Paus Fransiskus: Berbagi Mistik Hidup Bersama di Terowongan Silaturahim

5 September 2024 11:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 24 Desember 2024 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus membacakan deklarasi didampingi oleh Imam Besar Masjid Nazaruddin Umar dan Kardinal Ignasius Suharyo di Masjid Istiqlal, Kamis (5/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus membacakan deklarasi didampingi oleh Imam Besar Masjid Nazaruddin Umar dan Kardinal Ignasius Suharyo di Masjid Istiqlal, Kamis (5/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus menyampaikan sambutannya, pada acara penandatanganan deklarasi Istiqlal. Pada acara tersebut, Paus terkesan dengan konsep Terowongan Silaturahim, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta.
ADVERTISEMENT
Paus berharap, umat beragama yang melintasi terowongan tersebut bisa menemukan pengalaman mistik tentang persaudaraan.
"Sungguh lorong ini memungkinkan perjumpaan dialog dan kemungkinannya ada untuk menemukan dan membagikan mistik hidup bersama, berbaur, dan bertemu mengambil bagian dalam gelombang yang meskipun agak kacau dapat menjadi pengalaman nyata persaudaraan dalam iring-iringan solidaritas," kata Paus Fransiskus, Kamis (5/9).
Pengalaman mistik yang disinggung Paus, sesuai dengan semangat Ignasian, pendiri ordo Jesuit, ordo yang diikuti Paus Fransiskus.
Pengalaman mistik itu diambil dari pencerahan Santo Ignasius di sebuah gua di Manresa, pada abad ke-16 silam.
Paus berharap, dengan adanya pengalaman mistik atau pencerahan, kemanusiaan dapat terjaga. Tanpa meninggalkan spiritualitas masing-masing.
Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Saya mendorong Anda untuk melanjutkan di jalan ini, sehingga kita semua bersama-sama, masing-masing mengembangkan spiritualitasnya dan mengamalkan agamanya, dapat berjalan dalam pencarian akan Allah," kata Paus.
ADVERTISEMENT
Sehingga tercipta suatu keberagaman antarumat beragama. Ia berharap, keberagaman tersebut memunculkan cinta kasih yang bisa melindungi antarumat beragama, dari bahaya-bahaya ekstremisme dan kerasnya hati.
"Saling menghargai dan mengasihi satu sama lain mampu melindungi diri dari kekerasan hati, fundamentalisme dan ekstremisme yang selalu berbahaya dan tak pernah dapat dibenarkan," tutup Paus.