KPK: Hasto Siapkan Sebagian Uang Suap Harun Masiku untuk Wahyu Setiawan

24 Desember 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto saat diwawancarai wartawan di Komunitas Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (12/9/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto saat diwawancarai wartawan di Komunitas Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (12/9/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
KPK menjerat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka kasus suap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan bersama dengan Harun Masiku. Hasto diduga menyiapkan sebagian uang yang digunakan Harun Masiku untuk menyuap Wahyu Setiawan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KPK Setyo Budiyanto dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (24/12).
"Adanya bukti keterlibatan Saudara HK (Hasto Kristiyanto) yang bersangkutan selaku Sekjen PDIP," kata dia.
"Sebagian uang yang digunakan untuk menyuap berasal dari Saudara HK," sambungnya.
Setyo menjelaskan, dalam proses suap itu, Hasto mengendalikan dua orang kepercayaannya kepada Saiful Bahri dan Donny Tri Istiqomah melakukan penyuapan kepada Wahyu Setiawan. Jumlah suapnya mencapai Rp 600 juta.
Saiful dan Wahyu Setiawan sudah terlebih dahulu dijerat tersangka oleh KPK dan bahkan sudah disidang dan dinyatakan bersalah melakukan suap. Sementara Doni Tri dijerat tersangka bersama dengan Hasto.
Atas perbuatannya Hasto dan Donny dijerat dengan pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b dan Pasal 12 B UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
ADVERTISEMENT
Hasto dan Donny belum berkomentar mengenai proses hukum KPK tersebut.

Dianggap PDIP Politis

Juru bicara PDIP, Chico Hakim, menganggap penetapan tersangka Hasto sarat akan politisasi hukum. Ia menilai hal tersebut adalah bagian dari upaya mengganggu partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
“Sangat jelas ada upaya untuk mengganggu PDI Perjuangan dengan tujuan menenggelamkan atau mengambil alih,” ujarnya terpisah.
“Hanya PDIP yang selain tidak menyerah justru semakin keras melawan. Jadi berbagai tekanan termasuk ancaman penjara pun bagi kader PDIP itu malah menjadi energi bagi cita-cita yang lebih besar menjaga kehidupan demokrasi di negeri ini,” tutur dia.