Fakta Baru Kecelakaan Maut Bus Rombongan Siswa SMK di Subang

13 Mei 2024 7:27 WIB
·
waktu baca 7 menit
Petugas memeriksa bagian dalam bus pasca kecelakaan yang menewaskan 11 orang, menurut polisi setempat, di Subang, Jawa Barat (11/5/2024). Foto: Timur Matahari / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa bagian dalam bus pasca kecelakaan yang menewaskan 11 orang, menurut polisi setempat, di Subang, Jawa Barat (11/5/2024). Foto: Timur Matahari / AFP
ADVERTISEMENT
Kecelakaan bus maut terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5). Kecelakaan melibatkan lima kendaraan, termasuk bus pariwisata Putera Fajar yang berisi rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok.
ADVERTISEMENT
Mulanya, bus oleng dan kehilangan kendali sehingga bagian kanannya menabrak mobil Feroza. Setelahnya bus menabrak tiga motor, lalu terguling.
Kecelakaan tersebut terjadi tepatnya di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
Korban tewas akibat kecelakaan maut bus tersebut mencapai 11 orang. Mereka terdiri dari siswa, guru, hingga pemotor yang turut terlibat kecelakaan.

Fungsi Rem Gagal

Petugas memeriksa bagian dalam bus pasca kecelakaan yang menewaskan 11 orang, menurut polisi setempat, di Subang, Jawa Barat (11/5/2024). Foto: Timur Matahari / AFP
Polisi membeberkan dugaan awal penyebab kecelakaan maut bus Putera Fajar yang mengangkut rombongan siswa SMK di Ciater, Subang, Jawa Barat. Diduga, ada kegagalan dalam fungsi rem.
"Berdasarkan saksi-saksi yang ada di TKP, kemudian beberapa keterangan dari penumpang bus, sepertinya ada kegagalan fungsi rem pada bus yang menyebabkan bus tidak bisa dikuasai lagi oleh pengemudi bus dan ini masih pada tahap penyelidikan lebih lanjut memastikan kondisi tersebut," kata Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi kepada wartawan, Minggu (12/5).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, penyebab tersebut masih merupakan dugaan awal. Polisi masih melakukan penyelidikan dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk memastikan penyebab tersebut.
Sebelumnya, Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aznal juga menyebut dugaan bus mengalami rem blong. Hal tersebut menyebabkan bus kehilangan kendali sehingga oleng dan menabrak mobil lain dan tiga motor.

Sopir Akui Rem Sempat Rusak dan Diperbaiki Montir di Siang Hari

Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Rem Bus ternyata sempat rusak dan diperbaiki pada saat istirahat siang hari. Hal itu diungkapkan oleh sopir bus, Sadira.
Sadira selamat, tapi ia mengalami luka memar di bagian kepala, tangan, dan kaki. Saat ini masih di RSUD Subang. Menurutnya, saat istirahat, montir sudah datang untuk memperbaiki bus. Namun nahas pada malam harinya, rem kembali blong.
ADVERTISEMENT
"Saat itu saya sudah perbaiki, sudah semua. Saya sampai manggil motir, udah dicek montir aman, ya saya lanjutkan. Setahu saya kalau ini parah saya akan oper penumpang," kata Sadira saat diwawancara di RSUD Subang, Minggu (12/5).
"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini," imbuhnya.
Di saat itu, Sadira mengaku tak bisa mengendalikan kendaraannya. Mau dibiarkan terus melaju, ia takut korban makin banyak.
"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin (melaju) takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.

