Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal ITA Airways, Maskapai yang Dinaiki Paus Fransiskus ke Indonesia
4 September 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus , baru saja tiba di Indonesia pada Selasa (3/9).
ADVERTISEMENT
Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia menjadi sorotan karena kesederhanaannya yang ditampilkan. Hal ini terlihat dari kedatangan Paus Fransiskus yang menggunakan pesawat komersial dan tidak dengan jet pribadi.
Paus Fransiskus dan rombongan diketahui menaiki pesawat Airbus A330neo dari maskapai penerbangan komersial ITA (Italia Trasporto Aereo) Airways dengan nomor penerbangan AZ4000.
Paus bertolak dari Bandara Fiumicino Roma pada pukul 17.33 waktu setempat dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang sekitar pukul 11.25 WIB.
Paus Fransiskus selalu menggunakan maskapai nasional Italia, Alitalia (sekarang ITA Airways) dalam perjalanan kenegaraannya.
Lantas, seperti apa profil ITA Airways? Mengapa Paus Fransiskus lebih memilih menggunakan maskapai ini dibanding jet pribadi? Berikut penjelasannya.
Sejarah ITA Airways
Didirikan pada 16 September 1946, ITA Airways dulu dikenal dengan Alitalia atau Aerolinee Italiane Internazionali memulai operasional penerbangannya pada 5 Mei 1947. Alitalia bermarkas di Bandara Internasional Leonardo Da Vinci, Roma.
ADVERTISEMENT
Maskapai ini melayani rute dalam dan luar negeri dengan dukungan dari anak perusahaannya yaitu Air One yang dikenal sebagai maskapai berbiaya hemat atau (low-cost carrier).
Sayangnya, kondisi finansial maskapai yang terpuruk sejak 2017 membuat Alitalia akhirnya berhenti beroperasi pada 15 Oktober 2021.
Alitalia akhirnya menjalani restrukturisasi yang kemudian disetujui oleh pemerintah Italia. Restrukturisasi Alitalia dilakukan oleh komisi eropa dengan perwakilan Italia yang dilaksanakan oleh kelompok pengusaha yang bernama CAI.
Pada tahun 2008, maskapai ini akhirnya kembali beroperasi dengan nama Alitalia-Compagnie Aeree Italiane (Alitalia-CAI) dan mewarisi keanggotaan Alitalia yang lama di SkyTeam.
Alitalia kemudian hadir dengan wajah baru dengan melakukan perubahan pada badan pesawat hingga kostum awak kabin. Lalu, pada 10 Oktober 2020, pemerintah Italia menandatangani dekret yang mengizinkan reorganisasi maskapai Alitalia sebagai ITA-Italia Trasporto Aereo yang kemudian operasional dan asetnya dialihkan ke ITA Airways, maskapai penerbangan nasional yang baru.
ADVERTISEMENT
Alitalia secara resmi berhenti beroperasi pada 15 Oktober 2021 seiring beroperasinya ITA Airways pada tanggal yang sama.
Profil Maskapai Penerbangan ITA Airways
Sementara itu, dilansir dari laman resminya, ITA Airways adalah maskapai yang dimiliki oleh Kementerian Ekonomi dan Keuangan Italia untuk menjalankan bisnis di sektor transportasi udara. Bermarkas di Italia, maskapai ini memusatkan operasinya di Bandara Roma Fiumicino dan Milan Linate.
Awalnya, ITA Airways memiliki armada sebanyak 52 pesawat, terdiri dari 7 pesawat berbadan lebar (wide body) dan 45 pesawat berbadan sempit (narrow body).
Pada 2022, jumlah armada makin meningkat menjadi 78 pesawat, dengan tambahan 6 pesawat berbadan lebar dan 20 pesawat berbadan sempit.
Pada akhir tahun 2025, armada ITA Airways berencana akan bertambah menjadi 105 pesawat, yang terdiri dari 23 pesawat berbadan lebar dan 82 pesawat berbadan sempit. Sekitar 75 persen armada ini merupakan pesawat generasi baru.
ADVERTISEMENT
Kenapa ITA Airways
Salah satu alasan mengapa Paus Fransiskus memilih menggunakan pesawat komersial ketimbang jet pribadi dalam perjalanan apostoliknya karena ramah lingkungan dan efisiensi.
Maskapai ITA Airways dipilih karena selain teknologinya yang canggih, maskapai ini juga memiliki berfokus pada efisiensi dan kualitas layanan.
ITA Airways berkomitmen untuk menjadi maskapai paling ramah lingkungan di Eropa. Maskapai ini telah menerapkan sejumlah langkah untuk mengurangi emisi CO2, termasuk perencanaan rute yang efisien dan penggunaan bahan bakar yang optimal.
Maskapai tersebut pun diketahui menggunakan bahan bakar ramah lingkungan yaitu Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan campuran bahan bakar jet konvensional dan bahan bakar ramah lingkungan sehingga mampu mengurangi emisi hingga 80 persen.