensif untuk Ibad, terutama dalam menjalani kehidupan.
ADVERTISEMENT