Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Selebrasi FC Parodikan Selebritis FC?
16 April 2021 13:33 WIB
Tulisan dari Zulhammy Ulya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, olahraga menjadi salah satu lifestyle bukan hanya menjadi kebutuhan masyarakat di Indonesia. Mulai dari bersepeda, jogging, badminton, sepak bola, dan olahraga lainnya. Di tengah pandemi seperti ini, olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan agar tubuh tetap bugar dan sehat. Sepak bola menjadi olahraga yang sangat digemari masyarakat Indonesia misalnya, sangat berdampak pada rasa solidaritas dan kekeluargaan antar elemen masyarakat karena kecintaan pada hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Komunitas sepak bola yang saat ini mulai banyak dan berkembang di tengah masyarakat, sebut saja misalnya yang ada di Jakarta, komunitas sepak bola yang berisikan para artis seperti Raffi Ahmad, Darius Sinathrya, dan pemain pro seperti Hamka Hamzah begabung bersama bermain sepak bola bertajuk Selebritis FC. Lewat sepak bola, Selebritis FC menjadi alat untuk menjalin silahturahmi dan kekeluargaan antar pemain di dalamnya.
Di Yogyakarta sendiri banyak juga komunitas sepak bola yang bertujuan untuk sekadar fun football atau memang serius dalam pengurusan organisasinya. Komunitas sepak bola ini biasanya bertemu seminggu sekali atau sebulan sekali dengan menyewa lapangan yang berkualitas sekelas lapangan sepak bola UII, atau lapangan YIS dan masih banyak lapangan-lapangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selebrasi FC, komunitas sepak bola yang berhasil menarik saya untuk menulis feature tentang hal ini. Saya wawancarai M. Aprilino yang merupakan pemain dan juga pengurus dari Selebrasi FC, bercerita bagaimana awal mula Selebrasi FC berdiri menjadi komunitas sepak bola seperti saat ini.
“Berawal dari teman-teman alumni SMA yang berencana untuk melakukan fun football untuk sekadar menjaga silahturahmi dengan bermain bola rutin seminggu sekali yang biasanya hanya setahun sekali dilakukan,” ujarnya.
M. Aprilino menambahkan “Hari berikutnya kami nongkrong untuk membahas serius nama tim yang ingin kami buat ini, kami mendapat ide untuk menamainya dengan Selebrasi FC, terinspirasi dari nama Selebritis FC, setelah itu kami mencari lawan tanding untuk sparing bermain sepak bola,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Berawal dari fun football hingga menjadi komunitas sepak bola yang memiliki banyak anggota. “Saat ini anggota Selebrasi FC tidak hanya dari alumni SMA saya saja, hingga ada pemain PSS U20 dan pemain Barito Putera yang sekarang ikut Piala Menpora, dari Polri dan Akpol juga ada,” kata Aprilino.
Ia juga bercerita soal kegaiatan yang dilakukan Selebrasi FC saat ini. “Kami bermain sepak bola rutin seminggu dua kali, dan biasanya kami iuran untuk menyewa lapangan. Kalau lapangan biasa kami iuran Rp 20.000/orang, kalau lapangannya sekelas UII kami biasa iuran sekitar Rp 50,000/orang dan sisanya masuk ke dalam kas. Dan setelah lebaran kami berencana bertanding keluar kota yaitu ke Bandung,” ujarnya.
Menariknya adalah Selebrasi FC tidak hanya bermain bola saja, melainkan memiliki pengurus tetap yang memiliki semangat membangun tim, mengurusi jersey, dan sponsor yang menempel cukup banyak di jersey Selebrasi FC saat ini.
ADVERTISEMENT
“Semangat dari pengurus tetap yang menjadi kesuksesan Selebrasi FC berkembang hingga saat ini, ada 12 sponsor yang menempel di jersey kami. Pemesanan jersey sampai hari ini mencapai 74 orang yang memesan, tadi pagi kami melakukan foto jersey dengan model, kami tak pernah menyangka Selebrasi FC menjadi tim sebesar ini.”
Selebrasi FC menjadi salah satu contoh komunitas sepak bola sukses berkembang yang tidak hanya bertujuan untuk menjalin silahturahmi tetapi juga mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat tanpa memandang status sosial karena satu hal yang menjadi kecintaan bersama, sepak bola. Sepak bola komunitas juga bisa membawa angin segar bagi perkembangan sepak bola di Tanah Air, federasi harus bisa melihat ini sebagai peluang untuk mengembangkan industri sepak bola berjenjang dengan membentuk liga amatir sampai ke liga tertinggi saat ini. Menarik ditunggu apakah federasi dalam hal ini PSSI mampu membuat langkah yang konkrit menanggapi isu ini.
ADVERTISEMENT