Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
4 Hari yang Menggetarkan Hati: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
21 April 2025 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Wafatnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun, Senin (21/4), menghadirkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia—termasuk Indonesia, yang baru saja menyambut kehadirannya kurang dari setahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam lawatan historis selama empat hari pada September 2024, Paus Fransiskus bukan hanya hadir di Indonesia sebagai pemimpin Gereja Katolik, tetapi juga sebagai simbol persaudaraan dan toleransi di negeri yang kaya akan keberagaman ini.
Kunjungan itu menjadi momentum langka setelah penantian selama 35 tahun, yang disambut dengan antusiasme luar biasa oleh masyarakat Indonesia.
Empat hari Paus Fransiskus berada di Tanah Air. Ia tiba di Indonesia pada Selasa (3/9/2024), kemudian bertolak ke Papua Nugini untuk melanjutkan perjalanan apostoliknya, Jumat (6/9).
Pesawat yang membawanya meninggalkan Indonesia pukul 10.36 WIB. Paus menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 7780. Pesawat ini tipe Airbus A330-900Neo.
Momen kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan sejarah dan penantian panjang dalam 35 tahun. Sosoknya yang ramah dan sederhana juga selalu menjadi inspirasi bagi jemaatnya.
Masyarakat Indonesia, terlebih umat Katolik, menyambut hangat kedatangan Paus ke Tanah Air. Selama menyambangi Jakarta, ia mengendarai mobil Innova Zenix dengan pelat nomor SCV 1.
ADVERTISEMENT
Paus selalu duduk di depan sebelah sopir. Sepanjang perjalanan, Paus terpantau selalu membuka jendela mobil dan menyapa warga.
Memulai perjalanan di Indonesia, Paus bertemu dengan Presiden Jokowi pada Rabu (4/9). Dalam sambutannya, Jokowi menyebut bahwa kunjungan Paus ke Indonesia memiliki pesan penting untuk merayakan perbedaan. Ia mengatakan kepada Paus bahwa Indonesia merupakan negara majemuk.
Keesokan harinya, Kamis (5/9), ia melakukan kunjungan ke Istiqlal, menyapa penyandang disabilitas di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), hingga puncaknya memimpin Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dihadiri 96 ribu jemaat dari seluruh Indonesia.
Sebelum Misa Agung di GBK, Paus menaiki kendaraan Maung yang telah dimodifikasi. Ia bahkan sempat menggoyangkan badannya saat umat Katolik menyambutnya dengan yel-yel Viva Il Papa.
ADVERTISEMENT
Usai rangkaian Misa Agung, Paus pun diantar berkeliling menyapa dan memberikan Rosario untuk para jemaat.
Dalam lawatan ke Indonesia, Paus memang kerap memberkati sejumlah warga yang menghampirinya, dari anak-anak hingga ibu hamil. Tak sedikit warga yang menitikan air mata haru saat melihatnya secara langsung.
Warga berkerumun melepas kepergian Paus di sekitar Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta Pusat. Paus sempat menyapa beberapa di antaranya, dan melanjutkan perjalanan ke Bandara Soekarno-Hatta untuk segera bertolak ke Papua Nugini.
Wafatnya Paus Fransiskus telah mengakhiri langkah fisiknya di dunia, tetapi jejak kasih, kesederhanaan, dan semangat persatuannya akan terus hidup di hati jutaan umat—termasuk mereka yang pernah merasakan hangat sapanya di tanah Indonesia.