Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Masyarakat Minangkabau beserta Kebudayaan di Dalamnya
27 Oktober 2024 1:28 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Yusuf Husaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masyarakat Minangkabau
ADVERTISEMENT
Istilah Minangkabau tidak hanya memiliki arti geografis tetapi juga memiliki arti kebudayaan. Dalam hubungan antara bangsa dan negara, orang Minangkabau sering dipahami atau dikenal dengan istilah "suku bangsa" dan "kebudayaan". Masyarakat Sumatera Barat tidak mengenal istilah suku atau kebudayaan Sumatera Barat. Karena itu, tidak mengherankan bahwa sebagian besar orang Minangkabau lebih suka menyebut dirinya Minangkabau daripada Sumatera Barat. Secara geografis, Minangkabau terdiri dari tiga wilayah: "Darat; "Rantau;" dan "Pesisir." Namun, dalam pengertian sempit, "Minangkabau" sering dianggap sama dengan Sumatera Barat. sepenuhnya terkait dengan masyarakat Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Minangkabau dianggap secara historis dan geografis sebagai komunitas yang menyerupai budaya pesisir, tetapi sebenarnya mereka adalah komunitas pedalaman. Ini karena mereka sebagian besar tinggal di daerah di sekitar pegunungan Bukit Barisan (pedalaman Sumatera). Salah satu karakteristik masyarakat pedalaman adalah kecenderungan untuk bergantung pada pertanian sebagai sumber penghasilan mereka. Namun, karakteristik ini tidak selalu ada di Minangkabau.
AA Navis, seorang budayawan dan tokoh sejarah asal Sumatera Barat, mengatakan bahwa Minangkabau adalah budaya etnis dari rumpun Melayu yang berkembang dan berkembang pesat karena sistem monarki. Mereka juga menganut sistem adat yang unik dengan jalur keluarga perempuan atau matrilineal. Namun, ajaran Islam terus memberikan warna yang kuat pada budaya Minangkabau yang berkembang.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan Minangkabau menurut Koentjaraningrat
Koentjaraningrat (1990:203) membagi kebudayaan menjadi tujuh komponen: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan dan teknologi untuk kehidupan, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan sistem kesenian. Struktur sosial, sistem politik, ekonomi, teknologi, agama, bahasa, dan sistem komunikasi adalah ciri khas dari setiap budaya. Semua komponen dan sistem budaya tersebut dapat ditemukan dalam masyarakat, seperti halnya dalam masyarakat Minangkabau, yang memiliki beberapa unsur budaya, adat istiadat, dan undang-undang yang mengatur tatanan kehidupannya. Perkawinan, kekerabatan, dan harta pusaka adalah unsur budaya Minangkabau.
1. Bahasa
Bahasa Minang adalah salah satu cabang bahasa Austronesia. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai hubungan antara bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu. Ada yang mengatakan bahwa dialek dari bahasa suku minang termasuk dalam dialek Melayu karena memiliki banyak kesamaan dalam kosakata dan bentuk tuturan. Pendapat lain mengatakan bahwa bahasa suku minang adalah bahasa mandiri yang tidak ada hubungannya dengan bahasa melayu. Terakhir, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa suku minang adalah bahasa asli yang tidak ada hubungannya dengan bahasa melayu.
ADVERTISEMENT
2. Sistem Pengetahuan Masyarakat Minang
Sistem pengetahuan dan religi suku Minangkabau luar biasa. Satu-satunya budaya di Indonesia yang menggunakan sistem matrilineal adalah budaya minangkabau. dimana kekayaan akan diberikan oleh ibu kepada anak perempuannya. Sistem pengetahuan Minangkabau unik. Anak-anak yang berusia 7 tahun biasanya tinggal di surau dan belajar tentang agama dan adat Minangkabau. Pemuda Minang dipaksa untuk belajar sebanyak mungkin di usia muda mereka. Mereka tidak akan kembali untuk membangun kampung mereka sampai mereka belajar. Mereka akan kembali ke rumah sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab. Mereka harus bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dan keluarga mereka.
3. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Ada sistem peralatan hidup dan teknologi di Minangkabau yang mencerminkan budaya dan kebutuhan masyarakatnya. Mereka menggunakan alat tradisional di bidang pertanian seperti cangkul, sabit, dan kerbau bajak, dan di bidang musik tradisional terdapat saluang dan talempong untuk mendukung kesenian seperti tarian. Ada beberapa rumah adat dengan atap limas yang disesuaikan dengan budaya matrilineal dan iklim tropis.
ADVERTISEMENT
Peralatan hidup Minangkabau merupakan bagian penting dari budaya masyarakat Minangkabau, sebuah suku bangsa di Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting yang berkaitan dengan sistem peralatan hidup Minangkabau:
1. Rumah Gadang: Rumah adat yang dikenal sebagai "Rumah Gadang" adalah pusat kehidupan tradisional Minangkabau. Rumah ini adalah tempat tinggal keluarga besar dan digunakan untuk pertemuan adat dan upacara keagamaan karena arsitekturnya yang khas.
2. Sistem Kekerabatan Matrilineal: Keluarga Minangkabau mewariskan harta, nama keluarga, dan keturunan melalui garis ibu. Seorang wanita bernama "Bundo Kanduang" bertanggung jawab atas keluarga besar.
3. Kain Tenun Songket: Kain songket adalah bagian penting dari peralatan hidup Minangkabau. Banyak upacara adat, seperti pernikahan dan pertemuan, menggunakan kain ini.
4. Masakan Minangkabau: Rendang dan sate padang adalah contoh masakan Minangkabau yang terkenal di seluruh Indonesia. Makanan ini disajikan dalam "Rantang", hidangan tradisional yang terdiri dari beberapa lapisan nampan kecil.
ADVERTISEMENT
5. Alat Musik Tradisional: Musik Minangkabau tradisional sering dimainkan selama berbagai upacara adat. Seringkali, alat musik seperti saluang, yang merupakan suling bambu, talempong, yang merupakan alat perkusi, dan rabab, yang merupakan senar gesek, digunakan.
6. Upacara Adat: Banyak upacara adat yang dilakukan oleh orang Minangkabau, seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan kematian, yang menggabungkan banyak aspek peralatan hidup tradisional.
7. Sistem Pendidikan Tradisional: Sistem pendidikan adat Minangkabau mengajarkan nilai-nilai budaya dan etika sosial. Cerita rakyat dan pengalaman sehari-hari sering digunakan untuk memberikan pelajaran.
4. Mata Pencaharian Hidup
Dalam segi ekologis, bagian barat Sumatra terdiri dari bukit-bukit, lembah, dan pegunungan serta dataran rendah yang sebagian besar terdiri dari muara sungai, yang dilengkapi dengan laut lepas pantai yang mengarah ke Samudra Indonesia. Dengan keadaan ekologis ini, masyarakat minang terutama terdiri dari nelayan, petani, dan pedagang. Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan lazimnya bertempat tinggal di pesisir pantai. Mata pencaharian utamanya ialah dengan menangkap ikan untuk kemudian dijual kembali maupun dinikmati hasilnya sendiri.
ADVERTISEMENT
5. Agama
Sistem keagamaan masyarakat Minangkabau adalah Islam dan mereka menganutnya dengan taat. Islam mempengaruhi banyak aspek kehidupan Minangkabau, termasuk kegiatan keagamaan, pendidikan agama, dan kegiatan belajar mengajar.
Sebelum masuknya Islam, sebagian masyarakat Minangkabau menganut agama Aninisme, Dinanisme, atau Hindu Budha. Setelah Sultan Arif dari kerajaan Pagaruyung masuk Islam, masyarakat Minangkabau pun ikut masuk Islam.
Selain Islam, masyarakat Minangkabau juga mempunyai sistem pengetahuan yang mencakup nilai-nilai adat dan agama. Pendidikan formal dan informal mengajarkan nilai-nilai agama dan ilmu pengetahuan. Pendidikan informal juga menanamkan keterampilan seni dan pengetahuan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi.
