Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konflik Iran-Israel, Airlangga Klaim Rupiah dan IHSG Masih Aman
16 April 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) masih terjaga aman. Hal ini merespons perkembangan konflik di Timur Tengah pasca serangan Israel ke fasilitas Diplomatik Iran di Damaskus dan serangan balasan Iran ke Israel.
ADVERTISEMENT
Pemerintah menyiapkan berbagai kebijakan, mulai dari bauran kebijakan fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN hingga memonitor kenaikan harga logistik dan minyak.
“Nilai tukar dan IHSG mengalami pelemahan secara global namun Indonesia dibandingkan peer countries relatif masih aman,” ujar Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4).
Rupiah Anjlok ke Rp 16.000-an per Dolar AS
Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 12:46 WIB, rupiah anjlok 307 poin (1,94 persen) ke level Rp 16.155 per dolar AS. Airlangga menegaskan indeks dolar menguat di tengah rilis data ekonomi Amerika yang menguat.
Eskalasi tentu meningkatkan ketidakpastian, sehingga perlu mitigasi aset beralih ke safe haven. Sedangkan dolar Amerika Serikat (USD) serta harga emas dan komoditas nikel menghadapi lonjakan.
Pemerintah juga memantau dampak depresiasi nilai tukar rupiah terhadap sektor riil. Nilai tukar rupiah tersebut sangat berpengaruh terhadap impor dan peluang eksportir mendapatkan devisa lebih banyak.
“Pemerintah terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi investor dan juga memperkuat daya saing dan juga menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Kepastian-kepastian ini harus dijaga,” terangnya.
ADVERTISEMENT
“Tentu nanti berbagai skenario sudah dibahas tentunya menjaga agar defisit berada di rentang yang diperbolehkan UU,” sambung Airlangga.
Airlangga menyebut ekonomi Indonesia secara fundamental masih kuat di tengah perkembangan konflik global itu.
"Secara fundamental perekonomian Indonesia tumbuh solid 5 persen. Dengan inflasi 2,5 plus minus 1 persen. Neraca dagang surplus. Cadangan devisa masih sekitar USD 136 miliar," kata Airlangga.