Konten dari Pengguna

Boneka Politik

Elzandi Irfan Zikra
Saya adalah mahasiswa Teknologi Sains Data Universitas Airlangga. Saya adalah pejuang yang bersenjatakan 26 huruf alfabet.
2 November 2023 21:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elzandi Irfan Zikra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Manipulasi Oleh King Maker. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Manipulasi Oleh King Maker. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hari demi hari menuju Pemilu 2024, publik terus diberi "makan" dengan berbagai isu politik yang tidak ada habisnya. Namun ada satu hal yang publik tangkap, Jokowi membuktikan pada masyarakat bahwa ia bukanlah "BONEKA".
ADVERTISEMENT
Hampir 10 tahun, PDIP memegang peran sebagai petahana, bersama dengan Jokowi, PDIP tidak terkalahkan. Dibawah kepemimpinan Megawati, PDIP benar-benar berhasil membuat Jokowi "berdansa" diatas panggung politik Indonesia. Memainkan perannya sebagai Presiden.
"Petugas Partai." Kalimat yang sering didengar publik, keluar dari mulut ketum PDIP, Megawati. Mereka yang memegang peran sebagai kader PDIP, harus senantiasa mematuhi kehendak partai, tidak terkecuali seorang Presiden.
Menjelang pemilu 2024, publik benar-benar dikejutkan. Jokowi mulai menunjukkan jati dirinya. Dibalik gaya bicara dan penampilan yang tenang dan sederhana, Jokowi mempertontonkan manuver politik yang jenius.
Mulai dari menempatkan kaesang sebagai ketum PSI, menempatkan orang-orang kepercayaan pada posisi strategis, hingga menempatkan Gibran sebagai cawapres Prabowo. Jokowi membangun dinasti kekuasaanya sendiri, koalisi "Indonesia Maju" yang terdiri dari 12 partai politik.
ADVERTISEMENT
Belum lagi potensi kekuatan koalisi "Perubahan" sebagai pihak oposisi yang kian menguat. PDIP kali ini benar-benar berada diujung tanduk.
Melalui kader-kadernya, seperti Hasto dan Adian, PDIP berusaha membuka borok Jokowi. Isu 3 periode, Jokowi yang tak loyal dan proyek-proyek gagal hingga politik dinasti digaungkan untuk memperburuk Jokowi dan koalisi yang dibangunnya. PDIP benar-benar kerja keras dalam hal ini.
Menanggapi hal ini, Jokowi hanya memberikan sedikit komentar dan senyuman khasnya, ia tidak terlalu ambil pusing. Jokowi bilang hal tersebut sudah merupakan hal lumrah dalam dunia politik. Jokowi hanya menekankan bahwa semua keputusan ada di tangan rakyat.
Sebenarnya, PDIP masih memiliki kartu as. Jika kedepannya hal-hal berjalan diluar perkiraan PDIP. Tindakan cawe-cawe yang ditunjukkan oleh Jokowi bisa dimanfaatkan PDIP untuk melakukan pemakzulan presiden. Dengan kekuatan yang mendominasi di DPR, bukan tidak mungkin PDIP melakukan hal ini.
ADVERTISEMENT
Namun, kartu as ini sepertinya tidak akan digunakan. Apalagi kondisi saat ini yang mendekati pemilu. Hal luar biasa seperti pemakzulan presiden berpotensi mengakibatkan kericuhan yang mengakibatkan tertundanya pemilu. Jika hal ini terjadi, PDIP yang dianggap sebagai pelopor akan memiliki citra buruk di masyarakat, akibatnya kans untuk memenangkan pemilu 2024 akan semakin rendah.
Jokowi benar-benar menjadi ancaman bagi PDIP pada pemilu mendatang. Jika diurutkan dalam segi "Kekuatan Dana" dan "Lobi Politik", Koalisi Indonesia Maju berada di urutan pertama, diikuti oleh kubu PDIP pada posisi kedua dan Koalisi Perubahan pada posisi ketiga.
Hanya Koalisi Perubahan masih memiliki kans yang sangat tinggi untuk bisa memenangkan pemilu, karena kekuatan koalisi ini terletak pada reputasi dan gagasan yang dimilikinya. Publik memprediksi bahwa Koalisi Indonesia Maju dan Koalisi Perubahan akan bersaing pada putaran kedua pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Istilah "BONEKA" telah sepenuhnya lepas dari Jokowi. Publik memandang bahwa kini Jokowi telah bervolusi, dari "Pion" menjadi "King-Maker".
Apakah PDIP masih memiliki amunisi lain untuk mempertahankan kekuasaannya?
Jika tidak, maka ucapkan selamat tinggal pada gelar "petahana."