Gubernur BI Sebut Trump Menang Pilpres AS Rupiah Bakal Anjlok

6 November 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara ISEF 2024 di JCC Senayan, Rabu (30/10/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara ISEF 2024 di JCC Senayan, Rabu (30/10/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menanggapi pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) yang digelar pada Selasa (5/11). Hingga kini Donald Trump berhasil melampaui ambang batas 270 suara elektoral untuk mendapat kursi presiden.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Trump ditentukan lewat kemenangan di Wisconsin dan Pennsylvania. Jumlah suara elektoral Trump sebanyak 277 suara. Pesaingnya Kamala Harris mendapat 226 suara.
Perry mengaku sudah mengkalkulasi berbagai kemungkinan bila hasil Pilpres AS 2024 itu dimenangkan oleh Donald Trump. Menurutnya, penguatan mata uang dolar AS akan terus terjadi ke depan, seiring dengan kembali munculnya tren penguatan suku bunga acuan bank sentral AS atau The Fed.
“Perhitungan sementaranya Trump unggul dan prediksi-prediksi dari pasar dan kami juga melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi dan tentu saja perang dagang berlanjut,” kata Perry dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Rabu (6/11).
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Perry mengatakan, dinamika tersebut akan berdampak ke seluruh negara. Khususnya negara berkembang atau emerging market. Di Indonesia, Perry bilang, nilai tukar rupiah berpotensi melemah jika Trump menjadi Presiden AS. Tak hanya itu, aliran modal asing akan semakin sempit.
ADVERTISEMENT
“Dinamika ini yang akan berdampak ke seluruh negara khususnya emerging market. Termasuk Indonesia, yaitu satu tekanan-tekanan terhadap nilai tukar, kedua arus modal, dan ketiga adalah bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan,” katanya.
Perry menegaskan, BI bersama pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi dan pasar keuangan. Sambil terus mendukung laju pertumbuhan ekonomi.
"Bank Indonesia untuk itu terus menyampaikan komitmen kami menjaga stabilitas dan turun dukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bersinergi erat dengan pemerintah dan KSSK,” ujarnya.