200 Jemaat Katedral Bandung ke Jakarta, Ikut Misa Agung Paus Fransiskus di GBK

5 September 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus menyampaikan sambutannya saat tiba di Gedung KWI, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Youtube/ Komsos KWI
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus menyampaikan sambutannya saat tiba di Gedung KWI, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Youtube/ Komsos KWI
ADVERTISEMENT
Jemaat Gereja Santo Petrus Katedral Bandung mengikuti rangkaian ibadah Misa Agung yang dipimpin Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (5/9). Sebanyak 200 jemaat, berangkat dengan menggunakan bus.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia Gereja Santo Petrus Katedral Bandung, Hady Hartanto menyampaikan, persiapan untuk ibadah bersama Paus Fransiskus itu dilakukan dengan matang.
"Dari kami yang akan berangkat itu sebanyak 200 orang menggunakan 5 bus menuju Jakarta. Kami kumpul pukul 06.00 WIB di Katedral dan akan berangkat pukul 07.00 WIB, dan rencananya sampai GBK pukul 13.00 WIB," ujar Hady, Selasa (3/9).
Hady pun memastikan, para jemaat bakal mengikuti semua rangkaian ibadah di sana. Termasuk Misa Agung yang akan digelar pada sore hari bersama Paus Fransiskus.
Bagi Hady dan jemaat Gereja Santo Petrus Katedral Bandung, kunjungan Paus Fransiskus merupakan momentum penting dan berharga.
"Kami sangat bersyukur kepada Tuhan bahwa kami menjadi hamba-hambanya yang terpilih untuk bisa bertemu Bapak Paus, kami mengikuti semua rangkaian dan apa pun pesan dari Bapak Paus yang akan kami laksanakan, kami teruskan kepada umat-umat yang lain di Katedral ini," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai jemaat yang berangkat, Hady mengatakan mereka lebih dulu dipilih berdasarkan kesiapannya. Di antaranya, mereka mesti mumpuni secara kesehatan fisik, selain dapat menyesuaikan dengan agenda dan kondisi di lapangan.
"Umat ini berdomisili di Paroki Katedral, lalu umat yang memiliki riwayat kesehatan dan fisik yang kuat. Sebab, perjalanan ini membutuhkan waktu yang sangat panjang dan situasi di sana itu mungkin tidak akan nyaman," ucapnya.
Sementara itu, Pastur Kosman Sianturi menambahkan, kunjungan Paus Fransiskus merupakan kali ketiga dari sejarah Kepausan. Dia menjelaskan kunjungan pertama Kepausan ialah pada tahun 1970, lalu 1989 oleh Paus II, dan yang ketiga 2024.
"Jadi kami juga melihat bahwa umat mau membawa ini menjadi sebuah momen yang terkait dengan kehidupan spiritual, berjumpa dengan Paus adalah kegembiraan besar bagi kami," kata Kosman.
ADVERTISEMENT
Dia menilai kunjungan Paus Fransiskus juga sebagai simbol kepemimpinan sentral dalam Gereja Katolik. Dia berharap kelak para jemaat yang datang ke Jakarta untuk Misa Agung bersama Paus, tidak menganggap perjalanannya wisata, melainkan ziarah.
Karena itu juga, menurutnya, para jemaat yang berangkat perlu lebih mempersiapkan diri.
"Kunjungan ini bukan wisata tapi semacam ziarah. Jadi karena ini peziarahan mungkin kami butuh perjuangan lebih,” katanya.
“Kami berharap umat juga menunjukkan bahwa ini adalah sebuah peziarahan bahwa mereka mulai mempersiapkan diri. Itu paling utama," pungkas dia.