Konten dari Pengguna

Gen Z & Milenial di Pilkada Kaltim: Perangi Hoaks, Jaga Bangsa!

Ziya Ibr
Penulis Buku, Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Mulawarman serta Tenaga Ahli dalam bidang komunikasi dengan kepakaran di bidang Ilmu Komunikasi Digital, Komunikasi Interpersonal & Kepemimpinan, Motivasi, serta Psikologi Komunikasi.
20 Oktober 2024 9:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ziya Ibr tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjelang pelaksanaan Pilkada Kalimantan Timur yang dijadwalkan pada 27 November 2024, generasi Milenial dan Gen Z memiliki peran penting dalam menjaga persatuan bangsa melalui gerakan anti-hoaks di media sosial. Di tengah dinamika politik yang kerap diwarnai isu-isu sensitif, upaya bela negara dan penguatan wawasan kebangsaan menjadi sangat relevan.
Gambar 1. Ilustrasi Perangi Hoax, Sumber : Diolah Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Ilustrasi Perangi Hoax, Sumber : Diolah Penulis
Pilkada bukan hanya ajang perebutan kekuasaan, tetapi juga momen penting untuk memperkuat ideologi Pancasila dan mempertegas rasa kebangsaan. Pemahaman tentang sejarah kebangsaan serta nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus diperkuat, terutama di kalangan generasi muda. Ancaman seperti radikalisme dan terorisme, yang bukan hanya bersifat fisik tetapi juga ideologis, perlu diwaspadai. Masyarakat, khususnya generasi muda, harus proaktif dalam menjaga stabilitas nasional dan memperkuat nilai kebangsaan di tengah gempuran informasi yang sering kali menyesatkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan utama menjelang Pilkada 2024 adalah penyebaran hoaks. Hoaks yang memanfaatkan isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) berpotensi memecah belah masyarakat dan merusak integritas demokrasi. Oleh karena itu, gerakan melawan hoaks menjadi bagian dari aksi bela negara dan wawasan kebangsaan. Melalui literasi digital, masyarakat bisa berperan aktif dalam menangkal disinformasi dan menjaga kualitas demokrasi.
Pemerintah, media, dan organisasi masyarakat harus berkolaborasi untuk memerangi penyebaran hoaks. Klarifikasi informasi secara cepat, edukasi publik, serta peningkatan literasi digital adalah langkah-langkah penting. Selain itu, pengawasan dan transparansi dalam proses pemilu juga krusial untuk menjaga kepercayaan publik. Organisasi seperti Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) telah aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya hoaks, yang secara langsung membantu menjaga stabilitas dan persatuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, generasi Milenial dan Gen Z memainkan peran kunci. Melalui media sosial, mereka bisa menjadi garda terdepan dalam menyebarkan pesan anti-hoaks. Penggunaan platform seperti Instagram, Twitter, dan Facebook memungkinkan penyebaran informasi yang cepat dan luas. Kampanye kreatif dengan menggunakan tagar #AntiHoaksPilkadaKaltim2024, serta konten menarik seperti video Reels, dapat menjadi alat efektif untuk menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melawan hoaks.
Kesuksesan Pilkada tidak hanya ditentukan oleh proses teknis pemilu, tetapi juga oleh kemampuan masyarakat menjaga integritas dan keutuhan bangsa. Sosialisasi anti-hoaks adalah salah satu bentuk nyata partisipasi aktif warga negara dalam mempertahankan demokrasi dan persatuan nasional. Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa Pilkada Kaltim 2024 menjadi pemilu yang adil, jujur, dan bebas dari ancaman disinformasi.
ADVERTISEMENT