Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu Lagi, Sri Mulyani Bakal Punya 3 Wakil

15 Oktober 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggito Abimanyu (kiri), Suahasil Nazara (tengah), dan Thomas Djiwandono (kanan) usai bertemu Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Ghifari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggito Abimanyu (kiri), Suahasil Nazara (tengah), dan Thomas Djiwandono (kanan) usai bertemu Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Ghifari/kumparan
ADVERTISEMENT
Keponakan presiden terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono, dipastikan akan kembali menduduki jabatan Wakil Menteri Keuangan pada kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
Hal itu dipastikan setelah Tommy, begitu biasa dia disapa, bertemu dengan Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10). Tommy yang saat ini juga masih menjadi Wamenkeu, bertemu dengan Prabowo bersama Wamenkeu Suahasil Nazara dan Anggito Abimanyu.
"Kami disuruh membantu Ibu Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani. Bertiga, kami adalah Trio, dari Wamen 3 in 1 dan tugas-tugas itu akan kita kerjakan sebaik mungkin," kata Tommy.
Adapun Suahasil mengatakan Prabowo memberi tugas untuk menjaga keuangan negara, mendorong pembangunan, dan mendukung sektor-sektor untuk pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Djiwandono mendatangi rumah Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Selasa (15/10/2024). Foto: Ghifari/kumparan
Sementara Anggito Abimanyu sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BKPH). Dia juga pernah menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu.
Anggito mengatakan Wamenkeu 3 in one ini bertugas untuk membantu kelancaran tugas Menkeu yang akan kembali dijabat oleh Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
"Pesannya cukup banyak, salah satunya optimalisasi penerimaan negara. Jadi yang penting adalah dalam waktu segera, kita harus punya program strategis untuk bisa tingkatkan penerimaan negara yang setara dengan negara lain. Pak Prabowo sebutkan kamboja 18 persen (tax ratio), kita diminta lakukan segala upaya strategi, tata cara, untuk maksimalkan penerimaan negara," ujarnya.