Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Konflik antara Iran dan Israel mencapai titik kritis setelah serangkaian peristiwa provokatif di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4) malam merupakan aksi balasan atas tragedi hancurnya gedung konsulat Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu.
Bagaimana cerita serangan tersebut?
Saat itu, pesawat-pesawat tempur Israel yang melancarkan serangan tersebut menewaskan 13 orang, termasuk seorang komandan senior dari Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.
Komentar keras datang dari berbagai pihak, termasuk Menteri Luar Negeri Suriah yang mengecam serangan itu sebagai aksi teroris yang keji.
Sementara itu, Iran bersumpah untuk membalas tindakan tersebut, menunjukkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap provokasi Israel.
Pemimpin agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Selasa (2/4) menegaskan, Israel akan dihukum atas tindakannya tersebut.
“Kami akan membuat Israel menyesali tindak pidananya yang ini dan yang lain,” kata Khamenei, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Ketegangan pun meruncing sejak saat itu. Amerika Serikat bahkan sudah memprediksi serangan balik Iran ke Israel, Jumat (12/4).
“Kami masih menganggap potensi ancaman oleh Iran itu nyata, dan mungkin terjadi,” ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.
Serangan Balik Iran
Situasi memuncak pada Sabtu (13/4). Iran menyerang balik Israel.
Ratusan drone dan rudal dikirim dari Iran ke wilayah Israel, menandai eskalasi serius dalam konflik yang telah berlangsung sebulan ini. Dampaknya, kerusakan ringan terjadi di Bandara Israel dan seorang anak perempuan terluka berat.
Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Boroujerdi, juga memberikan tanggapan terkait serangan di Damaskus, Rabu (3/4).
Dia mengatakan bahwa AS meminta Iran untuk tidak melakukan pembalasan. Negara-negara Barat juga tidak mengutuk Israel atas serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Biden Kecam Serangan Iran, Siap Dukung Penuh Pertahanan Israel
Presiden Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan Iran dan menyatakan dukungan kuatnya terhadap Israel.
Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih, Minggu (14/4), dia mengungkapkan bahwa Iran dibantu oleh pasukan proksinya di Yaman, Suriah, dan Irak.
“Atas arahan saya, untuk mendukung pertahanan Israel, militer AS memindahkan pesawat dan kapal perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut selama seminggu terakhir. Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa dari prajurit kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk,” seru Biden dalam tulisan pernyataan Gedung Putih.
Biden juga menyampaikan, dalam pembicaraan telepon dengan Benjamin Netanyahu, dia menegaskan komitmen AS untuk mendukung Israel dalam menghadapi serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya mengatakan kepadanya bahwa Israel menunjukkan kapasitas luar biasa untuk bertahan melawan dan mengalahkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya—mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh-musuhnya bahwa mereka tidak dapat secara efektif mengancam keamanan Israel,” ungkapnya.
Rusia Sebut Negara Barat Pemicu Konflik Iran-Israel
Rusia turut menyatakan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi konflik di Timur Tengah usai serangan Iran terhadap Israel.
Mereka mendesak semua pihak untuk menahan diri, tetapi mengakui bahwa ketegangan akan terus tinggi hingga konflik Israel dan Palestina terselesaikan.
“Kami menyampaikan keprihatinan ekstrem atas eskalasi berbahaya lainnya di kawasan ini (Timur Tengah),” ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia, Minggu (14/4), seperti dikutip Reuters.
Mereka mencatat klaim Iran bahwa serangan itu adalah bentuk pembelaan diri usai serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.
ADVERTISEMENT
Dampak Serangan Iran: Pangkalan AU Israel Rusak Ringan, Seorang Anak Luka Berat
Israel melaporkan kerusakan ringan di Pangkalan Angkatan Udara Nevatim, Bandar Udara Israel, Minggu (14/4).
Dikutip dari Reuters, insiden tersebut juga mengakibatkan seorang anak perempuan berusia tujuh tahun terluka berat.
Seorang juru bicara militer Israel (IDF) menyatakan sejumlah kecil rudal balistik menembus perbatasan dan jatuh di Nevatim.
Meskipun demikian, pangkalan tersebut tetap beroperasi. Pesawat tempur terus mendarat dan lepas landas dari sana.
"Iran menduga serangan tersebut akan melumpuhkan pangkalan udara Israel, namun upaya tersebut gagal. Hal ini memperkuat keyakinan (Israel) dalam kemampuan pertahanan kami, termasuk penggunaan pesawat siluman F-35," ujar IDF, Minggu (14/4), seperti dikutip Guardian.
