Aktivis HAM soal Penembakan AKP Ulil: Polisi Perlu 'Bersih-Bersih' Oknum

22 November 2024 21:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Pansel KPK, Hendardi. Foto: Faiz/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Pansel KPK, Hendardi. Foto: Faiz/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshari tewas ditembak Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar, pada Jumat (22/11) pukul 00.43 WIB.
ADVERTISEMENT
Insiden ini terjadi di parkiran markas polres Solok Selatan, setelah AKP Ulil melakukan penangkapan terhadap pelaku galian tambang C.
Merespons hal ini, Aktivis HAM sekaligus Ketua SETARA Institute Hendardi mengatakan kepolisian perlu melakukan evaluasi, berupa pembersihan oknum yang terindikasi membeking mafia tambang. Langkah tersebut menurutnya menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi para pimpinan di instansi kepolisian.
Terlebih, kata Hendardi, peristiwa semacam ini bukan yang pertama kali terjadi.
“Ini membuktikan kepada kita, kalau urusan beking membeking dalam urusan mafia tambang atau berbagai mafia lainnya oleh aparat kepolisian itu belum selesai, belum bersih. Di sini jadi bahan evaluasi,” tutur Hendardi, Jumat (22/11).
“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Kapolri tentu saja, dan pimpinan kepolisian lain untuk melakukan pembersihan terhadap oknum-oknum polisi yang menjadi beking,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Hendardi pun melihat peristiwa penembakan terhadap AKP Ulil sebagai sebuah ironi.
Ketika seorang perwira yang idealis harus gugur ditembak rekan sendiri karena urusan beking tambang.
Oleh karena itu, dia juga mendorong adanya penindakan terhadap oknum-oknum polisi yang terlibat dalam hal membeking mafia baik proyek tambang maupun yang lainnya. Itu menurutnya perlu dilakukan seraya menyatakan duka cita terhadap korban anggota polisi yang gugur.
“Karena itu saya kira perlu dituntaskan. Baik lewat peradilan etik maupun pidana, ya harus dipidana jelas orang yang melakukan itu. Sembari menyatakan duka cita kepada anggota yang gugur,” ucap dia.

Oknum Lain Perlu Ditelusuri

Mengenai dugaan keterlibatan Dadang dalam membekingi proyek tambang di Solok Selatan, Sumatera Barat, Hendardi menyampaikan ada kemungkinan oknum polisi lain terlibat.
ADVERTISEMENT
“Enggak mungkin polisi itu satu. Kalau di daerah itu saya kira dia bekerja sama juga dengan beberapa lainnya,” katanya.
Oleh karena itu dia pun menyampaikan perlu adanya upaya penelusuran. Untuk mengungkap pihak-pihak yang mungkin saja terlibat bersama Dadang yang lebih dulu ditengarai membekingi proyek tambang.
Hal tersebut menurut Hendardi tak hanya perlu dilakukan di wilayah Solok Selatan, Sumatera Barat, tetapi juga di seluruh wilayah proyek-proyek lainnya.
“Apakah atasannya terlibat, atau semacam itu, mesti ditelusuri, menurut saya,” ucap dia.
“Saya kira di berbagai daerah pertambangan itu mesti diperiksa lagi. Oknum-oknum kepolisian atau TNI atau apa yang menjadi beking atas usaha-usaha semacam ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, telah memerintahkan jajaran Dittipidum Bareskrim Polri dan INAFIS untuk berangkat ke Sumatera Barat guna menyelidiki kasus penembakan AKP Ulil.
ADVERTISEMENT
Wahyu mengatakan, mereka bakal dilibatkan untuk melakukan penyelidikan atas kasus itu.
"Tim kita sudah berangkat, baik dari tadi saya sudah perintahkan dari INAFIS maupun juga dari Dittipidum," kata dia kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jumat (22/11).
Adapun terkait dengan informasi lebih lanjut mengenai kasus tersebut, dia belum mau memberikan penjelasan. Menurut dia, penjelasan mengenai perkara itu bakal disampaikan oleh Polda Sumatera Barat.
"Nanti biar Polda yang ini (menjelaskan)" ucap dia.