Menarik Investor ke IKN Jadi PR Terberat Rosan Roeslani

19 Agustus 2024 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan sambutan usai serah terima jabatan (Sertijab) di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan sambutan usai serah terima jabatan (Sertijab) di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Rosan Roeslani resmi dilantik sebagai Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Setelah dilantik, dia bakal dihadapkan dengan beberapa tantangan.
ADVERTISEMENT
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan salah satu tantangan Rosan adalah menarik investor ke Ibu Kota Nusantara (IKN) agar pembangunan bisa dipercepat agar tidak tambah banyak yang mangkrak.
“Mempercepat realisasi investasi yang masih mangkrak di era Jokowi sekitar Rp 149 triliun di 2024, meskipun waktunya terbatas karena berganti ke Prabowo, tapi ada waktu mempersiapkan strategi dan pembentukan tim percepatan investasi yang lebih progresif,” ungkap Bhima.
Ia juga menyarankan agar terjadi percepatan investasi yang lebih berkualitas lewat ekonomi restoratif dan energi terbarukan.
Selain Bhima, Direktur INDEF Tauhid Ahmad mengatakan hal lain yang menjadi tantangan bagi Rosan ke depan adalah soal peningkatan hilirisasi. Ia berharap bahwa Rosan dapat memecahkan masalah hilirisasi yaitu penciptaan produk akhir.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dan pejabat lama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyapa sejumlah pegawai dalam upacara sertijab di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
"Hilirisasi dipercepat itu artinya masuk ke produk akhir, jadi bukan hanya di produk antar tapi juga di produk akhir. Sekarang sudah harus menghilir,” ungkap Tauhid.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Tauhid juga berharap agar ke depan terdapat penyerapan tenaga kerja melalui proses hilirisasi yang ada. Menurutnya terdapat masalah pada hilirisasi yaitu keberhasilan investasi namun sedikit terserapnya tenaga kerja.
“PR kedua investasi ini kan juga terkait penerapan tenaga kerja, nah yang masuk adalah industri logam, industri berbasis logam selama 4 tahun terakhir problemnya penyerapan tenaga kerjanya masih rendah. Jadi harus kita dorong yang tenaga kerjanya. Trennya sekarang investasinya besar tercapai tapi penyerapan tenaga kerjanya justru semakin turun,” kata Tauhid.
Tauhid juga menyoroti bahwa hilirisasi ke depan juga harus memperhatikan sektor lain. Dalam hal ini hilirisasi berbasis pertanian harus mendapat atensi
“Yang ketiga ada ketimpangan, masih ada di daerah yang berbasis pertambangan. Nantinya harus juga yang berbasis agro-maritim. Jadi jangan hanya tambang tapi yang berbasis pertanian itu juga penting,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT