Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Behavioristik Counseling: Mengubah Perilaku, Membangun Kebiasaan Positif
11 April 2025 14:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Zacky Al-Ghofir El-Muhtadi Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konseling Behavioristik atau Behavioristic Counseling adalah salah satu pendekatan dalam dunia konseling yang berfokus pada perilaku nyata yang bisa diamati dan diukur. Pendekatan ini lahir dari teori psikologi behavioristik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti John B. Watson, B.F. Skinner, dan Ivan Pavlov. Inti dari konseling ini adalah keyakinan bahwa perilaku manusia terbentuk melalui proses belajar, dan karena itu, perilaku yang bermasalah bisa diubah melalui teknik-teknik belajar yang tepat.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan pendekatan psikodinamik atau humanistik yang lebih menekankan perasaan dan pikiran terdalam, konseling behavioristik lebih fokus pada apa yang terlihat—yakni perilaku yang ditampilkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang sering bersikap malas, pemarah, atau mengalami kecemasan berlebihan, konseling ini tidak menyelami masa lalu atau perasaan terdalamnya, tetapi menganalisis kebiasaan atau stimulus yang menyebabkan perilaku tersebut muncul, kemudian memberi penguatan atau hukuman untuk memodifikasinya.
Sebagai contoh, bayangkan seorang siswa yang selalu terlambat masuk kelas. Dalam pendekatan behavioristik, konselor akan mencari tahu: apakah ada penguatan yang membuat siswa tersebut terus mengulangi kebiasaan itu? Mungkin karena ia tidak mendapatkan sanksi atau bahkan mendapat perhatian dari teman-temannya saat datang terlambat. Lalu, konselor bisa menerapkan teknik tertentu seperti penguatan positif—misalnya memberi pujian atau reward ketika siswa datang tepat waktu. Atau sebaliknya, menerapkan hukuman ringan (aversif) jika keterlambatan terus diulang, agar perilaku itu berhenti. Beberapa teknik yang sering digunakan dalam konseling behavioristik antara lain:
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini sangat cocok diterapkan di lingkungan sekolah, lembaga pemasyarakatan, panti rehabilitasi, bahkan dalam rumah tangga, karena fokusnya adalah pada hasil nyata yang bisa langsung terlihat. Dalam dunia pendidikan, misalnya, konseling behavioristik membantu membentuk disiplin, tanggung jawab, dan kebiasaan belajar yang baik melalui sistem penguatan yang konsisten.
Tujuan utama dari konseling behavioristik adalah membantu individu menghilangkan perilaku tidak adaptif dan menggantinya dengan perilaku yang lebih baik, sehat, dan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Pendekatan ini juga mengajarkan bahwa perubahan itu tidak harus menunggu “mood” atau perasaan siap, tetapi bisa dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan berulang-ulang sampai menjadi kebiasaan baru.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, konseling behavioristik menawarkan pendekatan praktis untuk mengatasi masalah perilaku. Dengan memahami bahwa perilaku terbentuk karena belajar, maka kita pun bisa melatih diri untuk berubah. Perubahan tidak harus dimulai dari rasa, tapi bisa dimulai dari aksi—dan itulah kekuatan utama dari pendekatan behavioristik: mengubah hidup, satu perilaku kecil dalam satu waktu.