Konten dari Pengguna

Meretas Masa Depan: Transformasi Indonesia melalui Kecerdasan Buatan dan SDGs

Elzandi Irfan Zikra
Saya adalah mahasiswa Teknologi Sains Data Universitas Airlangga. Saya adalah pejuang yang bersenjatakan 26 huruf alfabet.
19 November 2023 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elzandi Irfan Zikra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Machine Learning. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Machine Learning. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Dalam labirin dunia modern yang terus berubah, machine learning (ML) telah tumbuh menjadi lebih dari sekadar teknologi; ia menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan masa depan yang lebih berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk menjelajahi bagaimana revolusi ML dapat menjadi katalisator dalam mendorong Indonesia menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dengan fokus khusus pada inovasi generasi muda dan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Pertama, mari kita renungkan kemajuan ML saat ini. Dengan lebih dari 2.5 quintillion bytes data yang dihasilkan setiap hari, ML telah menjadi alat penting dalam mengekstraksi pengetahuan dan wawasan. Teknologi ini telah menunjukkan keefektifannya dalam berbagai bidang, mulai dari prediksi cuaca hingga deteksi dini penyakit. Menurut laporan McKinsey Global Institute, ML memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas global hingga 1,2% per tahun, sebuah angka yang mengesankan.
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau dan populasi lebih dari 270 juta jiwa, berada di posisi unik untuk memanfaatkan ML. Negara ini menghadapi tantangan yang luas, termasuk manajemen sumber daya alam, mitigasi bencana alam, dan peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan. Machine learning dapat memberikan solusi inovatif untuk masalah-masalah ini. Misalnya, penggunaan ML dalam analisis data cuaca dapat membantu dalam prediksi bencana alam, yang sangat penting di negara yang sering mengalami gempa bumi dan tsunami.
ADVERTISEMENT
Peran mahasiswa dan generasi muda dalam ekosistem ini tidak dapat diremehkan. Di Indonesia, jumlah pelajar dan mahasiswa yang mengambil bidang studi terkait teknologi terus meningkat. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, telah terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah mahasiswa yang terdaftar di program-program STEM (science, technology, engineering, and mathematics) dalam lima tahun terakhir. Mahasiswa ini, dilengkapi dengan keterampilan dan keingintahuan, adalah pemain kunci dalam mengadaptasi dan menerapkan ML untuk menyelesaikan masalah lokal.
Kolaborasi antar sektor juga krusial. Kerjasama antara universitas, pemerintah, dan industri tidak hanya akan mempercepat adopsi ML tetapi juga memastikan bahwa pengembangannya selaras dengan kebutuhan nasional. Di Indonesia, inisiatif seperti 'Making Indonesia 4.0' menunjukkan komitmen pemerintah terhadap adopsi teknologi canggih, termasuk ML, untuk memajukan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Dalam skala global, Indonesia dapat menjadi contoh yang menginspirasi tentang bagaimana negara berkembang dapat memanfaatkan ML untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. ML bukan hanya tentang kecanggihan teknologi; ini tentang mengubah cara kita mendekati masalah, membuat keputusan, dan merencanakan masa depan.
Kita sedang menghadapi titik balik dalam sejarah, di mana ML tidak hanya membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia, tetapi juga membantu dalam merumuskan masa depan yang berkelanjutan. Dengan berfokus pada inovasi, pendidikan, dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia dapat memanfaatkan revolusi ML ini untuk tidak hanya mencapai SDGs tetapi juga membangun masyarakat yang lebih tangguh dan inklusif. Bagi mahasiswa dan inovator muda, ini adalah panggilan untuk mengambil peran aktif dalam menulis ulang narasi pembangunan nasional
ADVERTISEMENT