Sejarah Kunjungan Paus ke Indonesia: 1970, 1989 dan 2024

3 September 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus bersalaman dengan Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (3/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus bersalaman dengan Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (3/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus memulai perjalanan apostolik (kerasulan) ke sejumlah negara Asia dan Pasifik. Setelah 35 tahun, akhirnya Indonesia kembali dikunjungi oleh pemimpin gereja Katolik dunia.
ADVERTISEMENT
Kita berkesempatan menjadi negara pertama yang dikunjungi dalam perjalanan apostolik tersebut. Paus Fransiskus telah tiba di Indonesia sekitar pukul 11.16 WIB, Selasa (3/9).
Paus dan rombongan Vatikan menumpang pesawat ITA Airways — maskapai nasional Italia. Mereka mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Paus disambut oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Sebelumnya, Paus menerima karangan bunga dari dua anak yang memakai baju adat. Ini kali pertama Paus Fransiskus menginjakkan kaki di tanah air.
Indonesia sebenarnya telah kedatangan pemimpin gereja katolik di 1970 dan 1989, yaitu Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II. Lantas, bagaimana sejarahnya?

Kedatangan Paus Paulus VI ke RI pada 1970

Kunjungan Paus Paulus VI ke Indonesia. Foto: Perpusnas
Kali pertama seorang pemimpin gereja katolik dunia menginjakkan kaki ke Indonesia adalah Paus Paulus VI di tahun 1970 saat Presiden Soeharto masih memimpin kala itu. Meski begitu, ternyata kedatangan Paus Paulus VI bukan kunjungan resmi kenegaraan, melainkan kunjungan singkat.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Paus Paulus VI juga jadi penanda menguatnya hubungan diplomatik RI dengan Takhta Suci Vatikan. Dalam kunjungan singkat Paus paulus VI pada 3 sampai 4 Desember 1970, Paus sempat melakukan sejumlah agenda.
Paus Paulus VI mengadakan pertemuan bersama Soeharto di Istana Merdeka. Dalam pertemuannya tersebut Paus memberikan penghargaan kepada Indonesia karena nilai-nilai dinamis dan kemajuan dalam menghormati spiritualitas masyarakat setempat.
Paus juga mengunjungi Gereja Katedral Jakarta untuk menyapa singkat para Imam dan biarawati di gereja tersebut. Paus juga sempat melakukan perayaan ekaristi di Stadion Senayan. Tercatat ribuan jemaat mengikuti misa agung tersebut.

Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia

Gus Dur ditemani istrinya, Hj. Shinta bertemu Paus Yohanes Paulus II. Foto: Dok. nu.or.id
Selang beberapa tahun, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Indonesia pada 1989. Kali ini merupakan kunjungan resmi kenegaraan yang dilakukan selama 6 hari, mulai dari 9 sampai 14 Oktober 1989. Hari pertama kedatangan Paus Yohanes Paulus II langsung diisi dengan agenda pertemuan dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka.
ADVERTISEMENT
Di hari yang sama, Paus Yohanes Paulus II melakukan misa kudus di Stadion Utama Senayan. Setidaknya terdapat 125.000 umat yang memadati misa. Jemaat datang dari seluruh penjuru Indonesia.
Dalam perjalanannya menjelajah Indonesia, Paus Yohanes Paulus II mengungkapkan kekagumannya terhadap ideologi Pancasila. Paus berdoa kepada Umat Katolik Indonesia untuk senantiasa memperkuat iman kepada Kristus. Selain itu, Paus Yohanes Paulus II juga menyampaikan pesan untuk tetap menyebarkan kasih kepada sesama dan menjaga perdamaian.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ke Vatikan pada tahun 2000. Foto: Situs Resmi Gus Dur
Ternyata tak hanya mengujungi Jakarta, Paus juga mengunjungi kota-kota lain di Indonesia pada saat itu, seperti Yogyakarta, Maumere, Dili (saat ini ibu kota Timor Leste), dan Medan. Perjalanan Paus pun berakhir pada tepat pada 14 Oktober 1989 dan kembali melanjutkan perjalanan ke Mauritius.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, pada 5 April 2000, Presiden Gus Dur dan rombongan Indonesia mengunjungi Vatikan untuk bertemu Paus Yohanes Paulus II. Kedatangan Gus Dur sekaligus menjadi penanda berakhirnya 'kebekuan' Presiden Indonesia ke Vatikan.
Tradisi kunjungan ke Vatikan ini sempat kosong selama 28 tahun. Kunjungan terakhir sebelum Gus Dur terjadi ketika Presiden Soekarno mengunjungi Vatikan pada 1972.