Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Transformasi Bisnis Florist di Era Digital: Menyesuaikan Diri dengan Teknologi
12 Desember 2024 17:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Zayyana Muchsina Sofyatin Najwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tren bunga sebagai hadiah mulai mekar di tengah kehidupan masyarakat modern yang menguntamakan estetika. Pada era ini, bunga tak hanya digandrungi sebagai dekorasi acara tertentu, bunga juga menjadi luapan emosi serta bahasa cinta. Dalam beberapa tahun terakhir, bunga mulai dilirik sebagai opsi hadiah, mulai dari perayaan kelulusan, hari Valentine, hari guru, hari Ibu, dan hari spesial lainnya. Bahkan bunga juga menjadi pilihan untuk memberikan hadiah kepada orang terkasih yang sudah berpulang ke pangkuan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Bisnis bunga saat ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, didukung oleh banyaknya permintaan bunga untuk segala occasion. Ini selaras dengan permintaan konsumen yang konsisten dalam acara tertentu setiap tahunnya. Bunga menjadi minat dan standar yang mulai tumbuh di masyarakat modern. Selain itu, banyak konsumen tertarik dengan tren terbaru dari rangkaian bunga yang perputaran modelnya terbilang masif.
Standar hidup masyarakat yang mulai berubah sangat berpengaruh pada keberlangsungan bisnis bunga. Sebelum adanya trend dari kalangan Gen-Z menjadikan bunga sebagai buah tangan, dulunya bunga digunakan untuk dekorasi pernikahan dan pemakaman saja. Hal ini diungkapkan oleh Sri Astiati, pemilik toko bunga Bismillah asal Kudus. Ia juga mengatakan bahwa tren ini mulai menjamur dikarenakan postingan media sosial, karena sebelumnya pelanggannya berasal dari event organizer untuk dekorasi dan juga pengrajin papan bunga. Khususnya pada bunga segar saat ini, fresh flowers punya peminat banyak di kalangan anak muda. Tak jarang mereka mampir untuk sekedar membeli bunga ketika pergi berkencan.
ADVERTISEMENT
Peningkatan bisnis ini juga memiliki dampak yang cukup kuat karena tren global. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Petani domestik berhasil mengekspor 1.659 ton dengan nilai 3,91 juta US dollar pada tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa volume ekspor naik 23,53% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1.343 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa bisnis bunga ini meningkat secara signifikan dan mampu menggandeng petani domestik untuk memenuhi permintaan pasar global, meskipun sering kali menghadapi tantangan fluktuasi pasokan dikarenakan cuaca dan hama.
Para pemilik toko bunga saat ini mencari seribu cara untuk menawarkan produk mereka agar menarik konsumen. Usaha ini berkaitan dengan consumer choice theory, para pemilik toko bunga fokus pada preferensi konsumen dengan meluncurkan model-model unik. Sri Astiati juga menjelaskan bahwa mereka memberikan berbagai model dengan budget tertentu kepada customer. "Pelanggan bebas memilih bunga yang mereka mau, kita juga jelaskan harga bunga pertangkai yang berbeda, supaya mereka bisa mengukur budget," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain penyesuaian terhadap preferensi konsumen, para pebisnis bunga juga menawarkan jasa pengantaran yang bekerja sama dengan driver ojek online. Penjual juga mengaktifkan layanan penjualan melalui e-commerce agar mudah dalam prosedur pemesanan. Kemudahan ini membuat konsumen dapat memesan dari jarak jauh. Tak hanya itu, bisnis ini juga mulai merambah pada toko online seperti GrabMart dan GoMart. Media sosial juga berperan penting untuk keberlangsungan usaha bunga ini, para penjual menggunakan media sosial untuk upload produk yang mereka buat dan menjadi sarana pemasaran yang efektif. Bahkan pada praktiknya, beberapa penjual melakukan live streaming di aplikasi Instagram maupun TikTok untuk memasarkan produk mereka.
Opportunity cost juga menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. Dalam bisnis ini tidak hanya barang berupa bunga saja yang dijual, melainkan ada aspek lainnya seperti waktu, biaya yang dikeluarkan untuk pengambilan bunga dari petani, kreatifitas, biaya pemasaran dan jasa rangkaian bunga. Terlebih lagi, ada beberapa bahan tambahan lainnya seperti kertas wrapping bunga dan biaya perawatan seperti vitamin agar bunga tetap awet. Semua hal tersebut mempengaruhi harga jual yang nantinya juga mempengaruhi preferensi konsumen dalam pemilihan produk yang akan dibeli.
ADVERTISEMENT
Pada praktik perdagangan ini jelas menguntungkan semua pihak, maraknya bisnis ini membuka peluang baru untuk membuka lowongan pekerjaan. Para pemilik toko bisa mempekerjakan karyawan terkhusus usia produktif. Bisnis ini juga merangkul petani agar dapat memproduksi lebih banyak sehingga dapat meningkatkan hasil mereka. Hal itu mempengaruhi perekonomian agar lebih meningkat.
Namun, ada kalanya tantangan juga berdatangan untuk bisnis ini. Karena hasil produksi bunga ditunjang oleh faktor alami, sangat sulit diprediksi sehingga menyebabkan fluktuasi pada harga bunga. Tentu hal ini akan merubah perhitungan para pedagang agar mereka mendapatkan keuntungan yang tetap. Ketergantungan pada pasokan di daerah tertentu juga menjadi tantangan utama, karena sebagian bunga dengan kualitas bagus hanya dihasilkan pada daerah dataran tinggi. Tantangan diatas membuat para pebisnis memutar otak untuk bisa mendapatkan persediaan barang untuk pemenuhan konsumen.
ADVERTISEMENT
Bisnis bunga ini akan tetap ada jika tren terus berjalan dan model-model baru tetap bermunculan. Harapan para pebisnis, standar hidup masyarakat yang berfokus pada estetika sudah sepatutnya untuk dilanggengkan. Dengan inovasi yang berkelanjutan, para pebisnis percaya bahwa mereka dapat memenuhi permintaan konsumen. Peluang pasar yang besar juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan bunga dari petani domestik untuk memenuhi permintaan pasar global.