Konten dari Pengguna

Panggilan Kesadaran Dunia dan Tanggung Jawab Bersama dalam Krisis Rohingya

Imanuela Juventia Montolalu
Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Kristen Indonesia
11 Januari 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imanuela Juventia Montolalu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang pengungsi Rohingya yang baru tiba berjalan ke pantai di Ulee Madon, provinsi Aceh, pada 16 November 2023. Foto: Amanda Jufrian / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengungsi Rohingya yang baru tiba berjalan ke pantai di Ulee Madon, provinsi Aceh, pada 16 November 2023. Foto: Amanda Jufrian / AFP
ADVERTISEMENT
Adanya krisis kemanusiaan yang serius dan kompleks yang dihadapi oleh etnis Rohingya. Konflik di Myanmar telah mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap etnis Rohingya, termasuk pengusiran massal, kekerasan seksual, dan pembunuhan. Hal ini menunjukkan perlunya intervensi internasional untuk menghormati dan melindungi hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Komunitas internasional, termasuk negara-negara tetangga seperti Bangladesh, Indonesia, Malaysia, dan Thailand, harus bersatu untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada para pengungsi Rohingya. Bantuan ini mencakup akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Konflik di Myanmar tidak hanya memengaruhi warga etnis Rohingya tetapi juga berdampak pada stabilitas regional. Negara-negara di sekitar Myanmar, terutama Bangladesh, terbebani dengan jumlah besar pengungsi yang memerlukan bantuan dan dukungan.
Krisis Rohingya memerlukan solusi jangka panjang yang melibatkan komitmen yang kuat dari pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan konflik, mengakui hak-hak etnis minoritas, dan memfasilitasi kembali pemulihan dan integrasi para pengungsi ke dalam masyarakat.
Pentingnya kesadaran global dan penyebaran informasi tentang krisis ini untuk menggalang dukungan publik dan tekanan internasional terhadap pemerintah Myanmar agar bertanggung jawab atas perlakuan terhadap etnis Rohingya.
ADVERTISEMENT
Dari segi kemanusiaan dan moralitas, situasi Rohingya menunjukkan perlunya tindakan kolektif dari komunitas internasional untuk mengakhiri penderitaan mereka dan memastikan hak-hak dasar mereka diakui dan dilindungi.
Hal ini menegaskan kesulitan yang dihadapi oleh etnis Rohingya dan kompleksitas krisis kemanusiaan yang terus berlanjut. Penolakan kewarganegaraan bagi etnis Rohingya oleh pemerintah Myanmar adalah contoh konkret dari diskriminasi sistematis yang mengakibatkan pengucilan mereka dari hak-hak dasar, seperti akses pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan. Hal ini jelas merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Jumlah besar pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh menciptakan kondisi darurat kemanusiaan yang memerlukan tanggapan darurat dari komunitas internasional. Dalam kamp-kamp pengungsian, masalah seperti kekurangan pangan, air bersih, perawatan medis, dan infrastruktur dasar lainnya menjadi perhatian utama.
ADVERTISEMENT
Konflik bersenjata antara kelompok militan Rohingya dan militer Myanmar telah memicu gelombang besar pengungsi yang mencari perlindungan di negara-negara tetangga. Ini menunjukkan eskalasi konflik yang mengancam perdamaian dan keamanan regional.
Penyelesaian krisis Rohingya tidak hanya bergantung pada pemberian bantuan kemanusiaan. Diperlukan solusi politik jangka panjang yang melibatkan dialog antara pemerintah Myanmar dan perwakilan etnis Rohingya untuk mencari jalan keluar yang adil dan berkelanjutan.
Komunitas internasional memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk melindungi hak-hak pengungsi Rohingya serta mendesak pemerintah Myanmar untuk mengakhiri diskriminasi terhadap mereka dan menghormati hak asasi manusia.
Krisis Rohingya mencerminkan kegagalan perlindungan hak asasi manusia dan kebutuhan akan aksi kolaboratif yang tegas dari komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mempromosikan perdamaian serta pemulihan jangka panjang di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Organisasi internasional telah memberikan respons terhadap permasalahan ini. Pada Desember 2017, Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang mengutuk pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Rohingya dan minoritas lainnya di Myanmar. Resolusi itu juga menyerukan agar Myanmar menghentikan hasutan kebencian terhadap minoritas Rohingya dan kelompok minoritas lainnya.
Selain itu, organisasi internasional seperti Amnesty International dan Human Rights Watch juga telah memainkan peran penting dalam mendesak pertanggungjawaban Myanmar di panggung internasional. Resolusi dan sanksi diajukan sebagai upaya konkret untuk mengecam dan menghentikan kekerasan, menunjukkan bahwa komunitas internasional tidak akan tinggal diam di hadapan pelanggaran hak asasi manusia.
Implikasi jangka panjang dari krisis ini mencakup krisis pengungsi yang menimbulkan beban berat pada negara-negara tetangga. Kerja sama internasional menjadi krusial dalam menangani krisis pengungsi dan memberikan bantuan kemanusiaan. Proses pemulihan dan rekonstruksi di Rakhine memerlukan keterlibatan internasional untuk membangun kembali infrastruktur dan menciptakan lingkungan yang aman bagi Rohingya yang ingin kembali.
ADVERTISEMENT