Konten dari Pengguna

Prahara Jenderal vs Mayor

Zubin Mehta
Sarjana Hubungan Internasional Prof. Dr Moestopo (Beragama) Magister Hubungan Internasional saat ini Paramadina Menulis merupakan salah satu dalam pendapat kita
25 Februari 2021 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zubin Mehta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Partai Demokrat Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Partai Demokrat Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Isu yang sangat menjadi hangat dalam dunia politik di Indonesia adalah Partai Demokrat yang diisukan akan dikudeta oleh sekelompok barisan mantan kader demokrat yang tidak puas dalam pemilihan Ketua Umum beberapa waktu lalu yang sudah diselenggarakan.
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat yang didirikan oleh beberapa orang dan salah satunya adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga merupakan orang tua dari Ahy dan Ibas ini merupakan partai yang mengedepankan saling berpikir dan berdemokrasi atas kepentingan bersama.
Pada beberapa waktu lalu Ketua Umum Demokrat, AHY mengadakan Konferensi pers yang di mana ada hal yang menarik, bahwa ada orang yang ingin mengambil alih Partai Demokrat dalam KLB Kongres Luar Biasa, dan beliau juga memberi tahu bahwa orang yang ingin mengambil alih adalah antara mantan kader dan orang pejabat publik saat ini dalam pemerintahan sekarang dan beliau pun sudah menyurati Bapak Presiden Joko Widodo dalam hal ini sebagai pemberitahuan bahwa ada bawahan beliau yang berperan dalam politik Partai Demokrat, isu yang beredar adalah yaitu Bapak Moeldoko yang saat ini menjadi Kepala Staf Kepresidenan dan juga mantan Panglima TNI.
ADVERTISEMENT
AHY yang merupakan juga pernah menjadi anggota militer TNI dan pernah memiliki pengalaman dan sepak terjang yang baik dalam karier militernya selama ia berkarier dan memilih pensiun dini untuk berkarier di dunia politik pada pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 ia juga mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil dengan pasangannya Ibu Sylviana Murni. dan biasa dikenal AHY-SYLVI, walaupun hasilnya kalah ia tidak menyerah begitu saja pada pemilihan Presiden 2019 pun ia sempat dikandidatkan sebagai Presiden atau Wakil Presiden tetapi beliau masuk dalam tim pemenang Prabowo Sandi dalam pemilu 2019.
Walaupun karier politiknya belum dan masih dipandang sebelah mata oleh musuhnya dalam politik tetapi saat ini AHY tampil beda dan dapat menjadi perhitungan ke depannya dalam gagasan dan intelektual dalam dunia politik Indonesia, kariernya melaju dengan cepat sampai akhirnya menjadi Ketua Umum Demokrat saat ini.
ADVERTISEMENT
Moeldoko merupakan mantan Panglima TNI 2013-2015 yang pernah juga masuk dalam Kabinet SBY yaitu Kabinet Indonesia Bersatu II, setelah pensiun dari militer purna tugasnya dalam karier militer yang membesarkan beliau dan cukup baik sampai jabatan tertinggi dia emban tugasnya, dalam dunia politik ia juga masuk dalam Partai Hanura dan beberapa organisasi seperti HKTI dan tim pemenang Jokowi-Amin sampai saat ini menjabat KSP.
Perbuatan Partai Demokrat menjadi faktor yang kuat karena Partai Demokrat dan PKS yang tidak masuk dalam kabinet atau disebut Oposisi, mungkin banyak yang mengira AHY tidak memiliki kader yang loyal tetapi banyak bercerita masalah pergerakan untuk menjatuhkan AHY dari ketua umum dan sudah dicium pergerakan tersebut sampai di mana beliau mengadakan konferensi pers di DPP Demokrat. sampai beberapa dari kader dan pengurus demokrat saat ini saling berdebat dibeberapa acara stasiun televisi nasional. Sampai akhir Pak Moeldoko juga melakukan hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Karena dalam beberapa tahun ke depan pemilihan Presiden sudah di depan mata tetapi setiap parpol juga mulai melakukan pembenahan dari tingkat Cabang (DPC) sampai wilayah (DPW) dalam melakukan kompetisi politik 5 tahun sekali.
Banyak yang bertanya apa benar bahwa bapak Moeldoko melakukan manuver dalam politik tersebut, apakah Partai Demokrat saja yang ingin mencari isu-isu urusan internalnya dilempar ke masalah eksternal.
Beliau juga sangat disayangkan ada perilaku-perilaku seperti ini, apakah ini sebuah amarah dari Bapak SBY yang sudah cukup lama beliau tahu bahwa berita pergerakan dalam menjatuhkan AHY dari Ketua Umum Demokrat.
Apakah ini sebuah pergerakan dari bursa calon kandidat presiden dan wakil 2024 nanti?