6. Kesenian Minangkabau
Seni Minangkabau berakar di provinsi Sumatera Barat di Indonesia dan menunjukkan keragaman yang diadopsi dari berbagai wilayah di wilayah tersebut. Keindahan dan keragaman seni Minangkabau merupakan bagian dari warisan budaya yang memperkaya dan melengkapi panorama seni Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kesenian Minangkabau meliputi berbagai jenis kesenian, seperti tari, seni suara, seni lukis, seni teater, dan seni sastra. Beberapa kesenian Minangkabau, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Selain kesenian-kesenian tersebut, masyarakat Minangkabau juga memiliki kesenian pantun dan sambah-manyambah.
7. Organisasi Sosial
Gebu Minang, juga dikenal sebagai Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau, adalah salah satu kelompok sosial yang tergabung dalam masyarakat Minangkabau. Beberapa tokoh Minang, termasuk Azwar Anas, Awaluddin Djamin, dan Bustanil Arifin, mendirikan organisasi ini pada 24 Desember 1989.
Tujuan Gebu Minang adalah untuk mengembangkan dan menggabungkan potensi masyarakat Minang yang terisolasi secara ekonomi dan budaya. Awalnya, Gebu Minang adalah akronim dari Gerakan Seribu Rupiah Minang, yang bertujuan untuk mengumpulkan seribu rupiah dari setiap warga Minang di perantauan untuk pembangunan di kampung halaman mereka.
Selain Gebu Minang, ada Ikatan Keluarga Minang Saiyo (IKMS), sebuah organisasi sosial masyarakat Minangkabau lainnya.
Kebudayaan Minangkabau Sebagai Ide atau Gagasan
Budaya telah menjadi tolok ukur dan standar yang digunakan suatu kelompok untuk menilai dan melaksanakan tindakannya. Nilai-nilai baik dan buruk disepakati dan ditaati, sehingga diukur berdasarkan standar yang berlaku. Proses ini berkembang menjadi pengucilan sosial, dan kelompok cenderung membangun lingkungan simbolik mereka sendiri yang membedakan mereka dari kelompok lain.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan, sebagai budaya normatif suatu masyarakat atau bangsa, dikonstruksikan sebagai pola dan gaya hidup berdasarkan aturan dan nilai, serta menjadi standar yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam membentuk kehidupan dan interaksinya sehari-hari. Akumulasi khazanah nilai diwariskan dari generasi ke generasi sebagai tradisi dan adat istiadat.
Sebagian besar orang menganggap kebudayaan Minangkabau identik dengan adat Minangkabau, yang dibangun berdasarkan aturan alam. Ada yang ditulis sebagai pernyataan langsung tentang ketentuan, dan ada yang ditulis dalam berbagai bentuk dan corak. Ada juga yang dalam bentuk pantun, pepatah, petitih, mamang, dll.
Kebudayaan Minangkabau menampakkan manifestasinya yang paling nyata dalam adat. Sehingga orang Minang terkenal dengan adatnya. Adat sangat penting dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Oleh karena itu dalam pepatah Minangkabau dinukilkan dalam pepatahnya yang berbunyi iduik dikanduang adat. Adat dalam masyarakat Minangkabau merupakan nilai yang menjadi pedoman hidup.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan Minangkabau Sebagai Benda/Artefak
Artefak dan artefaktual budaya mewakili berbagai nilai masyarakat tempat mereka dibuat. Rumah Gadang, rumah adat suku Minangkabau, berfungsi sebagai tempat tinggal dan merupakan simbol keberadaan suatu kaum atau suku di Minangkabau. Oleh karena itu, hubungan yang sangat kompleks antara fungsi Rumah Gadang dan makna sosialnya. Pembagian zona ruang dan gaya arsitekturnya tidak hanya mengejar keindahan, tetapi juga menggambarkan kehidupan spiritual dan sosial politik masyarakatnya.