Konten dari Pengguna

Daya Tarik Batik di Mata Masyarakat Tanzania

zefanya todoan
Lulusan komunikasi massa dari STIKOM LSPR Communication and Business Institute Jakarta, Indonesia. Sukarelawan dari Youth Development Organization Tanzania. Gemar menulis dan fotografi.
28 Februari 2021 6:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari zefanya todoan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengrajin yang sedang membuat batik Kampung Batik Laweyan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengrajin yang sedang membuat batik Kampung Batik Laweyan Foto: Shutter Stock

Eksistensi Warisan Budaya Indonesia

ADVERTISEMENT
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang dikenal banyak masyarakat dunia. Materialnya yang nyaman serta motif yang unik dan cantik menjadi ciri khas tersendiri. Batik merupakan salah satu identitas tradisi budaya Indonesia. Batik Indonesia tersebar di berbagai daerah seperti Sumatra, Bali, Jawa dan Kalimantan. Tiap daerah tersebut memiliki keunikannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Selama kurang lebih 4 tahun berada di Dar es Salaam, Tanzania, pada 3 tahun terakhir ini, tempat di mana saya bekerja yakni KBRI selalu berpartisipasi mengikuti pameran dagang internasional. Pameran ini dikenal dengan nama, DITF (Dar es Salaam International Trade Fair). Acara ini dilaksanakan setiap tahunnya pada akhir bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli.
Pengunjung asal Tanzania mengenakan batik Indonesia
DITF diselenggarakan oleh Pemerintah Tanzania. Pameran ini diadakan dengan tujuan sebagai sarana promosi produk lokal maupun internasional. Peserta pameran DITF datang dari mancanegara. Produk-produk yang dipromosikan antara lain, produk pertanian, makanan dan minuman, tekstil, pakaian dan benang, peralatan manufaktur, bahan bangunan, mobil, barang-barang listrik, bahan kimia dan kosmetik, kayu dan furnitur, mesin pertanian dan lain sebagainya. Tidak hanya perusahaan, namun beberapa Kedutaan Besar negara lain juga berpartisipasi dalam DITF.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Tanzania antusias dengan batik Indonesia
Setiap tahunnya KBRI mengajak para pengusaha untuk bergabung mempromosikan produk Indonesia di DITF. Pada tahun sebelumnya, KBRI berhasil mendatangkan pengusaha batik dari Indonesia bernama Ibu Tatik. Kemeja dan kain batik dipajang di booth KBRI, untuk diperkenalkan kepada masyarakat Tanzania. Selama beberapa hari promosi batik di booth KBRI, para pengunjung tampak antusias. Kebanyakan dari mereka sangat menyukai motif batik Indonesia dan tertarik untuk mencobanya.
Para pengunjung mengatakan, ”Bahan batik sangatlah nyaman, modelnya cocok untuk dikenakan pada acara formal maupun informal. Motif batik mengingatkan kami akan kain tradisional milik Tanzania, yaitu kain Kitenge. Namun, motif batik Indonesia memiliki keunikannya tersendiri dan kitenge Tanzania memiliki bahan yang lebih tebal.” Hampir setiap harinya selama DITF berlangsung, booth KBRI ramai dikunjungi pengunjung lokal maupun asing. Respons mereka terhadap batik sangatlah baik.
Pengunjung asal Tanzania mencoba batik Indonesia di booth KBRI
Selain itu, di antara para pengunjung, booth KBRI kedatangan seorang pelajar Tanzania lulusan Universitas di Indonesia, bernama Agnes. Ia menempuh pendidikan pasca sarjana di Indonesia melalui program beasiswa Kemitraan Negara Berkembang. Agnes berada di Indonesia selama kurang lebih 3 tahun. Oleh karena itu, Agnes sudah tidak asing lagi dengan batik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut pendapat Agnes, "Kain batik bahannya bagus, karena ringan saat dipakai warnanya juga cocok dengan kulit saya." Selain itu, Agnes juga mengharapkan agar kelak ada pengusaha batik yang dapat melebarkan sayapnya ke Tanzania, membuka toko batik di sini, melihat banyaknya orang Tanzania yang tertarik pada batik Indonesia.