Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Skuat Mentereng yang Dimiliki PSG Bukanlah Acuan untuk Mudah Menatap Laga
24 Agustus 2021 20:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari zubairi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Paris Saint German (PSG) kini digadang-gadang akan menjadi klub yang akan mendominasi Ligue 1 musim 2021/2022. Dengan skuat yang mapan dan mentereng dari sisi pertahanan, lini tengah hingga sektor penyerang mereka yang dihuni oleh Messi, Mbappe dan Neymar, seolah-olah mereka (PSG ) akan lagi tak tertandingi. Padahal dengan skuatnya yang demikian, adalah ada beban di bawahnya. Salah satunya adalah cacian publik. "Lha gagal juara, kok bisa?"
ADVERTISEMENT
Beban yang mereka emban melalui Pochettino (pelatih PSG) bukanlah beban yang mudah diatasi. Sebab di dalam sepak bola, tim yang didominasi oleh pemain berlabel bintang bukanlah acuan untuk membawa suatu tim yang gampang menyandang status juara. Ditambah lagi banyaknya uang yang mereka keluarkan untuk mendatangi Ramos dan Messi. Bukan beban biasa.
Apa sih maksud PSG ini mendatangkan Ramos dan Messi? Padahal mereka adalah dua pemain yang sering bentrok di lapangan. Salah satunya ketika El Clasico, La Liga tersaji. Mungkin PSG punya niat mulia, yakni agar Ramos dan Messi bisa salaman, pelukan, maaf-maafan di klub Le Paresien ini. Tapi lebih masuk akal lagi jika kita berpikir begini:
PSG mendatangkan Ramos dan Messi adalah untuk memperkuat pertahanan dan penyerangannya. Wajar, Ligue 1 musim 2020/2021 lalu ia gagal mempertahankan gelarnya sebagai klub Ligue 1 yang berhasil menjuarai liga domestik selama tiga musim beruntun. Ia harus tertunduk lelah di bawah Lille. Maka dengan datangnya Messi dan Ramos inilah PSG ingin bangkit lagi dari keterpurukannya.
ADVERTISEMENT
Liga Prancis memang tak sepopuler Liga Italia, Liga Jerman, Liga Inggris ataupun Liga Spanyol. Namun yang namanya liga, sepak bola, adalah tetap bersifat kompetitif dan penuh drama yang tinggi.
Semua liga tetap agresif, dinamis, dan sangat intensif. Ditambah lagi yang namanya sepak bola adalah pasti tidak lepas dari keberuntungan. Semapan dan sementereng apa pun skuatnya jika Dewi Fortuna tak berada tepat di sampingnya, maka kekalahanlah yang akan menyertainya.
Sekali lagi PSG yang dihuni dengan skuat yang fantastis bukanlah akan mudah menjalan Ligue 1 di musim 2021/2022. Memang, Ramos adalah bek yang kuat. Messi adalah pemain terbaik yang berkualitas. Wijnaldum adalah adalah gelandang terbaik. Donnarumma adalah kiper muda terbaik. Ditambah lagi Achraf Hakimi yang merupakan bek kanan terbaik Eropa.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Pochettino mengemban amanah besar dari sang presiden klub. Ia harus membawa PSG ke titik yang lebih baik dari sebelumnya. Ia harus menang di semua laga. Dan memenangkan Liga Champions adalah keinginan yang tentu didamba-dambakan.
Artinya, ketika suatu tim dibentuk melalui pemain super, maka dorongan ekstra pun tentu lebih kuat. Terakhir, mampukah Pochettino selaku pelatih PSG membawa PSG menatap setiap laga dengan mudah dengan skuat yang dimilikinya? Jika tidak, akan dibawa ke mana PSG ini?