Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penumpang Harus Tahu Supir Membawa Bus Besar Ke Mana
29 September 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Yusuf Mansur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Agenda AMIN, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yang khutbah dan imam di Shalat Jum'at, menuai pro kontra.
ADVERTISEMENT
Dan ini mah biasa. Apa juga yang ga pro kontra.
Saya jadi mengingat, soal FIS. Yang pernah memenangkan Pemilu Aljazair di 90-an. Meski kemudian dibatalkan.
FIS dengan sangat percaya diri dan masif, memanfaatkan masjid, khususnya Shalat Jum'at, untuk menjadi selancaran kampanye yang terus menerus, hingga tanggal dan hari pemilihan.
Jumlah Jum'atan yang mencukupi, dan kemudian gerakannya yang merata di semua masjid, membuat FIS bener-bener pernah memenangkan Pemilu. Kekuatan besar, izin Allah, membatalkan.
Namun fenomena ini tetap menarik.
Jika masjid ingin dijadikan kendaraan dan alat politik, meski secara regulasi masih belum diperbolehkan, warnanya tetep keummatan, dan berdiri di atas semua golongan. Sisi humanisnya saja, yang disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia yang majemuk, yang beraneka ragam.
ADVERTISEMENT
Misal, sehabis Jum'atan, ada dialog interfaith, dialog antar pemeluk agama dan keyakinan yang berbeda. Yang diselenggarakan masih di komplek masjid, tapi bukan di area shalat.
Artinya, masjid, bukan saja mestinya bisa saja menjadi tempat semua Capres dan Cawapres silaturahim. Tapi mestinya emang masjid kudu dijadikan sentral apapun, termasuk politik. Untuk memaparkan visi misi.
Ibarat kendaraan, bus besar. Kan penumpang kudu tau juga ke arah mana, ke mana, mau dibawa.
Jumlah masyarakat muslim yang sangat banyak, di event tiap kali shalat jum'at, apalagi dengan HP di tangannya, ini bagus buat pendidikan politik.
Sangat bisa jadi juga, masjid, malah menjadi saluran yang sangat strategis buat semua Capres dan Cawapres. Buat semua.
Sambil tetep dijauhi caci maki, hoax, saling hina menghina... Jangankan di dalam masjid, di luar masjid tetep ga boleh toh?
ADVERTISEMENT
So, ya semua Capres dan Cawapres, ya mari. Jangan alergi sama masjid. Begitu juga dengan DKM dan jamaah. Jangan alergi sama Capres dan Cawapres. Kasih aja ruang, waktu dan kesempatan. Dan manfaatkan momen tersebut, untuk memperdengarkan juga, apa maunya ummat...
Salam, Yusuf Mansur.
Khodim Qur'an.