Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Carbon Dioxide, Methane, Nitrous Oxide Menyebabkan Emisi GRK?
8 Desember 2024 18:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Zulfani Ashilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas-gas yang dilepaskan ke atmosfer dari aktivitas manusia dan hal-hal alami yang meningkatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah proses di mana gas-gas ini menahan panas di atmosfer, sehingga mempengaruhi suhu permukaan bumi. Tetapi tidak hanya disebabkan oleh gas saja, emisi GRK juga dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia seperti, penggunaan kendaraan bermotor, penggundulan hutan (deforestasi), pembakaran bahan bakar fosil, dan lain-lain. Dampak yang ditimbulkan dari emisi GRK ini dapat menyebabkan terjadi nya pemanasan global. Pemanasan global adalah proses terjadi nya peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.
ADVERTISEMENT
Gas yang berperan besar dalam menyebabkan emisi GRK adalah carbon dioxide (CO2). CO2 adalah gas yang dapat menyerap radiasi inframerah (panas) yang dipancarkan oleh permukaan bumi. Ketika sinar matahari mengenai bumi, sebagian dari energi ini dipantulkan kembali ke atmosfer dalam bentuk radiasi inframerah. Gas rumah kaca, termasuk CO2, dapat menyerap radiasi ini dan mengubahnya menjadi panas. Ini mencegah sebagian energi panas untuk kembali ke luar angkasa. Semakin banyak CO2 yang berada di atmosfer, semakin banyak radiasi panas yang terperangkap, sehingga suhu bumi akan semakin meningkat.
Selain carbon dioxide, gas lainnya yang dapat menyebabkan emisi GRK adalah metana (CH4). Sama halnya dengan CO2, metana sangat efisien dalam menyerap radiasi inframerah. Ketika sinar matahari mengenai bumi, sebagian dari energi tersebut dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Gas rumah kaca, termasuk metana, menyerap radiasi ini dan mengubahnya menjadi panas, sehingga menahan panas di atmosfer. Meskipun jumlah metana di atmosfer jauh lebih sedikit dibandingkan CO2, metana memiliki dampak pemanasan global yang jauh lebih kuat.
ADVERTISEMENT
Menurut penilaian terkini dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), dalam jangka pendek (sekitar 20 tahun), metana memiliki sekitar 80 kali berpotensi menyebabkan pemanasan global dibandingkan CO2. Ini membuktikan bahwa meskipun jumlah metana lebih sedikit, namun ia sangat efektif dalam memerangkap panas di atmosfer.
Gas yang dapat menyebabkan emisi GRK selanjutnya adalah nitrous oxide (N2O). Nitrous oxide (N2O) atau gas nitrat dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca karena sifatnya yang memungkinkan gas ini menyerap radiasi inframerah, seperti halnya carbon dioxide (CO2) dan metana (CH4). Meskipun konsentrasi N2O di atmosfer jauh lebih rendah dibandingkan dengan CO2 dan CH4, gas ini memiliki potensi pemanasan global yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
N2O memiliki potensi pemanasan global yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan CO2. Dalam periode 100 tahun, N2O diperkirakan memiliki potensi pemanasan global 298 kali lebih besar dibandingkan CO2 per molekul (IPCC 2001). Ini membuktikan meskipun jumlahnya lebih sedikit, N2O memberikan dampak pemanasan yang lebih signifikan per unit dibandingkan dengan banyak gas rumah kaca lainnya.
Jadi, kesimpulan menurut saya ketiga gas tersebut dapat menyebabkan pemanasan global dengan cara serupa, yaitu dengan menangkap panas yang dipancarkan oleh permukaan bumi, mencegahnya keluar angkasa, dan membuat suhu bumi menjadi lebih panas. Efek rumah kaca ini menyebabkan perubahan iklim yang lebih ekstrim. Namun, semua hal tersebut bisa dicegah jika kita sebagai manusia mempunyai kesadaran diri untuk bertindak lebih lanjut dalam mencegah aktivitas-aktivitas yang menyebabkan pemanasan global.
ADVERTISEMENT