Bey Machmudin Minta Sekolah yang Mau Studi Tur Cek Kelayakan Bus ke Polisi

Sejumlah barang bawaan para pelajar SMK Lingga Kencana yang terlibat kecelakaan bus di Subang, Jawa Barat. Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, meminta agar sekolah yang hendak melakukan studi tur agar terlebih dahulu meminta bantuan ke aparat kepolisian untuk dicek kondisi busnya.
ADVERTISEMENT
Pengecekan dilakukan untuk mengantisipasi peristiwa kecelakaan bus rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana, Kota Depok yang menewaskan 11 orang.
"Kami minta sekolah-sekolah terutama sekarang lagi musim liburan sekolah jangan ragu minta bantuan kepada pihak kepolisian memeriksa kondisi bus agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata dia melalui keterangan yang diterima pada Minggu (12/5).
Bey juga menyampaikan duka cita mendalam atas insiden kecelakaan yang terjadi di Subang. Dia memastikan seluruh biaya para korban kecelakaan di rumah sakit akan ditanggung oleh pemerintah.

Polisi Tak Temukan Jejak Rem

Kakorlantas Aan Suhanan di penutupan Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jakarta pada Jumat (19/4). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan, memastikan polisi sudah mulai melakukan rangkaian olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kecelakaan. Hasilnya, tak ada jejak rem dari bus yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok itu.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kalau kita lihat dari TKP yang ada, ini tidak ada jejak rem dari bus tersebut, yang ada itu bekas ban, satu bagian, diduga itu ban kanan, ada beberapa meter di situ. Kemudian sampai titik terakhir di depan sana menabrak tiang listrik, ini tidak ada jejak rem sama sekali," kata dia kepada wartawan ketika melakukan peninjauan pada Minggu (12/5).
Oleh karena itu, kata dia, perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan yang menewaskan 11 orang tersebut. Penyelidikan akan melibatkan sejumlah ahli.
Kemudian, lanjut Aan, pihaknya bakal melakukan gelar perkara dengan didasarkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan. Jika konstruksi perkaranya ditingkatkan ke penyidikan, maka tak menutup kemungkinan akan ada tersangka dalam kasus itu.
ADVERTISEMENT

Jalur Blackspot

Petugas kepolisian berdiri di samping bangkai bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan, menyebut ruas Jalan Raya Kampung Palasari yang jadi titik kecelakaan bus pariwisata Putera Fajar merupakan jalur blackspot. Artinya jalur rawan dengan jumlah kecelakaan yang tinggi.
"Betul, ini adalah blackspot," kata dia kepada wartawan usai melakukan peninjauan pada Minggu (12/5).
Salah satu yang dievaluasi salah satunya terkait rambu-rambu di sekitar lokasi kecelakaan. Polisi pun akan menggelar Focus Group Disscusion (FGD) dengan instansi terkait untuk membuat rekomendasi.
"Rekomendasi termasuk masalah rekayasa lalu lintas, penambahan rambu, atau mungkin seperti mana, (Tanjakan) Emen ada diperlebar dan sebagainya, itu semua akan kita tuangkan," ujar dia.

Bus Sempat Mogok Sebelum Kecelakaan

Konferensi pers pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana, terkait kecelakaan bus yang melibatkan rombongan pelajar dan guru SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Pembina Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) SMK Lingga Kencana Depok, Muwardhi, mengungkapkan bus pariwisata yang membawa rombongan pelajar sempat mogok sebelum mengalami insiden maut di Jalan Raya Kampung Palasari, Subang, Sabtu (11/5).
ADVERTISEMENT
"Sebelum kejadian, itu sempat mogok. Kemudian diperbaiki teknisinya dan jalan lagi. Sehingga, [dari] mobil yang bertiga itu, mereka yang terakhir jalannya," ujarnya saat ditemui wartawan di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5).
Sejumlah mobil ambulan yang membawa jenazah korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok menuju ke rumah duka di Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Muwardhi mengatakan, bus yang terguling merupakan bus urutan nomor satu dalam rombongan.
Dia mengungkapkan ada hal yang berbeda dari bus yang membawa rombongan pelajar itu. Ia juga mengungkapkan AC di dalam bus tidak berfungsi dan ban mobil juga botak.
"Kalau dari orang tua saya enggak mendengar [komplain ada masalah pada bus]. Tapi, kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu. Dia melihat, 'aduh saya dapat mobil yang sedikit beda', ternyata terjadi hal itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT

Bus Telat Uji KIR 5 Bulan, Statusnya Angkutan Antarkota di Wonogiri

Petugas memeriksa bus yang rusak pasca kecelakaan yang menewaskan 11 orang, menurut polisi setempat, di Subang, Jawa Barat (11/5/2024). Foto: Timur Matahari / AFP
Kadishub Wonogiri Waluyo mengatakan, bus itu statusnya AKDP. Ia pun heran bus itu bisa beroperasi di Subang.
Informasi dihimpun, kendaraan bus besar itu merupakan tipe HINO/AK1JRKA dan nama pemilik bus masih tertulis PT Jaya Guna Hage.
Waluyo menyebut, bus itu terakhir kali melakukan uji KIR pada 6 Juni 2023. Ia mengaku mendapatkan informasi bus tersebut sudah tidak lagi beroperasi di Wonogiri. Dishub Wonogiri akan memberikan peringatan agar pemilik tertib melakukan uji KIR.

KNKT: Bus Biasa Disulap Jadi High Decker

Tim KNKT melakukan inspeksi terhadap bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang. Foto: kumparan
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun langsung memeriksa bangkai kendaraan bus maut itu. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pengecekan terhadap bus untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang dialami bus tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita dalam inspeksi ini, fokus terhadap sistem pengereman dari bus, yang diakui sang sopir sesaat sebelum kecelakaan remnya bermasalah," kata Soerjanto, saat melakukan inspeksi terhadap bus maut Putera Fajar di Terminal Subang, Minggu(12/5/2024) sore.
Selain itu, adanya perubahan spesifikasi dari bus tersebut dari bus biasa menjadi High Decker, juga disorot. "Perubahan tersebut bisa saja mempengaruhi kelimbungan kendaraan," ucapnya
Bus High Decker body busnya lebih tinggi dari normal deck (3- 3,3 meter) yakni 3,5 meter. Bus ini bisa mengangkut penumpang sebanyak 50 hingga 60 penumpang. Posisi sopir lebih rendah dari bangku penumpang.
KNKT juga mengecek sistem keselamatan lainnya. Ditemykan bahwa rangka bus dianggap tidak safety.
"Kita cek juga terkait sabuk pengaman, dan rangka bus yang dirasa tidak bisa melindungi penumpang di kala terjadi benturan," tuturnya
ADVERTISEMENT
Soal hasil inspeksi ini, Soerjanto belum bisa memastikan kapan hasilnya bisa keluar sebab data dari inspeksi ini perlu dikalibrasi dengan data lainnya seperti data dengan wawancara sopir.

Ortu dan Guru Sepakat Acara Perpisahan di Bandung

Keluarga dan kerabat membawa foto korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok di rumah duka, Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana, menyebut acara perpisahan yang digelar sudah disepakati antara pihak orang tua murid dan guru.
"Jadi sebenarnya [acara perpisahan] yang kami lakukan itu adalah kesepakatan dengan orang tua murid dan guru," ujar Bagian Informasi Yayasan YKS, Dian Nurfarida, dalam jumpa pers di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5).
Menurutnya, rapat antara orang tua dan guru itu dilakukan sejak sebulan sebelum pengumuman kelulusan. Lebih lanjut, Dian mengungkapkan alasan memilih Bandung sebagai lokasi tujuan acara perpisahan itu.
Sejumlah keluarga dan kerabat berdoa di depan makam korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok, di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Ia menyebut, pemilihan tempat itu tidak sekonyong-konyong ditentukan, bahkan juga telah dilakukan berbagi persiapan.
ADVERTISEMENT
"Kenapa pilih ke Bandung karena tempat itu sudah disepakati sebelumnya antara wali murid dan orang tua. Kami sudah rapat beberapa kali untuk menentukan tempat," ucapnya.
"Jadi tempat itu tidak sekonyong-konyong atau tiba-tiba ditentukan. Sudah disurvei beberapa hal, sudah kami lakukan persiapan," pungkasnya.