Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Saksi Mata Tolong Korban Helikopter: Terus Terang Takut Meledak
20 Juli 2024 10:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Helikopter Bell 505 PK-WSP milik PT Whitesky Aviation jatuh di Dusun Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, pukul 14.37 Wita, Jumat (19/7). Penyebabnya diduga baling-baling terlilit tali layangan.
ADVERTISEMENT
I Wayan Agus Sudiantara (30 tahun) menjadi saksi mata insiden tersebut: Dia menyaksikan helikopter yang terbang dengan ketinggian 100 meter dari atap rumahnya itu kemudian nyungsep ke tebing.
Mereka mengutamakan rasa kemanusiaan dengan mengevakuasi korban dibandingkan dihantui rasa was-was bila sewaktu-waktu helikopter tiba-tiba meledak. Insting pria yang akrab disapa Tumpling ini bergerak cepat meminta pilot mematikan mesin untuk mencegah ledakan.
"Kami membantu mereka untuk mengeluarkan dari dalam kabin. Namanya ada rasa kemanusiaan, tolong-menolong. Terus terang saya sedikit takut kalau meledak," katanya saat ditemui di dekat lokasi, Sabtu (20/7).
Tumpling mengevakuasi salah satu korban yang terjebak dan mengalami patah tulang pada bagian punggung. Korban laki-laki itu dikeluarkan dengan hati-hati karena sudah tidak bisa bergerak, apalagi badan helikopter sudah terbalik.
ADVERTISEMENT
Tubuh korban yang lemas dan tak berdaya terpaksa diletakkan di tanah begitu berhasil dikeluarkan dari helikopter, sembari menunggu ambulans tiba di lokasi kejadian.
"Istri bule sudah keluar teriak-teriak minta tolong. 'Tolong suami saya'," katanya meniru permohonan korban.
Bawa Korban ke RS
Tumpling kemudian berinisiatif melarikan salah satu korban bernama Oki ke RS Bali Jimbaran agar mendapatkan perawatan yang cepat dengan mobilnya. Dia juga mengantarkan pegawai helikopter itu ke perusahaan untuk mengabarkan insiden ini.
"Sempat saya antar ke office-nya di Bali Heli Tour di GWK biar ada tanggung jawab dari perusahaan. Habis itu saya antar ke rumah sakit Bali Jimbaran," katanya.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, korban selalu meringis kesakitan pada kakinya. Korban menyesal memaksakan diri ikut terbang hari itu. Korban memiliki firasat tak enak sebelum bekerja.
ADVERTISEMENT
"Dia syok juga, dia punya firasat juga nggak ingin terbang tapi jadi terbang ada musibah seperti ini. Awalnya dia sudah nggak mau terbang katanya, terus dia (setelah helikopter jatuh) telepon keluarga di kampungnya," katanya.
Kasus ini bermula pada saat Helikopter PK-WSP melakukan take off dari Helipad GWK untuk melakukan tur wisata, sekitar pukul 14.33 WITA, Jumat (19/7). Helikopter kemudian dilaporkan jatuh pada pukul 14.37 WITA di Banjar Suluban.