Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berita, Pemberitaan, Apa dan Siapa Yang Diberitakan
1 November 2022 8:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Bismillaah walhamdulillaah...
Saya, Yusuf Mansur, dengan izin Allah, sebab pernah merasakan, sering, dan bahkan masih merasakan, di posisi yang diberitakan... Sehingga saya selalu berusaha menyisakan baik sangka, prasangka baik, kepada semua yang diberitakan. Apapun beritanya itu.
ADVERTISEMENT
Ga masuk, ga larut, ke dalam pemberitaan itu. Tanpa juga berburuk sangka kepada semua yang berada di balik pemberitaan itu juga. Jangan sampe selamet dari buruk sangka yang 1, tapi ga selamet di dan ke buruk sangka yang lain.
Bersih hati dan pikiran aja.
Dan kemudian memilih berdoa dan mendoakan... Bener-bener berdoa dan mendoakan. Kanan kiri, depan belakang. Khususnya terkait dengan pemberitaan dan semua yang diberitakan, bila kemudian berita itu masuk ke saya, saya liat dan saya dengar.
Terlalu banyak hal yang saya ga pahami, ga ketahui, ga mengerti. Dengan panca indera yang terbatas juga, bahwa mata Ga Maha Melihat, telinga Ga Maha Mendengar, saya ga mau beresiko yang saya liat dan saya dengar, jadi tambahan amal buruk bagi saya. Mending saya kembalikan aja ke Allah, apa-apa yang saya liat dan saya dengar.
ADVERTISEMENT
Kemudian, saya jadikan pelajaran, ilmu, dan hikmah.... Dan ujung2nya, jadi doa lagi, dan mendoakan.
Banyak hari ini, kita menghukumi a, b, c, dari yang kita liat dan kita dengar... Padahal bisa jadi itu tidak seperti yang kita liat dan tidak seperti yang kita dengar. Jauh sekali.
Atau pun bila benar, kejadiannya udah ga begitu. Sementara, kita masih hidup di dalam buruk sangka, dan bahkan ikut ada amarah baru, kekecewaan baru, dendam baru, kebencian baru... Perselisihan baru, dan ghibah baru, atau fitnah baru. Akibat dari olahan dari apa yang dililat dan didengar...
Saya masih teringat kisah dari guru-guru saya... Yang kebenaran dari kisah ini, saya juga wallaahu a'lam. Tapi saya ambil hikmahnya...
ADVERTISEMENT
Di zaman kesultanan.. Di negeri antah berantah... Ada kisah seorang yang begitu jahat... Yang ditangkep, lalu digantung di tiang gantungan. Dihukum mati.
1 negeri bersorak sorai.
Hingga kemudian ulama demi ulama di kesultanan itu, satu demi satu dikasih ngimpi, bahwa fulan yang digantung itu, masuk surga.
Impian di dalam tidur, yang datang bukan hanya ke 1 orang ulama. Tapi berulama-ulama. Membuat kemudian sebagian orang memutuskan untuk minta petunjuk Allah, kenapa koq malah masuk surga? Apa emang salah tangkep, atau gimana?
Rupanya, bukan salah tangkep. Tapi bener. Hanya, di jelang wafatnya, orang ini bertaubat, dan mengatakan kepada Allah, bahwa kematiannya mudah-mudahan menjadi nasihat buat orang-orang sekarang dan yang akan datang di kemudian hari. Bahwa kalau jadi orang jahat, bisa berakhir di tiang gantungan.
ADVERTISEMENT
Dan itu ternyata menjadi amal saleh yang luar biasa... Yang menjadikannya Ahlul Jannah, Ahli Surga.
Wallaahu a'lam.
Kisah ini nancep bener di dan ke saya. Betapa yang memperbicarakan, jadi kayak bicarain orang sholeh dan ahlul jannah.
Saya bertanya, Guru... Lalu gimana korban-korbannya?
Jawaban Guru... Semua akan punya perhitungan masing-masing di Sisi Allah...
Yaa Rabb...
Yah, begitulah...
Sekali lagi... Saya mungkin karena sering berada di posisi yang diberitakan... Dan ya masih... Sampe Oktober 2022 ini, masih... Maka saya koq seperti ada kearifan dan hikmah... Udah, ga usah ikut2an. Doa aja dan doain. Serahkan aja sama yang pada punya urusan. Adapun kita, kita serahkan ke Allah. Jika keliatan udah terlanjur diliat, dan kedengeran, udah terlanjur didengar, ya udah. Kembalikan ke Allah aja. Semua yang diliiat dan didengar, jadi ujian dari Allah buat kita. Dan semoga ia menjadi juga pelajaran, ilmu, hikmah dan pengalaman.
ADVERTISEMENT
Dan perlu diketahui... Semua yang diliat dan didengar, akan terus terproduksi, selama kita masih hidup, dan masih dikasih kesempatan melihat dan mendengar.
Karena itu, ilmu ini, sedikit, dengan izin Allah, barangkali berguna.
Makasih kepada istri saya, Maemunah, yang udah mengingatkan saya kembali, soalan ini.
al Faatihah...