Maskapai Besar Batalkan Sejumlah Penerbangan Imbas Serangan Iran ke Israel
Serangan balik Iran terhadap Israel, Sabtu (13/4), ikut berdampak pada jadwal penerbangan maskapai besar di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, maskapai Emirates Airlines dan Etihad Airways mengalami gangguan layanan dengan pembatalan beberapa penerbangan dan perubahan rute.
“Beberapa penerbangan kami terkena dampak penutupan sementara sejumlah wilayah udara di kawasan ini,” tulis pernyataan Fly Dubai dari Uni Emirat Arab, Minggu (14/4).
Emirates Airlines menyatakan, beberapa penerbangan mereka terpengaruh oleh penutupan sementara wilayah udara di kawasan tersebut.
Di sisi lain, Etihad Airways memutuskan untuk membatalkan layanan ke Tel Aviv dan Amman pada Minggu (14/4).
Militer Iran Tak Berniat Lanjutkan Serangan ke Israel
Iran tidak berniat melanjutkan operasi melawan Israel, serta menyatakan bahwa operasi militer tersebut telah selesai.
Hal itu disampaikan Kepala staf militer Iran Mayor Jenderal Mohammad Baqeri, Minggu (14/4).
ADVERTISEMENT
Dilansir IRNA (Islamic Republic News Agency), Baqeri mengatakan operasi militer tersebut dilakukan karena Israel telah melanggar batas terhadap Iran.
"Hal tersebut tidak dapat diterima."
Ia menganggap tindakan serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus merupakan tindakan yang kelewat batas dikutuk oleh semua negara. Para penasihat hukum Iran yang hadir terbunuh.
Jenderal senior tersebut lebih lanjut mengatakan serangan Israel harus ditanggapi, dan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan hukuman ini harus dilakukan.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengeluarkan peringatan keras dalam pernyataannya yang kedua. Hal itu terjadi setelah pihaknya meluncurkan serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap situs militer di wilayah yang diduduki Israel pada Sabtu (13/4).
WNI di Iran Diimbau Siapkan Run Bag dan Tak Sembarangan Bermedsos
ADVERTISEMENT
KBRI Teheran mengeluarkan imbauan terbaru ke WNI usai serangan Iran ke Israel. Situasi di kedua negara kini memanas.
Salah satu imbauannya adalah agar WNI di Iran tidak bermain media sosial sembarangan.
Berikut selengkapnya imbauan KBRI Teheran, Minggu (14/4):
1. Menyiapkan run bag dengan isi barang-barang yang esensial seperti dokumen penting, uang tunai, minuman dan makanan yang cukup, pakaian dan perlengkapan pribadi serta obat-obatan
2. Mempertimbangkan pulang ke Indonesia secara mandiri, sekiranya situasi memungkinkan
3. Melakukan lapor diri melalui peduliwni.kemlu.go.id
4. Tetap tenang dan menetap (stau put) di kediaman masing-masing, serta menghindari kerumunan massa dan daerah berpotensi rawan/bahaya
5. Menghindari penggunaan media sosial yang tidak perlu dan berpotensi kepada misinformasi
6. Berkoordinasi dengan KBRI secara intens dan memantau media sosial KBRI secara berkala
ADVERTISEMENT
7. Agar senantiasa menaati imbauan keamanan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait
8. Apabila dalam kondisi darurat silakan menghubungi hotline KBRI Tehran di nomor +92 902 446 8889 (Telepon dan WA) / +98 991 466 8845 (WA only).
Hikmahanto: Iran Serang Israel, Bisa Jadi Pemicu Perang Dunia III
Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, memberikan pandangan terhadap serangan Iran kepada Israel.
Hikmahanto mengatakan, serangan ini dipicu Israel yang menyerang Kedubes Iran di Damaskus, Syria, pada tanggal 1 April 2024.
"Iran mendasarkan diri pada hak untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, konsep yang digunakan oleh Israel saat menyerang Hamas di Gaza hingga saat ini," kata Hikmahanto dalam keterangan persnya, Minggu (14/4).
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Jenderal A Yani ini mengatakan meski Amerika Serikat sudah membuat pernyataan akan berada di belakang Israel, namun dunia akan mengecam sikap AS ini.
"Bila AS akan tetap membantu Israel dalam serangan balasan ke Iran bukannya tidak mungkin negara-negara lain seperti Korea Utara dan Rusia akan membantu Iran. Perang di Timur Tengah akan bereskalasi yang menjurus pada terjadinya Perang Dunia III yang tentunya akan merugikan seluruh umat manusia," jelas Hikmahanto.
Iran mulai meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Minggu (14/4). Sebelumnya, hubungan Iran dan Israel sudah memanas sejak awal April. Itu disebabkan serangan ke kompleks kedutaan Iran di Damaskus yang menyebabkan 7 orang tewas.
Updated 15 April 2024, 11:05 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini